Monday, December 26, 2016

Kucing Makan Sayur, Anjing makan Jeruk...

 
Ketika kalian membaca judul yang aku berikan, mungkin akan berfikir kalau judulnya merupakan sebuah kiasan kan. Sebenarnya tidak,itu memang benar adanya...

Aku kalau makan, harus pakai kuah sayur, jadi harus masak sayur, tapi sayur nya aku tidak makan. Jadi aku punya kucing, aku latih dia makan sayur, sebenarnya gak dilatih sih, tapi gak tau kenapa si kucing suka makan sayur. Sangking parahnya, aku pernah buat test/percobaan. Ikan dan sayur ku tawarkan sama si kucing,ku kasih bersampingan. Tau apa dipilihnya? iyap, SAYUR. sayang kali kucingnya udah mati, seharusnya aku videokan kian itu dulu bah...

saai ini kami punya beberapa ekor anak anjing. kami buat mereka di ladang,supaya di rumah gak ke jalan raya, biar gak ditabrak kendaraan.. di ladang kami menanam jeruk. hahahah. sudah bisa ditebak kan? percaya atau gak percaya, tapi itu lah kenyataannya. Anjing kami suka makan sayur, ada beberapa ekor,tapi gak ikut kulit ya. mungkin nanti bisa ku videokan. karena masih kecil,jadi masih banyak moment untuk membuat videonya...

aneh sih iya, tapi itu lah nyatanya

Salam Harjoshrian

Bersahabatlah dulu...


Aku teringat buku yang ku baca tempo dulu... Bagaimana menghadapi perasaan yang galau gak menentu yang memikirkan  melulu. Kenapa terburu-buru mencari temanhidup kalau bukan kebutuhan saat ini. Saran penulis adalah, bersahabatlah dengan mereka, bukan menjadikan mereka pasangan tapi menjadikan mereka sahabat...

waktu itu aku berpikir ketika membaca buku itu... Bagaimana lah bersahabat dengan banyak mereka. Nanti jadi kayak penabur pulak... Lagian gak seru lah, cuma bersahabat aja lah. ah, gak serulah buku ini...

Tapi yahh,aku setuju dengan buku itu saat ini. Kenapaharus segera berpacaran, bersahabat lah. Mengenal dalamkasih dalam suatu persahabatan dalam Kristus sangat menyenangkan...

Mereka yangku kenal dan akrab denganku, sangat bersyukur akan halitu. setidaknya akubisa mengenalmereka...

Salam Harjoshrian...

Thursday, December 22, 2016

Telor Bulat (selamat hari ibu)

 
Telor bulat
entah darimana asalnya dikatakan seperti itu
bukan bulat
tapi lonjong
yang benar telur lonjong
tapi
kalau itu dikatakan sekarang
aneh di kuping kita
telor bulat yang pas
itu lah kebiasaan yang dibenarkan
kalau gak pas di kuping
berarti salah
Namanya juga DUNIA

Telor bulat
tidak akan pernah ku lupakan
walaupun ayam tak bisa bertelur lagi
aku akan tetap mengingat telor bulat

Hari ulang tahun
kesederhanaan adalah ciri keluargaku
tidak pernah ada pesta ulangtahun buatku
diingat aja udah syukur
tapi beda dengan mama bapakku
memang bukan pesta ulangtahun
tapi biasanya pasti ada peringatannya..

orang yang gak punya apa-apa
itu lah mereka
tapi bukan alasan merupakan hari spesial
Telor bulat
di tengah nasi putih
diberikan kepada kami ketika ulang tahun
kami anak-anaknya

walaupun ada kadang motong ayam
dan aku biasanya minta bukan ayam
tapi dimasakkan mie gomak
masakan mama ku
karena enak menurutku
dan memang, ketika aku ulangtahun
akhir bulan
biasanya lagi gak ada uang
tapi telor bulat selalu ada

ibarat pertanda
telor bulat di tengah nasi putih
adalah hari ulangtahun di antara kami
mungkin tidak ada kue
tidak ada orang banyak
tidak ada lagu selamat ulangtahun
hanya telor bulat dan doa
doa yang sangat tulus dari mulut orangtuaku

Telor Bulat
banyak kisah di balikmu

Selamat hari Ibu...

Salam Harjoshrian...

Kalau Gak dicoba dan dilatih, Memang tidak akan pernah BISA...


Aku belajar bermain gitar itu mulai kelas dua sma. Tidak ada yang mengajari aku, aku hanya melihat kawan-kawanku bermain dan aku pun menjadi tertarik. Saat itu entah kenapa, bapakku membeli gitar tepat waktunya ketika aku ingin belajar. Tapi abangku meminta untuk dipake belajar katanya...

Tapi entah kenapa, abangku yang belajar, aku yang lebih tanggap. Yap, aku pindah ke tempat opungku, supaya lebih dekat dekat sekolah waktu itu. Karena aku sekolahnya dari pagi sampe malam, jadi mau gak mau di tempat opung aja. Pulang ke rumah pun gak ada guna lagi, karena aku difokuskan memang untuk belajar waktu itu...

buku lagu, berisi lagu dan chordnya adalah bahanku untuk belajar. Sekalian belajar dengan teman-teman. Kami memainkan lagu dari buku-buku itu. Saat itu kami tidak tau nada, yang kami tau kunci C seperti ini, kunci G seperti ini, begitu lah seterusnya...

Tibalah natal kelas 3 sma. Kami terpilih salah satu untuk mengisi memberikan satu persembahan pujian. Dan aku salah satu pemusiknya. Gitar, kami memainkan dengan dua gitar. Aku yang hanya memainkanny karena hapal menjadi sangat gugup. Tapi itu lah tantangannya, dan merupakan langkah awal aku berani tampil di depan...

Sma pun berakhir, masuklah kuliah. Aku kuliah di USU. aku mengikuti sebuah wadah pelayanan KMK USU. dan disini aku dibentuk lagi dan lagi... Aku diberi kesempatan bermain musik untuk kebaktian kebaktian... Natal kost ku juga 2 tahun lalu aku mnjadi pemain gitarnya...

Sudah lumayan banyak ku ikuti, tapi aku masih sangat jauh sebenarnya. Hingga aku pun belajar 1234567 do remi fa so la si do... Kepanitiaan KMRSU menjadi wadahku untuk bisa lebih belajar lagi. Aku juga bisa belajar keyboard. Semuanya otodidak, aku cari tau.

NAtal 17 desember 2016. Adalah kali pertama aku main melodi dalam ibadah, aku yang baru belajar dipaksa untuk mengeluarkan itu. Ya, memang bisa. walau masih sangat dasar...

Mungkin kita punya talenta. Tapi apakah Tuhan memberikannya hanya untuk jadi pajangan, atau diasah diasah untuk kemuliaan Nama Tuhan?

Kalau tidak belajar dan dilatih, sebesar apapun talenta yang diberikan kepada kita, kita tidak akan bisa melakukannya. Tapi kalau kita belajar dan melatihnya, sekecil apapun talenta it, kita pasti bisa melakukannya...

Salam Harjoshrian...

Wednesday, December 21, 2016

Mengapa Ketika hawa memakan buah larangan itu, Tidak mengetahui dirinya telanjang?

 
Sekarang adalah musim nya perayaan Natal. Hampir semua instansi mengadakan perayaan akan hal ini sebelum malam natal tanggal 24 Desember nanti...

Di sekolah, kampus, kantor, masyarakat, semua merayakannya dengan berbagai cara. Dan tookoh yang pasti tidak terlupakan adalah Yesus yang datang untuk menebus dosa manusia. Dosa dimulai dari Adam dan hawa, hingga Yesus menyelesaikannya. Dari penciptaan sampai penebusan, itu merupakan bagian dari perayaan natal saat ini...

Banyak kreasi dari orang-orang kreatif untuk menyampaikan pesan Natal itu. Salah satunya yang paling menarik perhatian adalah Drama, bgaimana Allah menciptakan semuanya, Bagaimana manusia jatuh ke dalam dosa, bagaimana Yesus lahir... Merupakan bagian yang sangat sering dibuat dalam bentuk drama untuk menyampaikannya...

Yang menarik perhatianku bulan ini adalah judul yang ku berikan diatas, "Mengapa ketika si hawa memakan buah larangan itu, dia tidak mengetahui dirinya telanjang.." coba kita lihat ayat Alkitab Kejadian 3:6b "lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya".

Bisa kita lihat di ayat 7 "Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang, lalu mereka menyematdaun pohon ara dan membuat cawat".

Setelah adam memakannya barula mereka mengetahui diri mereka telanjang. Jadi kenapa ketika si hawa memakannya pertama sekali, dia tidak mengetahui dirinya telanjang? pertanyaan ini berputar-putar di otakku. hhahaha. Apakah kamu tahu alasannya?

mungkin kita tidak tahu alasannya, karena kita hanyalah manusia bodoh yang tidak akan mengerti. Bisa bantu aku? Berikan komentarmu di bawah. Terima kasih...

Salam Harjoshrian

Monday, December 19, 2016

"Yahhh, Udah Berakhir Pelayanan satu ini" Atau "Yes, akhirnya pelayanan ini berakhir"

 
Yap, aku setuju memang tidak ada kata berakhir untuk pelayanan dan melayani. Selama kita hidup, kita ada untuk melayani. Seperti thema natal kami semalam di P3KS, Born to Serve. Kalimat sederhana tapi tegas makna yang ingin disampaikannya...

Memang tidak ada akhir, tapi tak bisa kita pungkiri, pelayanan kita berbeda-beda bentuknya, dan ada masanya. Contohnya, sebuah kepanitiaan akan berakhir dengan adanya LPJ dan pembubaran. Mungkin pelayanan pribadi yang tetap berjalan sesama panitia...

Yap seperti itu lah. Yang menjadi pertanyaanny, apa yang kau rasakan ketika satu pelayanan selesai? Seperti judul yang ku berikan di atas, ada dua pernyataan. Dan pernyataan itu membuktikan kalau kau menikmati pelayanan yang baru kau kerjakan atau tidak...

1. "Yahhh, Udah Berakhir Pelayanan satu ini".
Menandakan ada sedikit kekecewaan karena berakhirnya pelayanan ini. Seperti ada yang tiba-tiba harus ditarik dari dalam diri kita yang akan menjadi kosong. Mungkin seperti rutinitas jadi tidak ada (jauh-jauh lah hal ini, hahaha). Gak nyangka bisa menyelesaikannya dengan baik...

2. "Yes, akhirnya pelayanan ini berakhir".
Menandakan kesenangan yang luar biasa, seperti keluar dari penjara ke dunia bebas, atau simplenya karena baru merasakan hidup listrik dari kepadamannya berjam-jam. Maksudnya, sangat senang akhirnya berakhir, sangat ditunggu akhir ini...

Terserah kita mau memilih mana, bisa kita tarik ke diri kita sendiri. Apakah menikmati selamaini atau tidak...
Born to Serve, semangat untuk melayani teman-teman...

SalamHarjoshrian...

Saturday, December 17, 2016

Orang Gila (Pdt. Stephen Tong) pun Diganggu Ormas, THH...

 
Aku dari aksi di Bandung kemarin itu, mencari judul yang pas untuk membuat tulisanku. Apalah yang cocok ku buat sebagai tulisanku untuk menyuarakan opiniku tentang aksi pembubaran KKR itu ya. Semalam kami ibadah KKR natal oleh STEMI juga di Medan, dan ketika aku melihat kakek Tua renta ini, Aku pun mendapatkan judul yang tepat. "orang gila pun diganggu ormas...

Agak negatif ya judulku, tapi itu lah ungkapan yang pas menurutku, Menyebut dia sebagai orang gila, orang yang sangat-sangat gila, bukan karena kehilangan akal budinya, tapi karena kalian tahu juga bagaimana... Kakek ini memang orang gila paling gila... Kenapa ku bilang seperti itu?

Yap, dia adalah pdt.Stephen Tong. Siapa yang tidak kenal beliau? salah satu pengkhotbah tersohor di dunia, dan setelah kejadian Bandung, namanya semakin terkenal lagi, Tapi yang ditunjukkannya adalah kasih dari Kristus itu...

Kenapa gila? aku memang harus mengatakan dia orang paling gila sedunia. Kakek tua dengan umur 76 tahun seharusnya istirahat di rumah. Apalagi dengan sejumlah penyakit yang dia derita, kita bisa melihat bagaimana batuknya ketika berkhotbah, itu bukan batuk biasa bung. Itu terasa sakit bagi yang mendengarnya. Jalan harus dipapah, tapi ketika khotbah, berdiri berjam-jam sampai ibadah selesai. Keliling dunia untuk berkhotbah, gak tau gimana dengan tubuh serenta itu harus keliling dunia demi berkhotbah. 

Harusnya dia istirahat di rumah, membiarkan yang lain lah dulu berkhotbah. Sembuhin sedikit penyakitnya. Minum susu dikursi goyang nya, sambil menikmati hadirat Tuhan. Tapi, seperti yang ku bilang tadi, dia itu orang gila, dia tidak akan melakukan itu, dia hanya mau menjalankan pelayanannya sampai akhir. wow. memang lah kau orang gila pak... sangat gila...

Lalu kita tilik lagi kejadian pembubaran KKR di Bandung. Kita bisa menghubungkan, kenapa orang gila seperti itu masih diganggu? Kenapa gak ganggu pejabat-pejabat di atas yang makan uang mereka. Kenapa harus orang gila yang diganggu? yang sudah membayar mahal untuk persiapan itu, emangnya ormas yang membiayai itu semua? Kan gak, aduh aduh. Orang gila pake diganggu. Gak akan didengarin, gak akan ngaruh. Penyakitnya aj gak dipedulikan, apalagi ketika dia memberitakan kebenaran...

Figur satu lagi adalah ahok, orang gila yang kata orang cakapnya kasar. Orang yang makan uang rakyat kan memang harus dikasarin sih. hehehe, tapi buka itu intinya. Dia gilak melawan pejabat-pejabat di atas sana. Dia harus melawan itu, dia juga orang gilak...

kenapa aku bilang orang gilak trus ya? hahaha.Memang seperti itu lah orang Kristen yang sudah ditebus dan lahir baru. Kita harus menjadi orang-orang gila di dunia ini. Ketika kebohongan dianggap menjadi kebenaran,kita harus menjadi terang membawa kebenaran itu. contoh kecilnya, kenapaketika ada orang jujur sangat disanjung? karena sudah sangat jarang orang seperti itu. 

Kenapa orang gila disebut orang gila? jawabannya, karena dia beda sendiri dengan sekitarnya, jadi dia dianggap aneh (gila). Begitu juga dengan kita, kita harus menjadi orang gila baru bisa dibilang Kristen,murid Kristus sejati. Hahahaha. Ketika orang menyogok, kita gak boleh. Ketika orang melawan arah dalam berkendara, kita tidak boleh walau harus memutar balik sangat jauh. Kita harus jadi orang bodoh di mata dunia ini. Karena kejujuran dan kebenaran itu dianggap aneh, kita harus menjadi bagian KEANEHAN itu. apakah itu harga mahal?

Jadi jangan hanya melihat bagaimana kegilaaan Pak Tong dan Pak Ahok yang menjadi viral belakangan ini,. Persiapkan juga diri kita untuk kegilaan yang lainnya. Berani benar dan jujur, menjadi aneh bagi dunia ini...

Salam Harjoshrian...

Perhatian Kecil di Hari Natal

 
Kemarin aku membaca postingan adek di facebook. Hal sederhana tapi sangat mengena. Seberapa sering kita mengatakan tidak diperhatikan? Benarkah kita tidak diperhatikan? Atau kita yang tidak peka? Kalian bisa membacanya disini bagaimana tulisan si adek menyadarkanku sedikit kalau aku diperhatikan juga. copy aja link ini: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1899396326946517&set=a.1433215440231277.1073741829.100006285032582&type=3&theater

Memang aku disadarkan sedikit, tapi lebih banyak aku lah pelaku itu. hahaha...

Hari ini aku menghadiri perayaan Natal lagi, kali ini adalah natal yang diselenggarakan oleh STEMI dan pastinya pak Pdt. Stephen Tong yang menjadi pengkhotbahnya. Memang tidak seperti natal-natal biasa. Kali ini temanya adalah bagaimana Firman dalam Sejarah. Ketika Pak Tong membukakan sejarah itu, apalagi ketika Jepang, air mataku tak terasa keluar juga. Sungguh kejam... Apakah Tuhan melihat itu semua? Pasti. Tapi, ah sudahlah, sangat banyak pertanyaan akan hal itu... Dan ketika Malam kudus lampu dimatikan, sungguh indah, seperti itulah indahnya kalau orang Kristen memancarkan terang kasih itu. Sengaja mengambil tempat di atas untuk menikmati keindahan itu...

Kenapa ku bilang perhatian kecil di Hari Natal? Di akhir acara, Pak Tong menyuruh kami menyalam 12 orang dan mengucap selamat natal, yang tidak sampai 12 orang, tidak bisa pulang, hahaha...

Tapi bukan itu juga yang ku maksud disini... Jadi begini...

Tadi aku kan ke acara peryaan Natal, dengan kesederhanaan luarbiasa, tanpa diberi minum, snack, panas, tempat duduk yang membuat pinggul lelah, memang bedalah. Aku datang dan mengajak satu adek pelayanan. Aku mengenal dia karena merupakan salah satu pengurus kami.

Malam itu kami mengambil tempat duduk di atas, karena cepat datang, jadi masih sepi dan kami pun leluasa memilih tempat duduk. Tapi dengan keleluasaan seperti itu pun, kami tetap salah memilih tempat duduk, kami duduk dimana jalur orang lalu lalang, sehingga kami harus maju mundur, mengamankan kaki di bawah supaya tidak terpijak. Walaupun jadi bisa jumpa dengan teman-teman yang lewat dari depan kami juga...

Suatu kali setelah sekian banyak orang lewat dari depan kami,"aduh", terdengar dari si adek.yah, kenapa lagi kalau bukan karena terpijak kakinya. Yea dengan muka yang masem, merengutkan mukanya menandakan seperti itu. sabar2lah yak. Hahaha. Trus apa perhatian kecil di Hari Natal nya? hahaha, penasaran amat sih kamu.

Setelah kaki adekku ini terpijak, orang masih tetap lalu lalang di depan kami, padahal udah penuh nya di area tempat kami. Aku melihat posisi kaki siadek. Jadi, setiap ada orang yang mau lewat, aku sengaja merapatkan kaki ku ke kaki nya. Tujuannya apa? supaya lebih nampak kaki itu, jadi nggak kena pijak lagi. Ataupun kalau kena pijak, kakiku aja, karena aku pake sepatu dansi adek kagak. Jadi setiap ada orang mau lewat, aku selalu melihat ke bawah, rapatkan sedikit. begitu lah seterusnya, sampai ibu disamping kami menyarankan ke PTK untuk menyuruh yang mau naik jangan dari depan kami...

hahaha, Perhatian Kecil di Hari Natal. Dia tidak akan sadar itu, dan tak perlu sadar akan hal itu. Peka akan perhatian itu mungkin penting, bagaimana kita diperhatikan, bagaimana kita melihat perhatian orang yang sangat kecil pun. Tapi yang lebih penting menurutku, pekalah memberi perhatian kepada orang lain, minimal orang di samping kita. hehehe. Selamat Hari Natal

Salam Harjoshrian...

Thursday, December 15, 2016

"Ibu" adalah Hal yang Terlupakan ketika UlangTahun

 
Kenapa aku buat judul seperti itu? sebelum temen-temen membaca postinganku, coba renungkan sejenak, waktu kalian ulangtahun, apa yang kalian lakuin? Bagaimana dengan ibu? Apa yang kalian lakuin ke ibu?
=================================
Susah kah buat jawabnya? Pasti susah, karena aku juga sangat tidak bisa menjawabnya...
=================================

Ketika itu adalah perayaan Natal fakultas kedokteran gigi kampusku. Bicara tentang natal, pastinya berbicara tentang Yesus yang datang ke dunia untuk menebus dosa manusia. Tapi sering kali, ibadah Natal itu bukan ditujukan kepada Yesus yang ulangtahun hari itu, tapi malahan hanya kepada jemaat yang hadir, bagaimana supaya jemaat yang hadir terhibur, bukan bagaimana supaya Tuhan Yesus tersenyum... Banyak sekali konsep natal yang bisa kita lihat dan saksikan...

Kala itu bang Gerhard Sipayung selaku pembicara dalam renungan natal sangat ayik membawakan khotbah dengan gayanya yang lucu dan menarik. Tapi tiba ketika dia menceritakan bagaimana mengajari anaknya ketika si anak ulang tahun.
"Jumpai mamak, jumpai mamak. Salam mamak,cium tangannya, bilang sama mamak, terimakasih sudah melahirkanku ya mak".
Si anak menurut meski masih umur 3 tahun, umur yang sangat bagus untuk mengajari anak,"Terimakasih sudah melahirkanku ya mak" sambil mencium tangan mamaknya...

Lalu bang Gerhard bertanya kepada kami semuaa, siapa yang pernah melakukan itu? Aku selaku jemaat yang mendengarkan dan merupakan bagian dari orang yang ditanya tidak bisa menjawab,"AKU BANG", karena aku memang tidak pernah melakukan itu. Tanpa terasa mataku berkaca-kaca, karena aku pakai kacamata jadi tidak kelihatan...
==================================
Kalau kita pikir-pikir, apakah pernah kita melakukan hal seperti itu? Yang ku ingat ketika ulangtahun adalah bagaimana orang-orang mengingatnya. Bagaimana orang tua ku membuat telur bulat di atas nasiku sebagai tanda aku ulangtahun hari itu. Hanya sesederhana itu aku sudah senang. Dengan kata lain, hanya kita diingat ulangtahunnya sudah sangat senang. Tapi kita melupakan satu hal, Ibu yang melahirkan kita. Kita malah minta hadiah kepada ibu kita, dan menangis kalau tidak mendapatkan apa-apa.

Bang Gerhard bilang,"Seharusnya mamak yang mendapatkan hadiah dari kita. Karena dia sudah berjuang melahirkan kita, bahkan lebih daripada itu, berjuang membesarkan kita. bisa saja kita digugurkan dalam kandungan, bisa saja kita dibuang ketika baru lahir ke sungai. Tapi dia tidak melakukan seperti itu, sehingga kita bisa seperti ini".

So? bagaimana? Ulangtahunmu sudah dekat? atau baru saja lewat? coba kita renungkan hal itu. Hal yang mungkin kita lupakan ketika ulangtahun...

Salam Harjoshrian...

Wednesday, December 14, 2016

Sejarah lagu Rohani "Yesus Kawan Sejati"

 
Syair : What a Friend We Have in Jesus, Joseph Scriven, 1855; terjemahan, Yayasan Musik Gerejawi, 1975. Filipi 4:6.
Lagu : CONVERSE (FRIENDSHIP; ERIE), Charles C. Converse, 1868

 
Pada saat umat Kristen di seluruh dunia berkumpul untuk berdoa, tidak ada lagu pilihan yang lebih sering terdengar daripada yang dikisahkan dalam pasal ini. Namun tidak ada nyanyian pujian yang riwayatnya lebih aneh daripada riwayat lagu tersebut. 

Anehnya, lagu yang membawa penghiburan kepada banyak orang itu diciptakan oleh seorang yang tak terhibur olehnya. Hidupnya malah diliputi kesedihan. Siapakah dia? 


Peristiwa yang Menyedihkan
 
Joseph M. Scriven dilahirkan di negeri Irlandia pada tahun 1819. Keluarganya cukup berada, dan ia pun mendapat pendidikan yang baik. Pada tahun 1842 ia tamat dari universitas. Ia hendak melangsungkan pernikahannya dengan seorang gadis Irlandia yang cantik. Harapan masa depan Joseph Scriven rupa-rupanya cerah sekali. 

Akan tetapi sehari sebelum hari perkawinan mereka, gadis tunangan Joseph Scriven mengalami kecelakaan dan mati tenggelam. Pemuda yang malang itu tentunya merasa patah hati. Di samping itu, ia pun mulai menghadapi persoalan dengan keluarganya, karena ia ikut golongan agama Kristen yang tidak disetujui oleh mereka. 

Akhirnya pada tahun 1844 pemuda yang sedih itu pindah ke negeri Canada. Selama beberapa waktu ia menjadi seorang guru--mula-mula di sekolah, kemudian sebagai pendidik khusus untuk anak-anak dalam sebuah keluarga yang kaya. 

Sekali lagi Joseph Scriven bertunangan, yaitu dengan saudara dari keluarga kaya tadi. Tetapi sekali lagi maut merenggut sukacita daripadanya. Setelah masa sakit yang pendek saja, kekasihnya itu meninggal dunia, tidak lama sebelum tanggal pernikahan mereka. 


Menolong Sesamanya
 
Dalam kesedihan yang tak terhiburkan, Joseph Scriven menyingkir dari tempat ramai. Ia tinggal seorang diri dalam sebuah pondok di pinggir danau. Cara hidupnya bersahaja. Uang dan tenaganya ia gunakan demi orang miskin. Ia mencari anak-anak yatim piatu supaya dapat ditolongnya. Ia bekerja sebagai tukang kayu sukarela bagi para janda yang kekurangan. Ia bahkan memberikan pakaiannya sendiri kepada orang-orang yang lebih memerlukannya. 

Pernah ada dua orang yang berpapasan di jalan dengan Joseph Scriven. Scriven memakai pakaian sederhana dan sedang menjinjing sebuah gergaji. 

Salah seorang dari dua sekawan itu memberi salam kepadanya.
Kemudian yang lainnya bertanya: "Kaukenal orang tadi? Siapa namanya? Di mana tempat tinggalnya? Saya perlu orang untuk memotong kayu bakar." 

Orang pertama menjawab: "Itulah Pak Scriven. Tetapi engkau tidak boleh memakai dia. Tentu ia tidak mau memotong kayu untukmu." 

"Mengapa tidak mau?" tanya orang kedua dengan heran. 

"Sebab engkau dapat mengupah tukang kayu yang bekerja padamu," temannya menjelaskan. "Ia hanya mau menggergaji kayu untuk para janda miskin dan orang sakit. " 


Surat Berupa Syair 

Sepuluh tahun setelah Joseph Scriven pindah ke Canada, ibunya di Irlandia sakit keras dan sangat sedih. Pak Scriven tidak sempat mengarungi samudra dan pulang ke negeri asalnya. Namun ia mendapat akal untuk menghibur ibunya: Seorang diri di kamarnya, ia menuliskan sebuah syair tentang Yesus, Kawan yang sejati bagi orang yang lemah. Satu salinan ia kirimkan kepada ibunya di Irlandia. Satu lagi ia simpan, dan segera melupakannya. 

Beberapa tahun kemudian, Joseph Scriven sendiri jatuh sakit. Seorang tetangga yang merawat dia menemukan di kamarnya salinan syair tadi. Ia senang akan isinya, dan bertanya kepada Pak Scriven tentang sumbernya. Joseph Scriven lalu menceritakan asal usul karangannya tersebut. 

Pada waktu yang lain, seorang tetangga lain lagi bertanya kepada Joseph Scriven, apakah memang dialah yang mengarang syair itu (yang pada masa itu sudah mulai menjadi terkenal). Jawab Pak Scriven: "Yah...Tuhan dan saya mengerjakannya bersama-sama. " 


Akhir Cerita yang Tidak Tentu
Menjelang akhir hidupnya, Joseph Scriven tidak lagi memiliki rumah sendiri. Ada kalanya ia menginap dengan satu keluarga, ada kalanya dengan keluarga yang lain. 

Pada tahun 1886, dalam usia 67 tahun, ia sedang tinggal di rumah seorang kawan. Lalu ia jatuh sakit keras. Kawannya menunggui dia siang dan malam. Tetapi pada suatu malam kawannya meninggalkan kamar si sakit sebentar. Sekembalinya, ternyata pasiennya itu tidak ada. 

Teman dan tetangga segera dipanggil. Mereka mulai mencari orang yang hilang itu. Akhirnya mereka menemukan dia dalam sebuah kali yang tidak jauh dari rumah kawannya: Ia sudah menjadi mayat. 

Apakah Joseph Scriven terantuk, disebabkan oleh pikiran dan tubuhnya yang sudah lemah? Apakah ia keluar untuk menikmati kesejukan malam, lalu terpeleset ke dalam kali? Ataukah kesedihannya itulah yang mendorong dia untuk bunuh diri dengan mati tenggelam, sama seperti pengalaman kekasihnya dahulu dalam kecelakaan di Irlandia 40 tahun sebelumnya? 

Tak seorang pun yang tahu pasti. Namun para teman dan tetangga Joseph Scriven tahu pasti bahwa dialah seorang yang baik hati. Walau kelakuannya sering aneh, namun ia selalu berusaha menolong rakyat miskin. Maka mereka mendirikan sebuah tugu peringatan baginya di desa Canada tempat tinggalnya itu. 

Sedikit sekali orang dari tempat lain yang pernah melihat tugu peringatan Joseph M. Scriven itu. Tetapi berjuta juta orang di seluruh dunia menyanyikan "Lagu Penghiburan Karangan Orang Sedih" yang diciptakannya. Siapakah pengarang musiknya? 

Ahli Hukum dan Ahli Musik

 
Charles C. Converse (1832-1918) lahir di Amerika Serikat dan belajar musik di sana. Ia pun belajar hukum di Jerman, sehingga ia menjadi baik ahli hukum maupun ahli musik. 

Kebanyakan karangan Charles Converse ditulis dengan nama samaran "Karl Reden." "Karl" itu sama dengan "Charles. " "Reden " dalam bahasa Jerman, artinya sama dengan "Converse" dalam bahasa Inggris, yaitu: bercakap-cakap. Dengan memakai nama itu, Charles Converse menulis musik simfoni, oratorio, dan banyak gubahan yang lain, baik lagu rohani maupun lagu biasa. Beberapa karangannya pernah dimainkan oleh orkes-orkes ternama di New York dan kota-kota besar lainnya. 

Namun hanya satu karangan Charles Converse yang masih diingat dewasa ini, yaitu lagu sederhana yang diciptakannya untuk syair hasil karya Joseph Scriven tadi. Bahkan lagu karangannya itu sangat disenangi khalayak ramai, sehingga dicocokkan juga dengan syair duniawi, di samping syair rohani. Dalam bentuknya yang populer itu, lagu karangan Charles Converse masih sewaktu-waktu terdengar di Indonesia masa kini. 


Yang Terakhir Menjadi yang Pertama
 
Ira D. Sankey adalah seorang penyanyi injili yang terkenal. (Lihatlah pasal 13 dari JILID 4 dalam seri buku ini.) Pada tahun 1875 ia sedang menyusun sebuah kitab nyanyian pujian. Tugasnya hampir selesai, oleh karena ia sudah menyerahkan isinya kepada penerbit. 

Lalu Ira Sankey menemukan sebuah buku kecil berisi lagu-lagu untuk anak-anak Sekolah Minggu. Dalam buku kecil tersebut ia pun menemukan "Lagu Penghiburan Karangan Orang Sedih." 

Segera Ira Sankey pergi kepada penerbit dan minta supaya lagu baru itu ditambahkan kepada bukunya. Tetapi satu-satunya cara yang mungkin ialah dengan mencabut salah satu lagu yang sudah dimasukkan, supaya ada tempat lowong. Kebetulan Ira Sankey menemukan sebuah lagu pilihan lainnya yang juga dikarang oleh Charles Converse, dan lagu itulah yang dijadikan korban. 

Tepat sekali penilaiar Ira D. Sankey! Nyanyian yang dimasukkannya pada detik terakhir itu umumnya disukai orang. Maka Ira Sankey sendiri kemudian mengatakan: "Demikianlah lagu pilihan yang terakhir dimasukkan ke dalam buku itu, menjadi yang pertama dalam tanggapan orang banyak." 

Sekarang nyanyian itu masih tetap termasuk "yang pertama dalam tanggapan orang banyak," bahkan di seluruh dunia. "Lagu Penghiburan Karangan Orang Sedih" itu telah membimbing banyak orang di mana-mana untuk membawakan beban hidup mereka kepada Tuhan Yesus, dalam doa yang bersungguh-sungguh.

sumber: http://gema.sabda.org/sejarah_lagu_yesus_kawan_sejati

Salam Harjoshrian

Sejarah Lagu rohani "Hai Mari Berhimpun"

 
Selama dua abad lebih, umat Kristen di mana-mana gemar menyanyikan sebuah "Lagu Natal Berupa Ajakan Berbakti". Melalui lagu pilihan itu mereka suka mengajak semua orang yang saleh, agar berhimpun bersama- sama di Betlehem. Mereka mendorong para malaikat agar menyorakkan kidung puji-pujian kepada Allah Yang Mahatinggi. Dan mereka menyatakan bahwa Bayi Yesus di palungan yang mereka sembah itu tak lain ialah Almasih, yakni Allah yang telah menjelma menjadi manusia sejati.

Ya, selama dua abad nyanyian pujian itu dikumandangkan -- mula-mula dalam bahasa Latin, lalu dalam bahasa Inggris, kemudian dalam berbagai-bagai bahasa di seluruh dunia. Tetapi anehnya, . . . selama dua abad umat Kristen tidak tahu, dari mana datangnya "Lagu Natal Berupa Ajakan Berbakti" itu. Barulah pada tahun 1947 rahasia asal- usulnya itu dapat dipecahkan.

Bagaimana gerangan sebuah nyanyian yang begitu misterius sumbernya itu dapat menjadi sebuah lagu pilihan umat Kristen di seluruh dunia?


Dugaan yang Salah

Rupa-rupanya melodi lagu Natal itu lebih cepat menjadi populer daripada syairnya. Pada tahun 1744 not-not yang bernada gembira itu sudah dimasukkan dalam sebuah sandiwara yang lucu di Paris, ibu kota Perancis. Menurut penyelenggara dagelan itu, melodi yang dipakainya adalah sebuah "lagu Inggris".

Pada tahun 1750, lagu itu lengkap dengan kata-kata aslinya dalam bahasa Latin, sudah dipakai oleh umat Katolik di Lisbon, ibu kota negeri Portugis. Dari sana ada orang-orang yang membawanya ke London, ibu kota negeri Inggris.

Seseorang, entah siapa, menggubah kembali not-notnya, sehingga menjadi sama seperti melodi yang sudah biasa pada masa kini. Dalam bentuknya yang baru, lagu itu dinyanyikan pada Hari Natal tahun 1785 dalam sebuah kapel Katolik kecil di gedung kedutaan besar Portugis di London.

Di sana seorang bangsawan Inggris sempat mendengarnya. la sangat menyukai lagu Natal itu, yang dinamainya "Portuguese Hymn" ("Lagu Rohani Portugis"). Kemudian ia pun mengajarkannya kepada paduan suara yang dipimpinnya. (Sebutan "Portuguese Hymn" untuk lagu Natal itu masih tetap dipakai hingga kini dalam banyak buku nyanyian; rupa- rupanya banyak penerbit belum mendengar bahwa rahasianya telah diterangkan pada tahun 1947!)

Sementara itu, umat Kristen bukan Katolik makin lama makin banyak menggunakan melodi dari lagu Natal itu. Hanya saja, mereka umumnya tidak tahu bahwa dalam bentuk aslinya nyanyian itu adalah sebuah lagu Natal. Mungkin sekali keanehan itu disebabkan oleh karena kata-kata aslinya ditulis dalam bahasa Latin, yakni bahasa liturgi dan kebaktian Gereja Katolik. Maka melodi itu diceraikan dari syair bahasa Latin yang tidak umum dipahami, dan dijodohkan dengan berbagai-bagai syair rohani yang lain.

Sejak tahun 1791 umat Kristen di Inggris sudah mulai memakai melodi itu; sejak tahun 1800, umat Kristen di Amerika Serikat sudah mulai memakainya, dan dari sanalah musik itu mulai tersebar ke negeri- negeri lain. Misalnya, baik dalam buku Nyanyian Kemenangan Iman maupun dalam buku Lagu Sion, melodi itu dijodohkan dengan sebuah lagu rohani biasa, "Teguhlah Alasan" (sedangkan buku Lagu Sion itu tidak memuat sama sekali "Lagu Natal Berupa Ajakan Berbakti" yang dikisahkan dalam pasal ini!).


Sumbangsih Seorang Penerjemah

Muncullah dalam riwayat "Lagu Natal Berupa Ajakan Berbakti" itu seorang pria bangsa Inggris yang bernama Frederick Oakeley (1802- 1880). Ia seorang putra bekas gubernur pemerintah penjajah Inggris di India. Setelah mendapat pendidikan yang baik, ia menjadi seorang pendeta dari Gereja Inggris, yaitu gereja negara.

Pada pertengahan abad yang lalu, ada beberapa pemimpin Gereja Inggris yang sangat tertarik pada Gereja Katolik. Antara lain, mereka mulai mencurahkan perhatian pada nyanyian-nyanyian pujian yang berasal dari orang-orang Katolik, dan yang belum dimanfaatkan oleh umat Kristen non-Katolik.

Dalam rangka penyelidikan lagu-lagu Katolik itu, Frederick Oakeley menemukan nyanyian yang disoroti dalam pasal ini. Pada tahun 1841 ia menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris, supaya dapat dinyanyikan di gerejanya di ibu kota London. Terjemahan itu, disertai dengan perubahan-perubahan seperlunya, kemudian menjadi dasar dari berbagai- bagai terjemahan yang dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa lainnya di seluruh dunia.

Empat tahun kemudian, Frederick Oakeley merasa begitu tertarik pada Gereja Katolik sehingga ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pendeta Gereja Inggris. Pada tahun 1852 ia pun dilantik menjadi seorang pastor. Sementara itu, lagu Natal yang telah diterjemahkannya itu semakin menjadi populer, baik di kalangan umat Katolik maupun di kalangan gereja-gereja lain.


Dari Manakah Asalnya

"Lagu Natal Berupa Ajakan Berbakti" itu sudah dua abad lamanya menjadi sebagian dari perayaan hari kelahiran Tuhan Yesus. Namun belum juga ada penjelasan tentang asal-usulnya. 

Ada beberapa keanehan tentang lagu itu, yang berkali-kali disebut-sebut oleh para sarjana nyanyian pujian, antara lain:
"Hampir menyerupai sebuah lagu rakyat, karena begitu polos dan sederhana . . . bahkan baris-baris syairnya tidak bersanjak sama sekali, dalam bahasa aslinya pun tidak."
"Namun kata-katanya sangat cocok dengan not-notnya . . . seolah- olah orang yang sama itu menciptakan kedua-duanya."
"Aneh . . . rupa-rupanya semua naskah kuno dari lagu itu pernah disalin oleh juru tulis yang sama, yakni: J. F. Wade."


Siapakah J. F. Wade?

Nama lengkapnya ialah John Francis Wade. Ia dilahirkan di Shrewsbury, Inggris, pada tahun 1710 atau 1711. Dan -- suatu fakta yang penting untuk pemecahan rahasianya -- ia pun dilahirkan dalam sebuah keluarga Katolik yang saleh.

Sulit sekali menjadi seorang Katolik di negeri Inggris pada permulaan abad yang kedelapan belas! Soalnya, pada akhir abad yang ketujuh belas, pernah ada seorang raja Inggris yang sangat menindas rakyat. Ia diusir dan digantikan oleh seorang raja baru. Raja lama itu seorang Katolik; raja baru itu seorang Kristen non-Katolik. Maka orang-orang Katolik di Inggris agaknya dicurigai, kalau-kalau mereka masih memihak raja yang lama itu.

Dalam suasana was-was dan prasangka itu, banyak umat Katolik yang mengungsi dari Inggris ke negeri-negeri lain. Salah satu pusat perantauan mereka adalah kota Douai, di sebelah utara negeri Perancis. Douai terletak hanya 150 kilometer jauhnya dari pantai selatan Inggris, maka banyak pengungsi Katolik dengan mudah dapat berkumpul di sana. Di sana pula mereka membuka sebuah perguruan tinggi untuk pendidikan para pastor yang berbahasa Inggris.

Pada umur kira-kira tiga puluh tahun, John Francis Wade kedapatan di sekolah tinggi umat Katolik di kota Douai itu. Pekerjaannya ialah sebagai guru musik. Tetapi ia pun merangkap menjadi seorang juru tulis.

Para pembaca yang sudah dewasa, mungkin masih dapat mengingat keadaan beberapa tahun yang lalu, sebelum ada mesin-mesin fotocopi di mana-mana. Jika ada gubahan musik yang ingin diperbanyak untuk kalangan yang terbatas saja, agak sulit menstensilnya, apalagi mencetaknya. Malah yang sering dilakukan ialah, mencari seorang juru tulis yang ahli, dan minta supaya ia menyalin musik itu dengan rapi dan teliti.

John Francis Wade biasa bekerja sambilan sebagai seorang juru tulis musik itu. Sepanjang umurnya sampai ia meninggal pada tahun 1786, ia menyalin banyak sekali gubahan musik umat Katolik, untuk dipakai baik dalam kebaktian umum maupun dalam rumah-rumah tempat tinggal.

Salah satu koleksi lagu pilihan dalam bahasa Latin yang pernah disalin oleh John Francis Wade itu berjudul Cantus Diversi (Berbagai- bagai Nyanyian). Dan di dalam koleksi itulah terdapat sebuah lagu Natal yang berjudul Adeste Fideles.

Menjelang pertengahan abad yang kedua puluh ini, ternyata masih ada sebanyak enam naskah Adeste Fideles itu, yang tersimpan baik-baik dalam berbagai arsip dan perpustakaan. Semuanya dibubuhi dengan nama "J. F. Wade", dan semuanya dibuat oleh tulisan tangan yang sama pula. Lalu pada tahun 1946 ditemukan lagi sebuah naskah tulisan tangan yang sama seperti itu.

Seorang sarjana Gereja Katolik mulai meneliti ketujuh naskah itu. Dari berbagai-bagai tanda, ia mengambil kesimpulan bahwa John Francis Wade bukan hanya yang menyalin Lagu Natal itu, melainkan juga yang mengarangnya. Mungkin pada kata-kata atau not-notnya ada bagian-bagian kecil yang dipinjamnya dari hasil karya pengarang lain; namun lagu Natal sebagaimana jadinya pada tahun 1740-1743 itu pasti adalah gubahan J. F. Wade sendiri. Maka pada tahun 1947 sarjana Katolik itu menerbitkan sebuah buku kecil yang mengumumkan penemuannya.

Syukurlah, umat Kristen tidak usah menunggu-nunggu keputusan berdasarkan penelitian sarjana itu! Setiap tahunnya selama dua abad lebih, umat Kristen sudah biasa mengajak seluruh dunia untuk turut menyembah sujud pada Sang Bayi Kudus di palungan, dengan jalan mengumandangkan "Lagu Natal Berupa Ajakan Berbakti" itu.

Syair : Latin, John Francis Wade (?), antara 1743; O Come, All Ye Faithful, Frederick Oakeley, 1841. Lukas 2:8-20.
Lagu : ADESTE FIDELES, John Francis Wade, 1743.

sumber: http://gema.sabda.org/sejarah_lagu_hai_mari_berhimpun

Salam Harjoshrian 

Sejarah lagu Rohani "Maju Laskar Kristus"

 
Syair : Onward, Christian Soldiers, Sabine Baring-Gould, 1864; terjemahan Yayasan Musik Gerejawi, 1975 (dengan perubahan seperlunya). 2 Timotius 2:1-4.
Lagu : ST. GERTRUDE, Arthur S. Sullivan, 1871.
 
Kaum Kristen suka berjuang, suka berbaris menuju medan perang-- bukan secara fisik, melainkan secara rohani. Peperangan kaum Kristen adalah melawan kuasa gelap, yaitu si Iblis dan bala tentaranya. Sepanjang abad tidak ada lagu pilihan yang lebih jitu menggugah hati umat percaya dalam perjuangan mereka, daripada yang dikisahkan dalam pasal ini. Patutlah nyanyian pujian itu dijuluki "Lagu Mars Kaum Kristen." Pengarangnya adalah Sabine Baring-Gould, yang lahir di negeri Inggris pada tahun 1834. Keluarganya yang kaya menyekolahkan dia dengan baik--di Inggris, di Jerman, dan di Perancis.


Pendeta Pengantar Injil

Ketika Sabine Baring-Gould tamat dari universitas pads tahun 1864, ia pun menyambut panggilan Tuhan untuk menjadi pendeta. Gereja pertama yang digembalakannya ialah sebuah jemaat kecil yang miskin. Kebanyakan anggotanya adalah para pekerja pabrik dan tambang batu bara. Sebelum masa pelayanannya, ada sedikit sekali usaha untuk menginjili rakyat miskin di tempat itu.

Pdt. Baring-Gould menyewa sebuah rumah kecil dengan hanya dua kamar di bawah dan satu lagi di loteng. Tiap malam ia mengajar sekolah di kamar bawah, untuk kaum buruh yang hanya dapat belajar malam hari. Tiap minggu ia mengadakan kebaktian di kamar atas. Kadang-kadang ada orang kasar yang berusaha mengganggu sekolah malam hari itu. Untunglah Pdt. Baring-Gould mempunyai seorang guru pembantu yang baik, yaitu seorang karyawan tambang yang botak dan sudah tua. Kalau ada keributan, orang tua yang masih kuat itu segera keluar sambil memecahkan beberapa biji berkulit keras dalam tangannya. Dengan geramnya ia berseru: "Awas, nanti kupecahkan kepalamu seperti kupecahkan biji keras ini!" 

Jumlah orang yang menghadiri kebaktian di kamar atas itu makin lama makin banyak. Ada yang duduk di tangga; ada yang duduk di kamar bawah. Kalau menyanyi, kadang-kadang yang di kamar atas dan yang di tangga dan yang di kamar bawah itu masing-masing mengikuti iramanya sendiri-sendiri. Namun Pdt. Baring-Gould senang. Ia rela berdiri di atas kursi di depan tempat pendiangan dalam dapur kecil itu, agar dapat dilihat dan didengar oleh kebanyakan yang hadir. Sebagian besar dari mereka baru pertama kali sempat mendengar Kabar Baik tentang Yesus Kristus.


Kisah Cinta yang Indah

Ketika Pdt. Baring-Gould sedang melayani di desa orang miskin itu, ia pun jatuh cinta dengan seorang gadis yang bernama Grace Taylor. Grace adalah anak seorang pegawai pabrik. Sekali peristiwa ketika sungai sedang banjir, pendeta yang berani itu menyelamatkan Grace yang terbawa arus dan hampir mati tenggelam. Atas nasihat orang tua Grace, Pdt. Baring-Gould mengongkosi calon istrinya untuk pergi ke tempat lain dan bersekolah di situ. Setelah pendidikannya agak memadai untuk seorang istri gembala sidang, ia pun dipanggil pulang untuk pemberkatan pernikahan mereka di gereja. 

Bertahun-tahun lamanya Sabine dan Grace membina suatu rumah tangga Kristen yang bahagia. Mereka dikaruniai limabelas anak. Pada masa tua mereka, Ny. Baring-Gould menderita semacam cacad, dan suaminya menggaji seorang juru rawat khusus baginya. Pada saat istrinya yang tercinta itu meninggal dunia, sang suami menulis pada batu nisannya kata-kata dalam bahasa Latin yang berarti: Separuh Jiwaku.


Ia Rajin Bekerja
Pada tahun 1867 Pdt. Baring-Gould meninggalkan desa yang miskin tadi dan pindah ke gereja di tempat lain. Lima tahun kemudian, dari ayahnya ia mewarisi sebuah perkebunan, lengkap dengan perkampungannya. Selama sisa hidupnya yang sungguh panjang itu, ia menjadi tuan tanah merangkap pendeta setempat. Sepanjang masa hidupnya yang mencapai 90 tahun (sampai tahun 1924), Pdt. Baring-Gould selalu rajin bekerja. Ia mengarang sebanyak 85 buku tentang agama, perjalanan, adat, dongeng, sejarah, roman, dan riwayat hidup. la pun menterjemahkan buku-buku dari bahasa Denmark, menyusun dua koleksi nyanyian rohani, dan menerbitkan sebuah majalah triwulanan tentang kesenian dan kesusastraan agama. Semuanya itu ia kerjakan dengan tulisan tangan sendiri, tanpa bantuan seorang sekertaris atau juru tulis.

Pernah seseorang bertanya: "Bagaimana bapak pendeta dapat mengerjakan sekian banyak tugas?"
Jawabnya: "Rahasianya ialah, saya tekun bekerja sampai selesai. Tidak usah menunggu-nunggu saat yang baik untuk mengerjakan sesuatu." Hanya sedikit sekali dari buku-buku karangan Sabine Baring-Gould yang masih dibaca orang masa kini. Namun namanya masih tetap diingat, oleh sebab beberapa nyanyian pujian yang dikarang dan diterjemahkan olehnya. Terutama sekali di antaranya adalah lagu pilihan yang dikisahkan dalam pasal ini.

Arak-Arakan Agama
Pada tahun 1865, ketika Pdt. Baring-Gould masih menggembalakan gereja kecil di desa para pekerja pabrik dan tambang batu bara, ada suatu hari besar keagamaan yang akan dirayakan. Anak-anak sekolah dari desa itu akan berbaris ke desa lain yang dekat dan bergabung dengan anak-anak dari gereja di sana dalam semacam arak-arakan agama.

Pdt. Baring-Gould ingin supaya anak-anak itu bernyanyi sambil berbaris. Tetapi ia belum menemukan sebuah nyanyian Kristen yang cocok untuk maksud tersebut. Semalam sebelum arak-arakan itu, ia tidak dapat tidur sampai jauh malam. Pikirannya melayang jauh ke Amerika Serikat, di mana ada Perang Saudara yang dahsyat. Ia pun merenungkan bagaimana besok anak-anak sekolah akan mengenakan pakaian seragam, sehingga mereka mirip dengan laskar kecil. Ia membayangkan bagaimana murid-murid yang lebih besar akan berbaris di muka, sambil membawa panji yang menunjukkan salib Yesus. 

Atas dasar pikiran seperti itu, dalam waktu seperempat jam saja Pdt. Sabine Baring-Gould menulis kata-kata yang kemudian menjadi terkenal. Keesokan harinya, anak-anak menyanyikan lagu baru itu. Dalam tempo empat tahun saja, lagu pilihan itu telah diterbitkan, baik di inggris Raya maupun di Amerika Serikat. Kini umat Kristen di seluruh dunia menyanyikannya.


Musikus yang Serba Dapat

Bagaimana mengenai not-notnya?
Pdt. Baring-Gould sendiri mengarang sebuah melodi untuk syair ciptaannya. Tetapi musik itu cepat dilupakan. Lagunya yang paling terkenal masa kini ialah karangan Arthur S. Sullivan (1842-1900). Sewaktu Arthur Sullivan masih kecil, ia ikut menyanyi dalam paduan suara anak laki-laki pada kebaktian yang sering dihormati oleh kehadiran sang ratu Inggris sendiri. Kemudian si Arthur sempat belajar musik baik di Inggris maupun di Jerman. Ia menjadi seorang pemain orgel di gereja, mahaguru musik di universitas, dan pemimpin orkes simfoni.

Arthur Sullivan mulai mengarang musik ketika ia baru berumur 20 tahun. Kebanyakan dari karangannya adalah musik rohani. Tetapi anehnya, karangannya yang paling terkenal adalah beberapa opera komedi yang diciptakannya bersama dengan William S. Gilbert. Bahkan dalam bahasa Inggris istilah Gilbert-and- Sullivan hingga kini masih biasa sekali diucapkan sebagai nama julukan untuk sandiwara musikal yang lucu-lucu.

Pada tahun 1871 Arthur Sullivan mengunjungi rumah kawan-kawannya yang kaya. Ia menyebutkan bahwa ia sudah menggubah sebuah lagu baru untuk nyanyian terkenal karangan Sabine Baring-Gould, tetapi ia belum sempat mencatatnya di atas kertas. Teman-temannya mengikuti dia ke sebuah ruang kebaktian kecil dalam rumah mereka. Di sanalah, dengan menggunakan sebuah orgel mini, Arthur Sullivan mengajarkan kepada mereka sebuah lagu Yang kini terdengar di mana-mana pada seat orang menyanyikan "Lagu Mars Kaum Kristen".

sumber: http://gema.sabda.org/sejarah_lagu_maju_laskar_kristus

Salamharjoshrian

Sejarah Lagu Rohani "Malam Kudus"

Aku semakin tertarik mencari tahu sejarah lagu. Sudah lama sebenarnya aku ingin mencari tahu nya, tapi belum terlaksana. Kemarin ketika natal, pendetanya banyak membukakan sejarah lagu, dan aku semakin tertarikuntuk mngetahuinya. Karena ada rahasia besar yang sangat memberkati disana...

Lagu Malam Kudus adalah lagu yang sangat terkenal, atau bisa dibilang lagu wajib setiap ibadah natal dimanapun yang diterjemahkan ke berbagai bahasa. Bagaimana Sih sejarah lagu yang meluluhlantakkan ini?

Dia adalah Joseph Mohr... Penulis lirik lagu Malam Kudus yang fenomenal ini.  Begini sejarah singkat tentang Joseph Mohr...

Kisah lagu “Malam Kudus” berawal dari sebuah kota yang indah bernama Salzburg di Austria. Di tengah semarak dan megahnya kota yang dipimpin oleh Prince Archbishop, tinggallah seorang penenun sederhana bernama Anna. Anna, sebatang kara di dunia ini, hidup sangat sederhana, hampir tak ada harapan untuk meningkatkan taraf hidupnya atau bahkan untuk menikah. Suatu ketika, ia jatuh cinta kepada seorang prajurit yang ditempatkan di Salzburg. Dari prajurit itu ia mengandung seorang bayi yang dilahirkannya pada tanggal 11 Desember 1792. Malangnya, sang prajurit tak hendak bertanggung-jawab atas puteranya dan meninggalkan Anna serta sang bayi untuk memperjuangkan hidup mereka sendiri. Walau demikian, Anna menambahkan nama keluarga sang prajurit kepada nama bayinya, yang ia namakan Joseph Mohr. Menjadi seorang ibu tanpa pernah menikah, dengan seorang anak haram, Anna harus menghadapi cemoohan dan penolakan masyarakat. Pada akhirnya, ia minta kepada algojo kota untuk menjadi wali baptis bagi bayinya Joseph.


Anna memberikan yang terbaik yang mampu ia berikan bagi Joseph. Ia sadar bahwa pendidikan yang baik akan memberikan harapan akan masa depan yang lebih baik bagi puteranya. Imam paroki setempat mengetahui kecemerlangan Joseph dan juga bakatnya menyanyi. Ia mengatur agar Joseph dapat bersekolah di sekolah biara yang terkenal di Kremsmunster. Di sana, Joseph muda menonjol dalam pelajaran-pelajarannya. Di kemudian hari ia merasakan panggilan untuk menjadi seorang imam dan masuk seminari pada usia 16 tahun. Akhirnya, ketika siap untuk ditahbiskan pada usia 22 tahun, Joseph membutuhkan dispensasi khusus sebab ia tak mempunyai seorang ayah.


Joseph Mohr ditugaskan sebagai pastor pembantu di Gereja St. Nikolaus di Oberndorf, sekitar 10 mil baratlaut kota Salzburg, di tepi Sungai Salzach. (Gereja St. Nikolaus dihancurkan banjir pada tahun 1899, tetapi sebuah kapel peringatan berdiri di sana hingga sekarang.) Paroki di mana ia ditempatkan sangat sederhana, imam parokinya keras dan hemat, begitulah halusnya.
hmmm, kalau dilihat-lihat, pencipta lagunya kok gitu ya sejarah hidupnya. Tapi itu lah Kuasa Tuhan, tidak pandang bulu, siapapun bisa dipakaiNya. 
Bagaimana Sejarah Pembuatan Lagu ini?
Ketika itu adalah Natal pada Tahun 1818, di Gereja St Nicholas di Oberndorf bei Salzburg, Austria.  Banyak versi yang bisa kita lihat di Internet mengenai sejarah lagu ini. Tapi yang pasti Penulisnya adalah Joseph Mohr, dan penulis melodi nya adalah Franz Gruber yang merupakan sahabat Joseph Mohr (guru organ dan koor).
Natal Tahun 1818 akan terlaksana. Malam Natal biasanya harus meriah diiringi dengan lagu dan alat musik, dan gereja tempat Mohr melayani adalah salah satu pemilik alat musik itu. Tetapi, siapa yang menyangka. Beberapa hari sebelum malam Natal itu, alat musik organ itu rusak. Joseph Mohr bingung, uang untuk memperbaiki tidak ada, karena kondisi nya daerah itu sedang dilanda krisis. 
Dia pun membuat lirik lagu Malam Kudus dengan judul Asli "Stille Nacht". Setelah lirik selesai, diapun menjumpai sahabatnya Franz Gruber untuk membantunya membuat melody lagu tersebut. Semua selesai tepat sebelum malam Natal tersebut. MMereka membawakan lagu itu dengan sederhana hanya menggunakan gitar. Tapi lagu itu mendapat sambutan hangat dari jemaat...
Sebenarnya lagu Malam Kudus ini sempat tidak dikenal atau dilupakan. Tapi ketika seorang komponist Inggris/Amerika(gkjelas) menerjemahkannya ke dalam English dengan judul Silent Night, baru lah lagu ini semakin terkenal lagi. 
Lagu yang menyejukkan jiwa, dengan lirik sederhana tapi mendalam untuk merenungkan Natal itu. Joseph Mohr dan Franz Gruber menciptakan karya yang tidak bisa dilupakan oleh orang di seluruh dunia... Bisa kita lihat sejarah, lagu ini dinyanyikan secara bersamaan oleh tentara Prancis, Inggris, dan Jerman selama gencatan senjata perang Dunia pertama natal 1914. Kenapa? Karena cuma lagu ini yang mereka semua sama-sama ketahui...
dan PBB pun menyebutkan ini, salah satu Warisan Bukan Benda oleh Organisasi PBB untuk Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan (Unesco). 
 ===========================================
Mungkin banyak sekali versi tentang sejarah lagu ini. Tapi satu yang pasti, ini Karena Tuhan menyertai. Lagu itu tidak akan bisa dibuat tanpa pengenalan Joseph Mohr akan Tuhan, pastilah karena dia sangat tekun dan mengenal Tuhan yang dia sembah. Dan Tuhan juga tidak tinggal diam, suatu karya yang luarbiasa itu, yang hampir saja hilang, Dia tunjukkan kembali ke dunia melalui terjemahan Silent Night yang kita kenal dengan Malam Kudus... Luar biasa, pasti...
Salam harjoshrian... 

Tuesday, December 13, 2016

Alumni yang Takut Akan Tuhan dan Bermisi... Alumni Berkualitas...

 
Ketika aku mengikuti KMK USU, menjadi alumni yang takut akan Tuhan menjadi visi kmk untuk mewujudkan visi Allah itu yaitu menjadikan semua bangsa Murid...

Ketika aku baru ikut, aku tidak mengerti sama sekali. Yang penting aku ikut. tapi seiring waktu berlalu, SOB ku juga lumayan baik, aku pun menjadi mengerti...

Ketika kita bicara tentang visi, tidak terlepas apa yang menjadi visi pribadi kita, apa yang menjadi panggilan hidup kita...

Berbicara dengan visi pribadi, banyak sekali versi. Tapi intinya, bagaimana kita peka mendengarkan suara Tuhan, apa yang Tuhan inginkan kita lakukan untuk menggenapi visi agung itu... Pasti tidak jauh dari talenta, sifat, pekerjaan yang kita lakoni...

Aku dibina dalam sebuah Kelompok kecil di KMK. Aku sangat bersyukur untuk itu, aku bisa belajar firman dengan teman satu kelompokku. Tapi belakangan ini aku mulai bingung melihat dalam KMK itu, orang-orangnya. Mereka bisa melebihi orang yang belajar teologia. Benar bagus kita belajar akan hal itu, tapi apakah itu tujuan kita? Karena tingginya ilmu kita, kita jadi meremehkan orang-orang yang belajar ilmu teologia. Kita merasa hebat yang hanya belajar itu beberapa saat daripada orang yang memang fokus hidupnya untuk itu... Misi, Ok gak salah. ah, banyak lah. Tapi bukan itu yang mau ku tuliskan disini...

Selagi aku masih menjadi mahasiswa, aku ingin menulis sesuatu yang bisa ku baca nanti ketika aku sudah menjadi alumni. hehehe...

Kemarin aku ibadah natal di fkg, tepatnya 10 desember itu. Yang membawa khotbah adalah bang Gerhard Sipayung. ciri khas abang ini yang unik menurutku. Sederhana. Walaupun dibilangnya dia dosen, gak yakin aku, hahaha, karena dia memang sangat berbeda ku lihat. berbeda bukan dalam arti negatif, tapi positif.

ABang itu mengatakan kemarin seperti ini dengan ilustrasi dokter gigi pastinya. "aduh aduh sakit dok, aduh sakit dok, aduhhhhh, padahal belum diapa2i. aduh sakit dok.", "Sakit kan? gimana nanti dengan api neraka". hahahah, dengan gaya abang itu yang bisa standup comedy menurutku, kami pun tertawa tapi dengan mataku berkaca-kaca.

Ya seperti itu nya memang seharusnya. Kami yang belajar ini, menjadi alumni yang takut akan Tuhan, Alumni yang berkualitas. Alumni berkualitas dan bermisi bukan harus meninggalkan apa yang dipelajari nya toh, tapi itu menjadi modal untuk menggenapi visi Allah itu. kita gak harus seperti bang Tiopan meninggalkan Politikny, Bng juppa meninggalkan Hukumnya, bng Benyaris meninggalkan kehutanannya, bng zendrato meninggalkan spdny, bng manat meninggalkan st ny,. Fulltimer bukan harus menjadi pengkhotbah kan? Kitaa bisa menjadi fulltimer dalam bidang kita msing-masing...

Seeperti apa yang kami bahas waktu kampreg di gelora kasih dulu Manusia unggul. baggaimana bang Simon Derta sangat berkualitas sebagai ahli Teknik sipil. kontraktor yang takut akan Tuhan, bekerja dengan takut akan Tuhan, sehingga ketika ada orang mau berbuat curang, dia bisa tau dan memperbaikinya...

Jadi manusia unggul berbicara hampir sama dengan Alumni yang berkualitas... Banyak figur yang bisa kita lihat... Tidak perlu jauh-jauh, seperti yang ku bilang tadi. Bang Simon Derta Teknik Sipil. Ada juga bang Tuan Juniar yang semua sangat tau gmn kelembutannya... Ada Kak Hotlin Ompusunggu dari FKG yang rela dibayar dengan kotoran ternak. Ada bang Surya Sembiring dari Pertanian sbg dosen, Pendoa tepatnya. hahaha, masih sangat salut aku dengan keramahan abang yang sudah tua ini. MAsih banayk lagi orang di sekita kita. Jadi yang ku pikirkan itu, kita diberi Talenta dan kesempatan untuk belajar, hanya satu tujuannya, untuk menggenapkan visi Allah itu, mandat agung di Matius itu, menjadikan semua Bangsa Murid..

Salam Harjoshrian...

Sunday, December 11, 2016

Asal Usul Santa Clause, kenapa Natal?

 
Saat ini adalah suasana natal dimana-mana. Khususnya Indonesia. Hal yang mau kita peringati adalah bagaimana Yesus yang adalah Tuhan berinkarnasi sebagai manusia hina di kandang domba untuk menebus dosa manusia. Yap itu lah yang mau kita peringati, bagaimana Yesus lahir. Nubuat para nabi di Perjanjian Lama, hingga pernyataan malaikat kepada Maria, Yusuf, Magdalena, orang majus, gembala, dan kain lampin di kandang domba. Hal ini akan dipoles dengan berbagai cara, bagaiman kreativitas panitia untuk menyajikannya tanpa menghilangkan esensi kebenarannya. 


Seiring berjalannya waktu dari zaman ke zaman, Mulai lah ada yang namanya Santa clause. Natal tidak akan klop dengan santa clause, pria gendut, jubah merah, karung hadiah, kereta dan rusa, dan suara nya yang tidak bisa dilupakan,"ho ho ho"... Siapa sih Santa clause? akan segera kita bahas. Tanpa kita sadari, posisi Yesus mau digantikan oleh santa clause. Kalau natal tiba, selalu dihubungkan dengan hadiah, dan santa clause. Kenapa aku pun tidak tau. Untuk menjawabny sedikit, coba kita cari sejarahnya. Dan aku pilih dari indonesiaindonesia.com.... Aku sudah membaca beberapa, dan ini lah yg paling lngkap dari yang lainnya... Mari dibaca...

==========================================================
Santa Claus awalnya bukan sosok gemuk berbaju merah dan mengendarai rusa terbang. Sejarah Santa Claus berkembang menurut waktu dan tempat mengikuti budaya masyarakat.Seperti di Amerika, sosok periang yang kita sebut Santa Claus adalah gabungan multi budaya, memadukan unsur cerita rakyat dengan fantasi. Pria yang disebut Santa Claus itu telah berevolusi dan mulai muncul pada abad ketiga.
Sejarawan menyebut Santa Nicholas tidak selalu gemuk atau berjanggut. St Nicholas adalah uskup terhormat dari Myra, sebuah kota Romawi yang sekarang bernama Turki. Lahir sekitar tahun 270 Masehi, Nicholas sudah menjadi uskup saat masih berusia muda.Nicholas mendedikasikan dirinya untuk membantu orang miskin sepanjang hidupnya dan membayar mahar untuk gadis-gadis miskin. Reputasinya sebagai pemberi hadiah rahasia di sekitar kota tumbuh seiring dengan waktu.

Ia dikenal terutama sebagai penyimpan koin atau menempatkan sesuatu ke dalam sepatu anak-anak, kadang-kadang dengan imbalan wortel atau jerami untuk kuda-kudaNicholas digambarkan secara tradisional mengenakan jubah uskup berwarna merah dan sering dibantu oleh anak yatim kecil.Berkembang kepercayaan setelah kematiannya, St Nicholas disebut sebagai santo pelindung anak-anak.
Dia tetap sosok yang popular baik hati, pada abad pertengahan dan pesta diadakan setiap tahun pada tanggal wafatnya 6 Desember, dan hadiah-hadiah kecil diberikan kepada anak-anak, biasanya dalam sepatu, untuk menghormatinya.

Reformasi Protestan abad ke-16, ketika penghormatan terhadap orang-orang kudus Katolik dilarang di banyak wilayah Eropa, menyebabkan penurunan popularitas St Nicholas. Hanya di Belanda perayaan Santo Nicholas tetap hidup dalam bentuk Sinterklaas, sosok ramah yang bepergian dari rumah ke rumah pada malam 5 Desember meninggalkan hadiah di sepatu anak-anak dengan imbalan makanan kecil untuk kuda.

Dalam tradisi Belanda, Sinterklaas memakai jubah uskup berwarna merah, punya asisten peri dan mengendarai kuda di atas atap sebelum menyelinap ke cerobong asap untuk memberikan hadiah. Sinterklaas datang ke Amerika dibawa imigran Belanda di abad 17 dan 18, dan dengan koloni baru tersebut sosok Sinterklas benar-benar berevolusi.

Perubahan sudut pandang nama dari Sinterklaas ke Santa Claus terjadi pada 1773 di sebuah surat kabar New York City. Istilah Santa Claus semakin luas pada tahun 1809 dengan penerbitan buku "A History of New York oleh pengarang Irving Washington di mana Santa digambarkan sebagai orang besar gemuk dan merokok pipa, bukan sebagai uskup kurus.

Pada 1822 dalam puisi berjudul "Kunjungan dari Saint Nicholas" oleh Clement Moore, Santa dibayangkan lebih lanjut memiliki kemampuan menggiring rusa, membawa sekarung penuh mainan, dan perut bundar "seperti mangkuk penuh jelly."
 ===============================================
bagaimana? Apakah sudah menjawab? belum? coba kita lihat satu sumber lagi... http://www.parokisantaodilia.org/halkomentar-401-sejarah-asal-usul-sinterklas-alias-santa-9.html

Karena situsnya brhubungan dengan paroki,pasti jadi sangat berpengaruh tulisan ini... mari kita baca...

================================================

Siapa yang tidak kenal dengan sosok Sinterklas alias Santa Claus ini. Sosok pria berjanggut putih panjang ini selalu datang membawa berbagai macam hadiah untuk anak-anak dari seluruh dunia pada saat Perayaan Natal tiba. Menarik untuk sama-sama kita simak bagaimana Sejarah Asal Usul Sinterklas Alias Santa Claus ini. Untuk itu mari simak informasi lengkapnya berikut ini.

Kata “Sinterklas” dalam bahasa Indonesia berasal dari kata “Sinterklaas” dalam bahasa Belanda. Kata “Sinterklaas” dalam bahasa Belanda itu adalah pem-Beland-an nama Santo Nikolas. Jadi, sinterklaas versi sejarah atau versi nyata adalah Santo Nikolas itu sendiri.
St Nicholas (270 M – 343 M) adalah seorang pemimpin umat Kristus mahzab Timur, yaitu mazhab Orthodox Yunani. Dia adalah pemimpin umat di kota Myra, Turki. Dia sosok yang suka memberi. Cara memberinya juga sesuai dengan ajaran Injil, yaitu tidak pamer, dan berusaha sebisa mungkin untuk tidak diketahui orang lain.

Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. (Matius 6:3)

Sinterklas versi nyata wafat pada tanggal 6 Desember 343 Masehi, dimakamkan di Myra, Turki. Begitu terkenalnya tokoh ini sampai-sampai makamnya dibongkar dan sisa-sisa tubuhnya (relik tubuh) yang belum hancur menjadi tanah dicuri dan dibawa kabur oleh para nelayan Italia. Saat ini relik hasil curian berada di Bari, Italia.
Tokoh besar ini diperingati oleh umat Kristus dengan cara melaksanakan Matius 6:3, yaitu: memberi secara sembunyi-sembunyi.

Dan ternyata setelah ditelusuri, Sejarah Sinterklas alias Santa Claus ini cukup variatif di beberapa Negara. Sinterklas atau Santa Claus tidak hanya terpaku pada tokoh lelaki tua berjanggut panjang yang mengenakan busana merah, namun juga berkembang menjadi lelaki kerdil, wanita penyihir, hingga kambing yang gemar membagikan hadiah.

Di Negara Jerman, Sinterklas bermula dari kisah mengenai Dewa Odin, atau yang juga biasa dipanggil dengan Woden. Pada setiap perayaan Yule, Dewa Odin melakukan pesta perburuan yang di bimbing oleh -dewa-dewa dan prajurit yang sudah mati. Dari legenda ini pula lah muncul istilah "Wodenesday" atau hari Woden. Istilah tersebut kini digunakan sebagai nama hari: Wednesday. Dewa Odin digambarkan sebagai seorang lelaki berjanggut putih yang mengenakan jubah putih berayun-ayun serta topi besar. Dewa yang mengendarai kuda putih bernama Sleiper ini dipercayai sebagai orang yang bijaksana dan membawa sebuah buku di tangannya.

Di Negara Denmark, dikenal ada tokoh bernama Tomte atau Nisse yang digambarkan sebagai makhluk kerdil yang baik hati namun memiliki sifat pemarah. Makhluk yang digambarkan menggunakan pakaian abu-abu dan topi merah ini selalu memberikan hadiah kepada anak-anak yang berkelakuan baik dan menghukum mereka yang berkelakuan tidak terpuji. Kisah ini akhirnya juga menyebar ke Norwegia dan Swedia. Di Negara Skandinavia lain dikenal adanya Yule Goat yang selalu membawakan hadiah bagi anak-anak pada malam natal. Namun di beberapa Negara lainnya, semisal Norwegia, Swedia, dan Finlandia, peran Yule Goat sudah digantikan oleh Tomte.

Di Negara Belanda, Sinterklas lebih sering disebut dengan De Goede Sint yang dalam membagikan kado untuk anak-anak dibantu oleh seorang budak yang bernama Zwarte Piet atau Piet Hitam. Beberapa kisah menggambarkan jika Piet Hitam akan memukul anak yang nakal dengan tongkat dan memasukkan mereka ke dalam karung untuk dibawa ke Spanyol.
Di gambarkan Sinterklas atau Santa Claus ini mengenakan baju yang mirip dengan para uskup. Ia mengenakan mitra merah dengan salib emas serta membawa tongkat uskup. Menurut legenda, Piet membantu Sinterklas dalam hal navigasi guna mengemudikan kereta dari Spanyol menuju Belanda. Piet juga yang memanjat atap untuk memasukkan hadiah ke dalam cerobong asap. Namun kenyataanya Piet Hitam sering kali melakukan kecerobohan karena sering menunjukkan arah yang salah. Dalam tradisi Belanda, Sinterklas datang dari Spanyol dengan mengendarakan kuda. Hanya saja, di Belanda Sinterklas datang setiap tanggal 5 Desember alih-alih 25 Desember seperti negara lainnya.

Di negara Inggris dan Amerika, di kedua Father Christmas dikenal sebagai pemberi hadiah bagi anak-anak di hari natal. Di versi awal karakter ini, Father Christmas digambarkan sebagai bapak-bapak berjubah hijau yang menyebarkan kabar gembiraa, semangat, dan kegembiraan natal. Namun seiring berjalannya waktu, Father Christmas dilebur menjadi Santa Claus dan Sinterklas yang berperan sebagai pembawa hadiah bagi anak-anak di kala natal.

Jika di berbagai Negara tokoh yang membagikan hadiah digambarkan oleh lelaki tua berjanggut putih maka tidak demikian dengan di Negara Italia. Di negeri Pizza ini, tokoh yang membagikan hadiah disebut dengan tukang sihir Befana. Befana digambarkan sebagai perempuan baik hati yang memberikan makanan dan tempat berlindung bagi tiga orang bijak yang sedang dalam perjalanan untuk mengunjungi bayi Yesus. Befana digambarkan menggunakan busana penyihir yang menunggangi sapu terbang dan biasanya mengenakan selendang hitam serta membawa tas berisi hadiah. Bagi anak-anak yang di anggapnya nakal, alih-alih meninggalkan hadiah, Befana akan "menghadiahi" batu bara bagi mereka.

Tak hanya ragam Sinterklas yang menarik perhatian. Ternyata, bagaimana cara anak-anak menyambut datangnya Sinterklas pun cukup unik dan menarik. Untuk menyambut hadirnya Sinterklas, anak-anak di Jerman ternyata menyiapkan surat dalam kemasan yang dianggap paling menarik perhatian dan dipasang di Jendela pada malam natal. Di pagi hari, surat yang mereka letakkan sudah menghilang dan digantikan oleh hadiah yang terdapat di pohon natal. Amerika & Kanada, di kedua negara ini anak-anak meletakkan susu dan kue kering untuk menyambut kedatangan Sinterklas di malam natal.

Disebabkan tugas Sinterklas yang begitu berat, menyebabkan hadiah bagi seluruh anak-anak di dunia maka segelas susu dan kue kering pastinya akan menyenangkan hati Sinterklas sehingga anak-anak itu patut untuk mendapatkan kado istimewa darinya. Di Belanda, karena Sinterklas datang menggunakan kuda maka anak-anak menyuguhkan jerami dan air putih untuk memberi makan sang kuda. Sebagai balasan atas kepedulian anak-anak pada kuda sang Sinterklas maka mereka pun menerima beragam panganan manis semisal cokelat, jeruk mandarin, ataupun permen marzipan dari Sinterklas.

=====================================================
Bagaimana menurut kalian? Pusing ya membaca asal usul santa clause nya. Pertanyaanny yang lebih penting darisemua itu, apa hubungan natal dengan santa clause? Jawabannya gak ada toh. Natal hanya berbicara tentang Yesus, bukan tentang Santa clause. Bayangin saja kau lagi ulangtahu, dan teman-temanmu datang ke acaraulangtahunmu. Tapi bukan kau yang disapa di pesta, padahal dirimu yang ulangtahun. Sudah kena maksudku kan?

Tidak ada yang salah dengan Santa claus, menurut saya itu aplikasi Kasih Natal itu sendiri. Santa mengalikasikanny berhubungan dengan anak-anak. Bagaimana denganmu? apa yang kita lakukan untuk natal ini? Sudah kah berbagi kasih? hahaha,aku masih sulit...

Jangan kehilangan fokus natal, FFokusnya Tuhan Yesus...

Salam Harjoshrian...


LIRIK LAGU TERBARU ROHAKKU - JUN MUNTHE