PROSES TERJADINYA SUKSESI
Proses pergantian antar tingkat dalam
suksesi primer untuk mencapai klimaks, dapat membutuhkan waktu puluhan,
ratusan bahkan ribuan tahun. Sedangkan waktu yang dibutuhkan suksesi
sekunder lebih cepat dibandingkan dengan suksesi primer. Tingkat perubahan komunitas berlangsung
dalam periode pendek dengan perkem-bangan yang cepat, hal ini disebabkan
habitat (tanah dan air) sudah terbentuk untuk menyokong pertumbuhan
vegetasi. Proses yang terjadi selama proses suksesi dapat diringkaskan
sebagai
berikut :
- Perkembangan sifat substrat atau tanah yang progresif, misalnya terjadinya pertam-bahan kandungan bahan organik sejalan dengan perkembangan komunitas yang semakin kompleks dengan komposisi jenis yang lebih beraneka ragam daripada sebelumnya.
- Semakin kompleksnya struktur komunitas, peningkatan kepadatan, dan tingginya tumbuhan, sehingga dalam komunitas terbentuk stratifikasi.
-
Peningkatan produktifitas sejalan dengan perkembangan komunitas dan perkembangan tanah.
- Peningkatan jumlah jenis sampai pada tahap tertentu dari suksesi.
- Peningkatan pemanfaatan sumber daya lingkungan sesuai dengan peningkatan jumlah jenis.
- Perubahan iklim mikro sesuai dengan perubahan komposisi jenis bentuk hidup (life form) tumbuhan dan struktur komunitas.
- Komunitas berkembang menjadi lebih kompleks.
- Luasnya komunitas asal yang rusak karena gangguan
- Jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di sekitar komunitas yang terganggu
- Kehadiran tumbuhan pemencar biji dan benih
- Iklim, terutama arah dan kecepatan angin yang membawa bjiji, spora dan benih la-in, serta curah hujan yang mempengaruhi perkecambahan biji dan spora dan per-kembangan semai selanjutnya.
- Macam atau jenis substrat baru yang terbentuk
- Sifat-sifat jenis tumbuhan yang ada di sekitar tempat terjadinya suksesi.
Gambar 2. Suksesi di ekosistem daratan yang mengarah ke perairan |
Jika vegetasi yang ada kemudian musnah dan timbul lahan kosong disebut lahan sekunder atau lahan terdenudasi. Suksesi
sekunder mempunyai tahap yang lebih sedikit daripada suksesi primer,
dan biasanya klimaks pada suksesi sekunder lebih cepat dicapai. Sebaliknya proses suksesi primer
berjalan lambat, hal ini disebabkan oleh ke-adaan iklim batuan yang
kering yang disertai belum terbentuknya tanah.
Karenanya hanya tumbuhan tertentu yang
dapat hidup pada keadaan tersebut. Spesies pertama hidup di atas habitat
yang belum pernah ditumbuhi tumbuhan disebut tumbuhanpioner, contoh lumut. Tumbuhan lumut umumnya sangat sedikit
pengaruhnya dalam penghan-curan bongkah batuan menjadi tanah. Lumut dan
tumbuhan berpembuluh merupakan penyokong terbesar dalam pembentukan
tanah dan vegetasi.
Ada beberapa macam tipe suksesi berdasarkan habitatnya yaitu:
Hidrosere
Tipe suksesi yang berkembang di daerah (habitat) perairan yang biasanya disebut Hidrarch. Vegetasi yang sering berganti dalam hidrarch disebut hidrosere. Tipe suksesi ini tidak selalu memerlukan komunitas aquatik untuk menuju ke perkem-bangan komunitas daratan. Jika air yang ada dalam jumlah cukup
besar dan sangat dalam atau jika air selalu bergerak kuat (gelombang)
atau adanya kekuatan fisik lain, suksesi menghasilkan suatu komunitas
aquatik yang stabil dan sukar meng-alami pergantian. Jadi suksesi ini hanya terjadi jika
kolonisasi komunitas tumbuhan menempati kolam buatan yang kecil dan
dangkal, serta diikuti terjadinya erosi ta-nah di tepi danau, sehingga
batas air akan semakin kecil dan hilang setelah waktu yang lama.
Tumbuhan pelopor adalah tumbuhan air yang terendam, kemudian di-ganti
tumbuhan terapung seperti eceng gondok, kemudian lumpur rawa, rumput
daratan, semak dan akhirnya pohon.
Pada kolam, eceng gondok
berangsur-angsur akan menutup permukaan air, kemudian akumulasi
seresahnya baru menumpuk di dasar kolam dan kemudian mengubah kolam
menjadi rawa dengan jenis tumbuh-an baru menggangti jenis tumbuhan
sebelumnya. Secara berangsur-angsur kemu-dian habitat menjadi lebih
kering dengan aerasi yang lebih baik yang akhirnya akan terjadi tanah
yang cukup matang dan tebal.
Halosere
Suksesi yang dimulai pada tanah bergaram atau air asin, biasanya dimulai dari jenis tumbuhan yang tahan kadar garam tinggi, seperti Spindifec, Ipomea pescapre dll.Xerosere
Suksesi vegetasi yang berkembang pada daerah xerik(kering), disebut Xerarch. Suksesi
xerik biasanya terjadi pada lahan yang tinggal batuan induknya saja.
De-ngan demikian tumbuhan yang mampu hidup disitu hanyalah tumbuhan yang
ta-han kering dan mampu hidup di tanah miskin. Tumbuhan pioner adalah lumut ke-rak
(Lichenes) dalam bentuk lapisan kerak. Dalam proses respirasi Lichenes
akan mengeluarkan CO2yang akan bereaksi dengan H2O membentuk H2CO3.
Asam karbonat ini akan bereaksi dengan bahan-bahan dari batuan
induk sehingga melepaskan ikatan partikel batuan.
Partikel batuan yang lepas itu akan
bereaksi de-ngan sisa-sisa Lichenes yang mengalami pembusukan, mengikat
N yang terbawa oleh air hujan. Kondisi seperti itu tidak sesuai lagi
bagi lumut kerak sehingga lumut kerak mati. Setelah itu akan muncul vegetasi jenis lain yaitu Thallus
(Thallophyta). Demikian seterusnya vegetasi pertama akan memberikan
pengaruh pada habitat yang tidak cocok untuk vegetasi kedua.Urut-urutan
terjadinya proses ini:Lumut kerak — lumut kerak berdaun — lumut
— rumput-rumputan (herbaceus) — semak (shrubs) — pohon-pohonan. Tidak semua proses suksesi xerik
seperti di atas. Kalau habitat permukaannya merupakan pasir maka akan
dimulai oleh rumput tahan ke-ring, baru kemudian semak dan
pohon-pohonan.
Suksesi xerosere, ada 3 macam, didasarkan pada substrat awal yaitu:
- Psammosere : suksesi vegetasi yang dimulai pada daerah berpasir.
- Lithosere : suksesi vegetasi yang dimulai pada batuan.
- Serule : suksesi untuk mikroorganisme (bakteri, fungsi) dalam sisa-sisa produsen/konsumen.
SUKSESI DI PERAIRAN (AQUATIC SUCCESSION)
Suksesi alami pada perairan umumnya
dijumpai pada kolam-kolam dan danau yang terjadi secara bertahap akibat
masuknya bahan tererosi dari sekeliling ekosistem daratan. Proses ini terjadi karena kuantitas
partikel tanah yang tererosi tidak dapat dihin-darkan dari darat dan
mengendap atau tertinggal di dalam kolam atau danau. Tumbuh-an akuatik
memproduksi detritus juga berkontribusi terhadap proses pengendapan.
Tahap selanjutnya terjadinya pergerakan
tumbuhan darat ke arah dalam perairan se-cara bertahap yang dimulai oleh
tumbuhan air ke tumbuhan darat berupa rumput-rum-putan sampai pada
semak dan pohon, sehingga kolam dan danau hilang sama sekali.
Gambar 2. Suatu seri suksesi pada ekosistem danau |
No comments:
Post a Comment