Wednesday, December 14, 2016

Sejarah Lagu rohani "Hai Mari Berhimpun"

 
Selama dua abad lebih, umat Kristen di mana-mana gemar menyanyikan sebuah "Lagu Natal Berupa Ajakan Berbakti". Melalui lagu pilihan itu mereka suka mengajak semua orang yang saleh, agar berhimpun bersama- sama di Betlehem. Mereka mendorong para malaikat agar menyorakkan kidung puji-pujian kepada Allah Yang Mahatinggi. Dan mereka menyatakan bahwa Bayi Yesus di palungan yang mereka sembah itu tak lain ialah Almasih, yakni Allah yang telah menjelma menjadi manusia sejati.

Ya, selama dua abad nyanyian pujian itu dikumandangkan -- mula-mula dalam bahasa Latin, lalu dalam bahasa Inggris, kemudian dalam berbagai-bagai bahasa di seluruh dunia. Tetapi anehnya, . . . selama dua abad umat Kristen tidak tahu, dari mana datangnya "Lagu Natal Berupa Ajakan Berbakti" itu. Barulah pada tahun 1947 rahasia asal- usulnya itu dapat dipecahkan.

Bagaimana gerangan sebuah nyanyian yang begitu misterius sumbernya itu dapat menjadi sebuah lagu pilihan umat Kristen di seluruh dunia?


Dugaan yang Salah

Rupa-rupanya melodi lagu Natal itu lebih cepat menjadi populer daripada syairnya. Pada tahun 1744 not-not yang bernada gembira itu sudah dimasukkan dalam sebuah sandiwara yang lucu di Paris, ibu kota Perancis. Menurut penyelenggara dagelan itu, melodi yang dipakainya adalah sebuah "lagu Inggris".

Pada tahun 1750, lagu itu lengkap dengan kata-kata aslinya dalam bahasa Latin, sudah dipakai oleh umat Katolik di Lisbon, ibu kota negeri Portugis. Dari sana ada orang-orang yang membawanya ke London, ibu kota negeri Inggris.

Seseorang, entah siapa, menggubah kembali not-notnya, sehingga menjadi sama seperti melodi yang sudah biasa pada masa kini. Dalam bentuknya yang baru, lagu itu dinyanyikan pada Hari Natal tahun 1785 dalam sebuah kapel Katolik kecil di gedung kedutaan besar Portugis di London.

Di sana seorang bangsawan Inggris sempat mendengarnya. la sangat menyukai lagu Natal itu, yang dinamainya "Portuguese Hymn" ("Lagu Rohani Portugis"). Kemudian ia pun mengajarkannya kepada paduan suara yang dipimpinnya. (Sebutan "Portuguese Hymn" untuk lagu Natal itu masih tetap dipakai hingga kini dalam banyak buku nyanyian; rupa- rupanya banyak penerbit belum mendengar bahwa rahasianya telah diterangkan pada tahun 1947!)

Sementara itu, umat Kristen bukan Katolik makin lama makin banyak menggunakan melodi dari lagu Natal itu. Hanya saja, mereka umumnya tidak tahu bahwa dalam bentuk aslinya nyanyian itu adalah sebuah lagu Natal. Mungkin sekali keanehan itu disebabkan oleh karena kata-kata aslinya ditulis dalam bahasa Latin, yakni bahasa liturgi dan kebaktian Gereja Katolik. Maka melodi itu diceraikan dari syair bahasa Latin yang tidak umum dipahami, dan dijodohkan dengan berbagai-bagai syair rohani yang lain.

Sejak tahun 1791 umat Kristen di Inggris sudah mulai memakai melodi itu; sejak tahun 1800, umat Kristen di Amerika Serikat sudah mulai memakainya, dan dari sanalah musik itu mulai tersebar ke negeri- negeri lain. Misalnya, baik dalam buku Nyanyian Kemenangan Iman maupun dalam buku Lagu Sion, melodi itu dijodohkan dengan sebuah lagu rohani biasa, "Teguhlah Alasan" (sedangkan buku Lagu Sion itu tidak memuat sama sekali "Lagu Natal Berupa Ajakan Berbakti" yang dikisahkan dalam pasal ini!).


Sumbangsih Seorang Penerjemah

Muncullah dalam riwayat "Lagu Natal Berupa Ajakan Berbakti" itu seorang pria bangsa Inggris yang bernama Frederick Oakeley (1802- 1880). Ia seorang putra bekas gubernur pemerintah penjajah Inggris di India. Setelah mendapat pendidikan yang baik, ia menjadi seorang pendeta dari Gereja Inggris, yaitu gereja negara.

Pada pertengahan abad yang lalu, ada beberapa pemimpin Gereja Inggris yang sangat tertarik pada Gereja Katolik. Antara lain, mereka mulai mencurahkan perhatian pada nyanyian-nyanyian pujian yang berasal dari orang-orang Katolik, dan yang belum dimanfaatkan oleh umat Kristen non-Katolik.

Dalam rangka penyelidikan lagu-lagu Katolik itu, Frederick Oakeley menemukan nyanyian yang disoroti dalam pasal ini. Pada tahun 1841 ia menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris, supaya dapat dinyanyikan di gerejanya di ibu kota London. Terjemahan itu, disertai dengan perubahan-perubahan seperlunya, kemudian menjadi dasar dari berbagai- bagai terjemahan yang dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa lainnya di seluruh dunia.

Empat tahun kemudian, Frederick Oakeley merasa begitu tertarik pada Gereja Katolik sehingga ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pendeta Gereja Inggris. Pada tahun 1852 ia pun dilantik menjadi seorang pastor. Sementara itu, lagu Natal yang telah diterjemahkannya itu semakin menjadi populer, baik di kalangan umat Katolik maupun di kalangan gereja-gereja lain.


Dari Manakah Asalnya

"Lagu Natal Berupa Ajakan Berbakti" itu sudah dua abad lamanya menjadi sebagian dari perayaan hari kelahiran Tuhan Yesus. Namun belum juga ada penjelasan tentang asal-usulnya. 

Ada beberapa keanehan tentang lagu itu, yang berkali-kali disebut-sebut oleh para sarjana nyanyian pujian, antara lain:
"Hampir menyerupai sebuah lagu rakyat, karena begitu polos dan sederhana . . . bahkan baris-baris syairnya tidak bersanjak sama sekali, dalam bahasa aslinya pun tidak."
"Namun kata-katanya sangat cocok dengan not-notnya . . . seolah- olah orang yang sama itu menciptakan kedua-duanya."
"Aneh . . . rupa-rupanya semua naskah kuno dari lagu itu pernah disalin oleh juru tulis yang sama, yakni: J. F. Wade."


Siapakah J. F. Wade?

Nama lengkapnya ialah John Francis Wade. Ia dilahirkan di Shrewsbury, Inggris, pada tahun 1710 atau 1711. Dan -- suatu fakta yang penting untuk pemecahan rahasianya -- ia pun dilahirkan dalam sebuah keluarga Katolik yang saleh.

Sulit sekali menjadi seorang Katolik di negeri Inggris pada permulaan abad yang kedelapan belas! Soalnya, pada akhir abad yang ketujuh belas, pernah ada seorang raja Inggris yang sangat menindas rakyat. Ia diusir dan digantikan oleh seorang raja baru. Raja lama itu seorang Katolik; raja baru itu seorang Kristen non-Katolik. Maka orang-orang Katolik di Inggris agaknya dicurigai, kalau-kalau mereka masih memihak raja yang lama itu.

Dalam suasana was-was dan prasangka itu, banyak umat Katolik yang mengungsi dari Inggris ke negeri-negeri lain. Salah satu pusat perantauan mereka adalah kota Douai, di sebelah utara negeri Perancis. Douai terletak hanya 150 kilometer jauhnya dari pantai selatan Inggris, maka banyak pengungsi Katolik dengan mudah dapat berkumpul di sana. Di sana pula mereka membuka sebuah perguruan tinggi untuk pendidikan para pastor yang berbahasa Inggris.

Pada umur kira-kira tiga puluh tahun, John Francis Wade kedapatan di sekolah tinggi umat Katolik di kota Douai itu. Pekerjaannya ialah sebagai guru musik. Tetapi ia pun merangkap menjadi seorang juru tulis.

Para pembaca yang sudah dewasa, mungkin masih dapat mengingat keadaan beberapa tahun yang lalu, sebelum ada mesin-mesin fotocopi di mana-mana. Jika ada gubahan musik yang ingin diperbanyak untuk kalangan yang terbatas saja, agak sulit menstensilnya, apalagi mencetaknya. Malah yang sering dilakukan ialah, mencari seorang juru tulis yang ahli, dan minta supaya ia menyalin musik itu dengan rapi dan teliti.

John Francis Wade biasa bekerja sambilan sebagai seorang juru tulis musik itu. Sepanjang umurnya sampai ia meninggal pada tahun 1786, ia menyalin banyak sekali gubahan musik umat Katolik, untuk dipakai baik dalam kebaktian umum maupun dalam rumah-rumah tempat tinggal.

Salah satu koleksi lagu pilihan dalam bahasa Latin yang pernah disalin oleh John Francis Wade itu berjudul Cantus Diversi (Berbagai- bagai Nyanyian). Dan di dalam koleksi itulah terdapat sebuah lagu Natal yang berjudul Adeste Fideles.

Menjelang pertengahan abad yang kedua puluh ini, ternyata masih ada sebanyak enam naskah Adeste Fideles itu, yang tersimpan baik-baik dalam berbagai arsip dan perpustakaan. Semuanya dibubuhi dengan nama "J. F. Wade", dan semuanya dibuat oleh tulisan tangan yang sama pula. Lalu pada tahun 1946 ditemukan lagi sebuah naskah tulisan tangan yang sama seperti itu.

Seorang sarjana Gereja Katolik mulai meneliti ketujuh naskah itu. Dari berbagai-bagai tanda, ia mengambil kesimpulan bahwa John Francis Wade bukan hanya yang menyalin Lagu Natal itu, melainkan juga yang mengarangnya. Mungkin pada kata-kata atau not-notnya ada bagian-bagian kecil yang dipinjamnya dari hasil karya pengarang lain; namun lagu Natal sebagaimana jadinya pada tahun 1740-1743 itu pasti adalah gubahan J. F. Wade sendiri. Maka pada tahun 1947 sarjana Katolik itu menerbitkan sebuah buku kecil yang mengumumkan penemuannya.

Syukurlah, umat Kristen tidak usah menunggu-nunggu keputusan berdasarkan penelitian sarjana itu! Setiap tahunnya selama dua abad lebih, umat Kristen sudah biasa mengajak seluruh dunia untuk turut menyembah sujud pada Sang Bayi Kudus di palungan, dengan jalan mengumandangkan "Lagu Natal Berupa Ajakan Berbakti" itu.

Syair : Latin, John Francis Wade (?), antara 1743; O Come, All Ye Faithful, Frederick Oakeley, 1841. Lukas 2:8-20.
Lagu : ADESTE FIDELES, John Francis Wade, 1743.

sumber: http://gema.sabda.org/sejarah_lagu_hai_mari_berhimpun

Salam Harjoshrian 

No comments:

LIRIK LAGU TERBARU ROHAKKU - JUN MUNTHE