Thursday, July 27, 2017

Terbesit...

Sejenak ku terduduk disini
Ditemani malam angin menghembus
Dengan bintang yang tak tampak
Dengan tatapan kosong ke depan
Menandakan pikiran sedang melayang

Terbesit dalam ingatanku
Kala di mushallah SD berdiri
Melambai-lambai tak menentu
Berharap ada yang terjadi

Ya, aku ingin kau melihatku
Kala waktu libur tak bertemu
Membuat rindu kian menggebu
Ide cara dipadu jadi satu
Jadilah aku melambai tak menentu

Dalam telpon kau berucap padaku
Lambaianku tersampai pandanganmu
Bak orang gila yang menderu
Kita senang karena hal kecil jadi seru

Rumahku rumahmu tidak berjarak jauh
Tapi sulit untuk kita berkelut dengan rindu
Tak apa aku harus menahan rindu
Karena akan ada waktunya bertemu
Tiba-tiba terbesit, tentang kisah dulu

02 juni 2017

Sensor Pendeteksi Orang di Sekitar Kita.....

Kalau kita bicara sensor, pasti kita akan langsung mengaitkan dengan kecanggihan sebuah teknologi untuk mendeteksi sesuatu. apapun itu...

Tapi sadar atau tidak sadar, kita punya sensor alami itu dalam diri kita, terkhusus untuk mendeteksi orang-orang di sekitar kita...

Orang-orang yang sudah kita kenal, dan rekam dalam memory kita, dan berinteraksi dengan mereka, kita akan punya sensor untuk mendekteksi mereka.

Simple nya seperti ini. Aku kalau sudah kenal seseorang, dari jauh pun kadang sudah terasa, kalau ada dia di sekitar kita, dan akan membuat kita melihat sekeliling kita. 

Tapi orang yang tidak kita kenal, kita akan biasa saja. mungkin kita kenal sedikit dengan dia, tapi kita tidak bisa merasakan kehadirannya di sekitar kita. Sampai dia permisi pergi, baru kita sadar, kalau dia ada di depan kita.

Hal yang paling mudah adalah, orang yang kita kasihi, dengan orang yang tidak berpengaruh pada diri kita sama sekali. Kita pasti bisa mendeteksinya. Kalau kau tidak bisa mendeteksinya, berearti dia masih belum berpengaruh dalam hidup kita, alias flat.

Salam harjoshrian...

Thursday, July 20, 2017

Basa-basi yang memukul Kepala...

Tadi aku belanja,untuk masak hari ini. Supaya sehat dan hemat memang cocoknya masak sendiri. Aku bergegas dari kampus ke pasar/pajak sore...

Ketika aku terakhir membeli tomat dan cabe, ibu penjualnya berbasa-basi ngobrol denganku...

"Gak setengah kilo aja tomatnya dek?"
"Gak bu,nanti busuk. Sayang. Kalo habis beli lagi"
"Oh iya pula ya, marga apa kau?"
"Marga siburian bu",sambil memberi uang belanja.
"Mama orang mana?
"Orang medan bu" sambil nerima kembalian.
"Oh ya? Jadi kenapa ngekos?" mungkin disimpulkan karena aku masak sendiri...
"Ya bu. Tapi udah dibawa bapak lah ke kampung".
"Dimanaa kampungmu?"
"Sidikalang bu" aku selalu gak smpat nanya marga ibu it.
"Sidikalang? Dimananya di sidikalang?", aku berpikir si ibu orang sidikalang.
"Jalan runding bu" jawabku dengan antusias.
"Jalaan runding,mau ke kampung karo?"
Aku berfikir sebentar,"Bisa juga ke kampung karo bu".
"Kalo kau pulkam,bawa kopi sidikalaang ya. Enak kopinya. Ku bayaar pun" kata si ibu. Padahal aku baru jumpa. Ya,namanya basa-basi,pikirku
"Mamaa boru apa?"lanjutnya...
"Boru sinaga bu" jawabku sambil undur diri.
"Aku pergi ya bu"
"Oh ya. Iya lah. Bagus2 kau sekolah ya. Ingat mamakmu capek mangombak di kampung". Pesan ibu itu.
.
Sejenak aku terpukul. Padahal pikiran mangpmbak it seharusnya tak terbesit di pikiran si ibu. Kan mamakku ku blg org medan. Tapi dengan pesan seperri itu aku jadi berpikir,kayaknya itu bukan suatu kebetulan. Kayaknya itu sebuah peringatan.
.
Huh. 
.
Salam harjoshrian...

Wednesday, July 19, 2017

Daun-daun pun Tahu...

Daun-daun pada pohon bergoyang
Kesana kemari tapi tetap melekat pada pohon
Terkadang aku memperhatikan
Dengan diselingi suara burung bernyanyi
Angin menghembus ke segala arah
Seakan mengatakan "pergilah"
"Berlarilah" "Gapailah"
"kau hidup bebas, tidak seperti kami"
"Tetap disini, meski angin menghempas kami"
"Ingin kami beranjak menikmati dunia"
"tapi kau duduk di kursi depan kamarmu"
"tidak ada semangat"
Aku perhatikan lagi
Ada dedaunan yang tua layu kering
Melekat tanpa lelah pada pohon
Seperti aku yang seperti tidak bisa berbuat apa-apa
Itulah jalan hidup
Tak ada yang tahu
"pergilah" adalah sebuah kata singkat
Tapi punya berbagai makna
Tergantung siapa yang mendengar
Daun-daun pun tahu
Tapi menjadi seperti diam tak tahu

haryono, 01 Juni 2017

Akankah Esok Langit Tetap Biru?

 

Ku menatap ke atas
Di depan pintu kamarku
Bagaimana langit awan matahari
Berpadu memberika suatu keindahan

Langit yang biru menyelimuti semesta
Awan-awan putih ada menghiasinya
Matahari memberikan cahaya kepadanya
Kian memperindah angkasa raya

Kehidupan bak langit biru di angkasa
Ada awan yang bisa menghitam
Yang menghalangi sinar matahari
Sehingga tampak gelaplah angkasa

Kehidupan sering diterjang awan gelap
menghilangkan kecerahan hari-hari
Hari-hari yang sedang dijalani
Membuat kadang berpikir
Akankah esok langit tetap tampak biru?

Tuesday, July 18, 2017

Cinta atau Penasaran?

 

Tadi aku nonton film "Single" nya Radytia dika. Garing sih kalau aku menilai, tapi segaring2nya dia, masih sangat lebih garing lagi aku nya. Di ending film ada aku setuju pada satu pernyataannya. Kalau orang suka sama orang, IQ nya itu turun sampai 10% sehingga kadang terlalu bodoh. Tapi sebodoh-bodohnya orang yang suka sama orang lain, kau harus bisa pastiin, itu cinta atau penasaran...

Cinta atau Penasaran?

Biasanya orang menghubungkan cinta dengan Nafsu, atau love and lust. Kau itu cinta atau nafsu dengan lawan jenismu itu. Tapi kali ini beda, kita disuguhkan dengan sebuah pernyataan Cinta atau Penasaran...

sadar atau gak sadar, ketika kita suka pada seseorang, hal yang paling segera kita lakukan adalah, kita ingin tau tentang dia, siapa dirinya, bagaimana kehidupannya. Bagi orang yang terbuka, informasi itu sangat mudah di dapat, tinggal kita perhatiin bentar, atau tanya temannya, udah, dapat. Tapi bagaimana dengan orang yang tertutup? sangat sulit mengenal dirinya, tanpa dekat dengan dia, jadi kita berusaha dekat dengan dia. 

Kita udah suka sama dia, dan berusaha dekat lagi dengan bersama-sama supaya bisa kenal dengan dia, sehingga rasa suka makin besar. Ibarat orang yang tidak punya rasa suka sebelumnya, kalau sering bersama-sama, rasa itu sedikit demi sedikit bisa timbul. Apalagi kalau kau udah suka, jadi kita tidak tahu itu cinta atau hanya rasa penasaran kita terhadap seseorang itu...

coba perhatikan orang dekat kita, maksudku gebetan kita. Kita itu penasaran terhadap dirinya atau cinta pada dirinya? Kalau kita cinta, pasti akan selalu memberi. Tapi kalau kita hanya penasaran, ketika rasa penasaran kita itu sudah terpenuhi. Bye bye.

Cinta atau Penasaran?

Pernyataan simpel, tapi aku sangat yakin, kita gak akan sadar, kita di posisi/bagian mana. Orang yang mencintaikah atau orang yang hanya sekedar penasaran...

Salam Harjoshrian...

Wednesday, July 5, 2017

Dimanapun dan Kapanpun, tidak ada Salahnya Tetap Sopan kan?


Berperilaku secara sopan dan santun tidak akan mengurangi keuntunganmu untuk hari itu kan? Justru kalau dari sisi positifnya, hubungan akan terjalin dengan hangat karena adanya tata krama yang baik dan benar. Tidak ada seperti merendahkan dan meninggikan. Bukan sopan yang wah atau gimana, bagaimana bertatakrama yang baik dan benar, cukup melakukan seperti itu. Tidak merugikanmu kan?

yap, pasti tidak merugikanmu, sangat-sangat tidak merugikanmu, justru menguntungkanmu...

Waktu itu kami lagi nongkrong di kampung tercinta, biasalah para mahasiswa yang sudah tamat kecuali aku dan sudah susah berkumpul dengan teman SMA dulu dikarenakan lokasi kuliah dulu yang berbeda-beda dan sekarang juga tempat kerja yang berbeda-beda juga. jadi kalau ada kesempatan untuk berkumpul dan bertemu, maka kami akan melakukannya sebisa mungkin untuk berkumpul kembali, alias reuni. Banyak cerita yang dari zaman kami SMA yang tidak habis-habis masa ceritanya, alias tidak pernah basi. Ketika diceritakan kembali akan menimbulkan gelak tawa yang melupakan kepenatan hari itu untuk sesaat.

suasana yang dingin, hujan, dan malam. Kami beberapa orang berjumpa, ya biasalah hangout dari rumah. Di tempat nongkrong, kami memesan apa yang mau dipesan. Pesanan datang, tak lupa aku mengucapkan terimakasih, sudah kebiasaan. Dan temanku satu lagi datang, dari tempat yang jauh gelap dan sunyi menembus hujan dan dinginnya malam, dia paksakan datang untuk berkumpul, tapi apa yang kami pesan sebelumnya sudah habis, jadi dia memesan punyanya sendiri. Dia melambaikan tangan, memutar-mutarnya. Seperti bos lah bisa dibilang. Si ibu datang, dan dia memesan. Tapi si ibu bertanya bukan apa pesanannya, "Gimana tadi manggilnya?". kawanku ini tidak menyimak karena asyik dengan handphonenya, jadi si ibu, udahlah, dan pergi. Si kawan pun bertanya padaku kenapa? 

Dengan agak kesal si ibu itu pergi, dari raut wajahnya nampak jelas dia tidak suka. Tapi si kawan awak ini tidak memperdulikan hal itu pula. Pelanggan adalah Raja. Mungkin persepsi itu terpancar di otak dan menggema-gema selamanya. Aku bukan mau menjelek-jelekkan temanku, hanya mau menuliskan apa yang mau ku tuliskan. Manatau bisa menjadi pembelajaran buat kita semua.

Tidak ada salahnya kita memesan dengan sopan dan baik kan? Apalagi dia lebih tua dari kita. Buatlah yang lebih muda, jadi kita songong mesannya, tapi kalau sama yang lebih tua kan bisa agak sopan. Kawanku itu mungkin tidak sadar melakukan hal itu. Tapi ketidaksadaran itu biasanya kebiasaan yang sudah berulang kali kita lakukan dan ketika kita melakukannya menjadi tidak sadar karena sudah terbiasa. 

Tidak ada salahnya kan kita melambaikan tangan sambil memanggil 'bu' atau 'kak', gak rugi kok kita. Tidak memesannya dengan jutek, kalau penjualnya tidak becus, ya mungkin jadi jengkel, tapi kalau baru mesan, kan jangan langsung juteklah. Ya, itu memang pekerjaan mereka. Tapi tidak ada salahnya tetap berperilaku sopan kan?

Tibalah ketika pembayaran, si ibu ini meliha meja kami yang memanggil ingin membayar, dengan muka jutek dan kesalnya dia datang dan menyebutkan harga yang perlu kami bayarkan dengan nada kesal juga. Masih marah si ibu ini, pikirku dalam hati. Setelah uangnya ada, aku bayarkan...

Dengan nada ramah, aku memberikan uang itu,"Ini bu, makasih ya".

Menurutmu apa yang terjadi? Ibu yang kesal dan sudah agak ketus tadi ngomongnya, tiba-tiba berubah dalam sekejab. sambil mengatakan ,"iya nak". Padahal dari tadi dia tidak menggunakan sapaan kepada kami selama meminta harga yang mau dibayarkan. Tapi tiba-tiba berubah, mukanya juga berubah.

Mungkin hal sepele, tapi marilah saling menghargai. Semua memang punya pekerjaan masiing-masing. Tapi tidak ada salahnya kita mengucapkan terimakasi atas jasa yang diberikan kepada kita kan?



my mum
Dan karena hari ini tulisan bertepatan menulis tentang ibu-ibu, dan mama ku hari ini ulangtahun. Selamat ulangtahun buat mama. doa kami selalu bersamamu. Tetap fight ya ma... :)
Salam harjoshrian...

LIRIK LAGU TERBARU ROHAKKU - JUN MUNTHE