Lagu : ST. GERTRUDE, Arthur S. Sullivan, 1871.
Kaum Kristen suka berjuang, suka berbaris menuju medan perang-- bukan
secara fisik, melainkan secara rohani. Peperangan kaum Kristen adalah
melawan kuasa gelap, yaitu si Iblis dan bala tentaranya. Sepanjang abad tidak ada lagu pilihan yang lebih jitu menggugah hati
umat percaya dalam perjuangan mereka, daripada yang dikisahkan dalam
pasal ini. Patutlah nyanyian pujian itu dijuluki "Lagu Mars Kaum
Kristen." Pengarangnya adalah Sabine Baring-Gould, yang lahir di negeri Inggris
pada tahun 1834. Keluarganya yang kaya menyekolahkan dia dengan
baik--di Inggris, di Jerman, dan di Perancis.
Pendeta Pengantar Injil
Ketika Sabine Baring-Gould tamat dari universitas pads tahun 1864, ia
pun menyambut panggilan Tuhan untuk menjadi pendeta. Gereja pertama
yang digembalakannya ialah sebuah jemaat kecil yang miskin. Kebanyakan
anggotanya adalah para pekerja pabrik dan tambang batu bara. Sebelum
masa pelayanannya, ada sedikit sekali usaha untuk menginjili rakyat
miskin di tempat itu.
Pdt. Baring-Gould menyewa sebuah rumah kecil dengan hanya dua kamar
di bawah dan satu lagi di loteng. Tiap malam ia mengajar sekolah di
kamar bawah, untuk kaum buruh yang hanya dapat belajar malam hari. Tiap
minggu ia mengadakan kebaktian di kamar atas. Kadang-kadang ada orang kasar yang berusaha mengganggu sekolah malam
hari itu. Untunglah Pdt. Baring-Gould mempunyai seorang guru pembantu
yang baik, yaitu seorang karyawan tambang yang botak dan sudah tua.
Kalau ada keributan, orang tua yang masih kuat itu segera keluar sambil
memecahkan beberapa biji berkulit keras dalam tangannya. Dengan geramnya
ia berseru: "Awas, nanti kupecahkan kepalamu seperti kupecahkan biji
keras ini!"
Jumlah orang yang menghadiri kebaktian di kamar atas itu makin lama
makin banyak. Ada yang duduk di tangga; ada yang duduk di kamar bawah.
Kalau menyanyi, kadang-kadang yang di kamar atas dan yang di tangga dan
yang di kamar bawah itu masing-masing mengikuti iramanya
sendiri-sendiri. Namun Pdt. Baring-Gould senang. Ia rela berdiri di atas kursi di
depan tempat pendiangan dalam dapur kecil itu, agar dapat dilihat dan
didengar oleh kebanyakan yang hadir. Sebagian besar dari mereka baru
pertama kali sempat mendengar Kabar Baik tentang Yesus Kristus.
Kisah Cinta yang Indah
Ketika Pdt. Baring-Gould sedang melayani di desa orang miskin itu, ia
pun jatuh cinta dengan seorang gadis yang bernama Grace Taylor. Grace
adalah anak seorang pegawai pabrik. Sekali peristiwa ketika sungai
sedang banjir, pendeta yang berani itu menyelamatkan Grace yang terbawa
arus dan hampir mati tenggelam. Atas nasihat orang tua Grace, Pdt. Baring-Gould mengongkosi calon
istrinya untuk pergi ke tempat lain dan bersekolah di situ. Setelah
pendidikannya agak memadai untuk seorang istri gembala sidang, ia pun
dipanggil pulang untuk pemberkatan pernikahan mereka di gereja.
Bertahun-tahun lamanya Sabine dan Grace membina suatu rumah tangga
Kristen yang bahagia. Mereka dikaruniai limabelas anak. Pada masa tua
mereka, Ny. Baring-Gould menderita semacam cacad, dan suaminya menggaji
seorang juru rawat khusus baginya. Pada saat istrinya yang tercinta itu
meninggal dunia, sang suami menulis pada batu nisannya kata-kata dalam
bahasa Latin yang berarti: Separuh Jiwaku.
Ia Rajin Bekerja
Pada tahun 1867 Pdt. Baring-Gould meninggalkan desa yang miskin tadi
dan pindah ke gereja di tempat lain. Lima tahun kemudian, dari ayahnya
ia mewarisi sebuah perkebunan, lengkap dengan perkampungannya. Selama
sisa hidupnya yang sungguh panjang itu, ia menjadi tuan tanah merangkap
pendeta setempat. Sepanjang masa hidupnya yang mencapai 90 tahun (sampai tahun 1924),
Pdt. Baring-Gould selalu rajin bekerja. Ia mengarang sebanyak 85 buku
tentang agama, perjalanan, adat, dongeng, sejarah, roman, dan riwayat
hidup. la pun menterjemahkan buku-buku dari bahasa Denmark, menyusun dua
koleksi nyanyian rohani, dan menerbitkan sebuah majalah triwulanan
tentang kesenian dan kesusastraan agama. Semuanya itu ia kerjakan dengan
tulisan tangan sendiri, tanpa bantuan seorang sekertaris atau juru
tulis.
Pernah seseorang bertanya: "Bagaimana bapak pendeta dapat mengerjakan sekian banyak tugas?"
Jawabnya: "Rahasianya ialah, saya tekun bekerja sampai selesai. Tidak
usah menunggu-nunggu saat yang baik untuk mengerjakan sesuatu." Hanya sedikit sekali dari buku-buku karangan Sabine Baring-Gould yang
masih dibaca orang masa kini. Namun namanya masih tetap diingat, oleh
sebab beberapa nyanyian pujian yang dikarang dan diterjemahkan olehnya.
Terutama sekali di antaranya adalah lagu pilihan yang dikisahkan dalam
pasal ini.
Arak-Arakan Agama
Pada tahun 1865, ketika Pdt. Baring-Gould masih menggembalakan gereja
kecil di desa para pekerja pabrik dan tambang batu bara, ada suatu hari
besar keagamaan yang akan dirayakan. Anak-anak sekolah dari desa itu
akan berbaris ke desa lain yang dekat dan bergabung dengan anak-anak
dari gereja di sana dalam semacam arak-arakan agama.
Pdt. Baring-Gould ingin supaya anak-anak itu bernyanyi sambil
berbaris. Tetapi ia belum menemukan sebuah nyanyian Kristen yang cocok
untuk maksud tersebut. Semalam sebelum arak-arakan itu, ia tidak dapat tidur sampai jauh
malam. Pikirannya melayang jauh ke Amerika Serikat, di mana ada Perang
Saudara yang dahsyat. Ia pun merenungkan bagaimana besok anak-anak
sekolah akan mengenakan pakaian seragam, sehingga mereka mirip dengan
laskar kecil. Ia membayangkan bagaimana murid-murid yang lebih besar
akan berbaris di muka, sambil membawa panji yang menunjukkan salib
Yesus.
Atas dasar pikiran seperti itu, dalam waktu seperempat jam saja Pdt.
Sabine Baring-Gould menulis kata-kata yang kemudian menjadi terkenal.
Keesokan harinya, anak-anak menyanyikan lagu baru itu. Dalam tempo empat
tahun saja, lagu pilihan itu telah diterbitkan, baik di inggris Raya
maupun di Amerika Serikat. Kini umat Kristen di seluruh dunia
menyanyikannya.
Musikus yang Serba Dapat
Bagaimana mengenai not-notnya?
Pdt. Baring-Gould sendiri mengarang sebuah melodi untuk syair
ciptaannya. Tetapi musik itu cepat dilupakan. Lagunya yang paling
terkenal masa kini ialah karangan Arthur S. Sullivan (1842-1900). Sewaktu Arthur Sullivan masih kecil, ia ikut menyanyi dalam paduan
suara anak laki-laki pada kebaktian yang sering dihormati oleh kehadiran
sang ratu Inggris sendiri. Kemudian si Arthur sempat belajar musik baik
di Inggris maupun di Jerman. Ia menjadi seorang pemain orgel di gereja,
mahaguru musik di universitas, dan pemimpin orkes simfoni.
Arthur Sullivan mulai mengarang musik ketika ia baru berumur 20
tahun. Kebanyakan dari karangannya adalah musik rohani. Tetapi anehnya,
karangannya yang paling terkenal adalah beberapa opera komedi yang
diciptakannya bersama dengan William S. Gilbert. Bahkan dalam bahasa
Inggris istilah Gilbert-and- Sullivan hingga kini masih biasa sekali
diucapkan sebagai nama julukan untuk sandiwara musikal yang lucu-lucu.
Pada tahun 1871 Arthur Sullivan mengunjungi rumah kawan-kawannya yang
kaya. Ia menyebutkan bahwa ia sudah menggubah sebuah lagu baru untuk
nyanyian terkenal karangan Sabine Baring-Gould, tetapi ia belum sempat
mencatatnya di atas kertas. Teman-temannya mengikuti dia ke sebuah ruang kebaktian kecil dalam
rumah mereka. Di sanalah, dengan menggunakan sebuah orgel mini, Arthur
Sullivan mengajarkan kepada mereka sebuah lagu Yang kini terdengar di
mana-mana pada seat orang menyanyikan "Lagu Mars Kaum Kristen".
sumber: http://gema.sabda.org/sejarah_lagu_maju_laskar_kristus
Salamharjoshrian
No comments:
Post a Comment