Sistem dan Teknih Silvikultur atau Budidaya Hutan
Silvika merupakan dasar ilmu budidaya hutan atau pohon yang mengandung
aspek-aspek penerapan metode penanganan hutan berdasarkan silvika yang
dimodifikasi sesuai dengan keadaan dan tujuan pengolahan hutan. Inti
yang dipelajari dalam Silvika adalah Budidaya hutan berkaitan erat
dengan control terhadap proses pertumbuhan pohon. Dan Komposisi jenis
tumbuhan, kualitas tegakan hutan dan pohon hutan seperti bagaimana
mereka tumbuh berproduksi dan bereaksi terhadap perubahan lingkungan.
Untuk dapat menguasai seni menghasilkan hutan tidak cukup hanya
mengetahui prinsip dan cara teknis budi daya pohon saja tetapi juga
harus mencakup praktek budidaya pohon secara terinci untuk semua jenis
kayu yang berharga dan juga tipe-tipe hutannya. Serta Pengendalian dan
control terhadap struktur tegakan hutan menghendaki kaidah-kaidah yang
memadukan pengetahuan biologi, pengolahan dan ekonomi.
Konsep dasar budidaya hutan (pohon) adalah bahwa pemilihan perlakuan
silvikultur yang tepat, baik pada hutan alam maupun hutan tanaman
bergantung pada tingkat control interaksi genotif-genotif lingkungan
terhadap perkembangan fisiologis tegakan.
Di Indonesia Sistem silvikultur pada hutan produksi dalam areal izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu ada 4 jenis, yaitu:
1) Sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)
2) Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ)
3) Sistem Silvikultur Tebang Rumpang (TR)
4) Sistem Silvikultur Tebang Habis Permudaan Buatan (THPB)
Silvikultur merupakan bagian penting atau tulang punggung dalam pengelolaan hutan produksi dan kegiatan rehabilitasi hutan lainnya:
- Dasar silvikultur : ekologi hutan yang mencakup tanah, iklim dan satwa serta silvika yang berkaitan dengan vegetasi hutan.
- Harus ada unsur rekayasa dengan pertimbangan ekologi, social dan ekonomi
- Semua pengelolaan hutan berorientasi untuk penghasil kayu, perkembangan terakhir adalah multi manfaat seperti kayu, air, iklim dan estetika.
-Elemen Hutan, yang terdiri dari:
a. Lahan: luas lahan dan volume lahan
b. Iklim : makro, meso dan mikro
c. Biota : flora dan fauna
-Lingkungan social : termasuk pertimbangan mengelola hutan yang berbeda antara wilayah hutan yang satu dengan hutan yang lain.
-Lingkungan ekonomi : mata pencaharian dan penghasilan berbeda.
Teknik atau praktek silvikultur :
1. Regenerasi / rehabilitasi tegakan hutan
- Penyiapan lahan
- Pengadaan bahan tanaman
- Penanaman
- Pemeliharaan awal
Dalam suatu sistem silvikultur, semua kegiatan tersebut dilaksanakan dengan kombinasi dan intensitas yang berbeda.
- Pembersihan gulma
- penanaman tumbuhan pionir
- Pemupukan lanjutan
- Pemangkasan; pohon yang menaungi daripada tanaman pokok (hibration cutting)
- Penjarangan (thinning)
Tidak semua aktivitas pemeliharaan hutan harus dilaksanakan, ini tergantung kondisi tegakan dan kondisi lingkungan lainnya.
- Tebang Pilih
- Tebang Jalur
- Tebang Habis Permudaan Alam
- Tebang Rumpang
- Tebang Penyelamatan
Rumpang atau yang disebut dengan gap cutting, yaitu tebang membuat
rumpang atau areal bibit, pohon-pohon yang disisakan untuk dijadikan
bibit untuk mendapatkan permudaan alami.
Salam HArjoshrian
No comments:
Post a Comment