Berperilaku secara sopan dan santun tidak akan mengurangi keuntunganmu untuk hari itu kan? Justru kalau dari sisi positifnya, hubungan akan terjalin dengan hangat karena adanya tata krama yang baik dan benar. Tidak ada seperti merendahkan dan meninggikan. Bukan sopan yang wah atau gimana, bagaimana bertatakrama yang baik dan benar, cukup melakukan seperti itu. Tidak merugikanmu kan?
yap, pasti tidak merugikanmu, sangat-sangat tidak merugikanmu, justru menguntungkanmu...
Waktu itu kami lagi nongkrong di kampung tercinta, biasalah para mahasiswa yang sudah tamat kecuali aku dan sudah susah berkumpul dengan teman SMA dulu dikarenakan lokasi kuliah dulu yang berbeda-beda dan sekarang juga tempat kerja yang berbeda-beda juga. jadi kalau ada kesempatan untuk berkumpul dan bertemu, maka kami akan melakukannya sebisa mungkin untuk berkumpul kembali, alias reuni. Banyak cerita yang dari zaman kami SMA yang tidak habis-habis masa ceritanya, alias tidak pernah basi. Ketika diceritakan kembali akan menimbulkan gelak tawa yang melupakan kepenatan hari itu untuk sesaat.
suasana yang dingin, hujan, dan malam. Kami beberapa orang berjumpa, ya biasalah hangout dari rumah. Di tempat nongkrong, kami memesan apa yang mau dipesan. Pesanan datang, tak lupa aku mengucapkan terimakasih, sudah kebiasaan. Dan temanku satu lagi datang, dari tempat yang jauh gelap dan sunyi menembus hujan dan dinginnya malam, dia paksakan datang untuk berkumpul, tapi apa yang kami pesan sebelumnya sudah habis, jadi dia memesan punyanya sendiri. Dia melambaikan tangan, memutar-mutarnya. Seperti bos lah bisa dibilang. Si ibu datang, dan dia memesan. Tapi si ibu bertanya bukan apa pesanannya, "Gimana tadi manggilnya?". kawanku ini tidak menyimak karena asyik dengan handphonenya, jadi si ibu, udahlah, dan pergi. Si kawan pun bertanya padaku kenapa?
Dengan agak kesal si ibu itu pergi, dari raut wajahnya nampak jelas dia tidak suka. Tapi si kawan awak ini tidak memperdulikan hal itu pula. Pelanggan adalah Raja. Mungkin persepsi itu terpancar di otak dan menggema-gema selamanya. Aku bukan mau menjelek-jelekkan temanku, hanya mau menuliskan apa yang mau ku tuliskan. Manatau bisa menjadi pembelajaran buat kita semua.
Tidak ada salahnya kita memesan dengan sopan dan baik kan? Apalagi dia lebih tua dari kita. Buatlah yang lebih muda, jadi kita songong mesannya, tapi kalau sama yang lebih tua kan bisa agak sopan. Kawanku itu mungkin tidak sadar melakukan hal itu. Tapi ketidaksadaran itu biasanya kebiasaan yang sudah berulang kali kita lakukan dan ketika kita melakukannya menjadi tidak sadar karena sudah terbiasa.
Tidak ada salahnya kan kita melambaikan tangan sambil memanggil 'bu' atau 'kak', gak rugi kok kita. Tidak memesannya dengan jutek, kalau penjualnya tidak becus, ya mungkin jadi jengkel, tapi kalau baru mesan, kan jangan langsung juteklah. Ya, itu memang pekerjaan mereka. Tapi tidak ada salahnya tetap berperilaku sopan kan?
Tibalah ketika pembayaran, si ibu ini meliha meja kami yang memanggil ingin membayar, dengan muka jutek dan kesalnya dia datang dan menyebutkan harga yang perlu kami bayarkan dengan nada kesal juga. Masih marah si ibu ini, pikirku dalam hati. Setelah uangnya ada, aku bayarkan...
Dengan nada ramah, aku memberikan uang itu,"Ini bu, makasih ya".
Menurutmu apa yang terjadi? Ibu yang kesal dan sudah agak ketus tadi ngomongnya, tiba-tiba berubah dalam sekejab. sambil mengatakan ,"iya nak". Padahal dari tadi dia tidak menggunakan sapaan kepada kami selama meminta harga yang mau dibayarkan. Tapi tiba-tiba berubah, mukanya juga berubah.
Mungkin hal sepele, tapi marilah saling menghargai. Semua memang punya pekerjaan masiing-masing. Tapi tidak ada salahnya kita mengucapkan terimakasi atas jasa yang diberikan kepada kita kan?
|
my mum |
Dan karena hari ini tulisan bertepatan menulis tentang ibu-ibu, dan mama ku hari ini ulangtahun. Selamat ulangtahun buat mama. doa kami selalu bersamamu. Tetap fight ya ma... :)
Salam harjoshrian...