Sunday, May 11, 2014

Haejoshrian,PENENTUAN KELAS KEKUATAN DAN KEAWETAN KAYU YANG DIPERDAGANGKAN, Di jalan Karya, Medan.



PENENTUAN KELAS KEKUATAN DAN KEAWETAN KAYU YANG DIPERDAGANGKAN,
Di jalan Karya, Medan.


Penentuan Kelas Kekuatan Dan Keawetan Kayu Yang Diperdagangkan    
            Sifat-sifat kayu yang penting sehubungan dengan penggunaannya meliputi sifat fisik, sifat mekanik, sifat kimia dan keawetan alami. Sifat kayu yang erat kaitannya dengan kekuatan kayu adalah sifat mekanik kayu. Kekuatan dan ketahanan terhadap perubahan bentuk suatu bahan disebut sebagai sifat-sifat mekaniknya (Haygreen dan Bowyer, 1993).

            Ketahanan terhadap perubahan bentuk menentukan banyaknya bahan yang dimanfaatkan, terpuntir atau terlengkungkan oleh sesuatu beban yang mengenainya. Perubahan-perubahan bentuk yang terjadi segera sesudah beban dikenakan dan dapat dipulihkan jika beban dihilangkan disebut peubahan bentuk elastis. Sebaliknya jika perubahan bentuk berkembang perlahan-lahan sesudah dikenakan, disebut reologis atau tergantung waktu.
            Istilah kekuatan sering digunakan dalam arti umum untuk menyatakan semua sifat mekanik. Hal ini dapat menyebabkan kekacauan karena banyak terdapat tipe-tipe kekuatan dan sifat elastik yang berbeda-beda. Kayu yang relatif kuat sehubungan dengan satu kekuatan mungkin tingkatnya lebih rendah pada sifat yang lain apabilam dibandingkan dengan spesies yang lain.        
            Menurut Damanik (2005), kayu sebagai bahan bangunan mempunyai kekuatan tertentu, terutama mengenai sifat fisik/mekanik. Dengan diketahui kekuatan untuk jenis kayu tertentu, maka konsumen akan memilih jenis kayu yang tepat sesuai penggunaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan kayu diantaranya adalah faktor biologis (mikroorganisme yang menyerang kayu), kadar air, dan berat jenis. Menurut Vademecum Kehutanan Indonesia, kelas kekuatan kayu didasarkan pada berat jenis, keteguhan lengkung mutlak (klm) dan keteguhan tekan mutlak (ktm) (Tabel 2).
            Sebagai bahan struktur kayu mempunyai berbagai kekuatan, khususnya dalam :
1. Menahan Tarikan. Kekuatan terbesar yang dapat ditahan oleh kayu adalah sejajar arah serat, sedangkan kekuatan tarikan tegak lurus arah serat lebih kecil dari pada sejajar serat.
2. Menahan Tekanan (Desak). Kayu juga dapat menahan beban desak, baik tekanan sejajar serat maupun tegak lurus serat, misalnya sebagai bantalan kereta api. Daya tahan desak tegak lurus serat lebih kecil bila dibandingkan dengan sejajar serat.
3. Menahan Lenturan. Besarnya daya tahan kayu terhadap lenturan tergantung pada jenis kayu, besarnya peampang kayu, berat badan, lebar bentangan, sehingga dengan dapatnya kayu menaan lenturan maka dapat menahan beban tetap meupun beban kejut/pukulan.
            Kelas keawetan kayu adalah tingkat keawetan suatu jenis kayu terhadap organisme perusak seperti jamur serangga dan penggerek di laut. Keawetan kayu dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu karakteristik kayu dan lingkungan. Faktor karakteristik kayu yaitu: kandungan zat ekstraktif, umur pohon, bagian kayu dalam batang (gubal dan teras), dan kecepatan tumbuh. Faktor lingkungan yaitu: tempat di mana kayu dipakai, jenis organisme penyerang, keadaan suhu, kelembaban udara dan lain-lainnya. Suatu jenis kayu yang awet terhadap serangan jamur belum tentu akan tahan terhadap rayap atau penggerek kayu di laut, demikian pula sebaliknya (Muslich,2011).
            Keawetan kayu menjadi faktor utama penentu penggunaan kayu dalam konstruksi. Bagaimanapun kuatnya suatu jenis kayu, penggunaannya tidak akan berarti bila keawetannya rendah. Suatu jenis kayu yang memiliki bentuk dan  Universitas Sumatera Utarakekuatan yang baik untuk konstruksi bangunan tidak akan bisa dipakai bila kontruksi terebut akan berumur beberapa bulan saja, kecuali bila kayu tersebut diawetkan terlebih dahulu dengan baik. Karena itulah dikenal apa yang disebut  dengan kelas pakai, yaitu komposisi antara kelas awet dan kelas kuat, dengan  kelas awet dipakai sebagai penentu kelas pakai. Jadi, meskipun suatu jenis kayu  memiliki kelas kuat yang tinggi, kelas pakainya akan tetap rendah jika kelas awetnya rendah (Tim Elsppat, 1997).
            Suranto (2002), memaparkan bahwa tiap-tiap kelas keawetan itu memberi gambaran tentang umur kayu dalam pemakaian. Secara utuh klasifikasi keawetan kayu dapat dilihat pada Tabel 1. dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap umur pakai kayu pada setiap kelas keawetan kayu dapat dilihat pada Tabel 2.
            Berdasarkan SK-SNI 03-3233-1998, tentang Tata Cara Pengawetan Kayu Untuk Bangunan Rumah dan Gedung sebagai berikut :
            Pengawetan adalah suatu proses memasukkan bahan pengawet ke dalam kayu dengan tujuan untuk memperpanjang masa pakai kayu. Kayu yang harus diawetkan untuk bangunan rumah dan gedung adalah kayu yang mempunyai keawetan alami rendah (kelas awet III, IV, V dan kayu gubal kelas I dan II), dan semua kayu yang tidak jelas jenisnya. Bahan kayu yang akan diawetkan harus melalui proses vakum tekan, proses rendaman, permukaan kayu harus bersih dan siap pakai.
            Peralatan yang digunakan dalam pengawetan dengan proses vakum tekan adalah tangki pengawet, tangki pengukus, tangki persediaan, tangki pencampur, pompa vacum, pompa tekan hidrolik,bejana vakum, pompa pemindah larutan, kompresor, manometer, termometer, hidrometer, gelas ukur 100 mL dan timbangan. Untuk proses, rendaman diperlukan peralatan yaitu bak pencampur, tangki persediaan, bak pengawet, pompa pemindah larutan, geas ukur, hidrometer termometer, timbangan, dan manometer. Sedangkan untuk rendaman panas dingin digunakan peralatan yang sama seperti rendaman dingin tanpa timbangan dan ditambah tungku panas. Cara pengawetan sebagai berikut : Pembuatan bahan larutan, dan persiapan kayu yang akan diawetkan. Pelaksanaan pengawetan dengan cara vacum tekan, rendaman dingin atau rendaman panas-dingin. Setelah kayu diawetkan maka kayu disusun secara teratur dengan menggunakan ganjal yang seragam (1,5 - 2,0) x (2,5 - 3,0) cm, dan lindungi kayu dari pengaruh hujan dan matahari secara langsung sampai kering udara


Judul                          : Penentuan Kelas Kekuatan Dan Keawetan Kayu Yang                           Diperdagangkan                           
Kelompok                   :
Kelas                           : HUT 6D
            Hasil yang diperoleh dari praktikum yang berjudul “Penggolongan Kelas Kekuatan dan Keawetan Kayu” ini adalah sebagi berikut.
Tabel 11. Kelas Kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan di kota Medan
No
Jenis Kayu
Nama Ilmiah
Kelas Awet
BJ
Kelas Kuat
Nilai MOE dan MOR
Penggunaan
1
Jati
Tectona grandis
II
0,70
I
MOE=53253,32 kg/cm2
MOR= 558,30 kg/cm2

Bangunan (Konstruksi), Veneer mewah, Perkakas (mebel), Lantai (parket),
2
Damar Laut
Agathis sp
IV
0,49
III
MOE = 7592,3 kg/cm2
MOR=336,2  kg/cm2
Bangunan, kayu lapis, mebel, rangka pintu dan jendela, bahan pembungkus, alat olahraga dan music, korek api, pulp.
3
Meranti
Shorea sp
III,IV
0,55
II,IV
MOE= 11200-13900 N/mm2
MOR=74-92 N/mm2
KTS= 38,80-52,90 N/mm2
KPT= 2,97-5,03 N/mm2
KS=8-11,40 N/mm2
Bangunan, kayu lapis, mebel, lantai, papan dinding, bahan pembungkus, pulp
4
Durian
D. zhibentinus
IV,V
0,64
II,III
MOE= 9500-15800 N/mm2
MOR=65-95 N/mm2
KTR= 1,3-2,4 kg/m3
KTP=1,6-4 kg/m3
Bangunan, Kayu lapis, bahan pembungkus
5
Mahoni  
S, mahagoni
III
0,64
II,III
MOE= 968 kg/cm2
MOR= 77496 kg/cm2
KR=125,85 kg/cm2
Bangunan, kayu lapis, mebel, lantai, papan dinding, rangka pintu dan dinding, perkapalan
6
Mangga
Mangifera indica
IV
0,67
II, III
MOE=561.80 cm/kg2
MOR=854.01 kg/cm2
KTS= 357.84 kg/cm2
KTT= 293.19 kg/cm2


Keterangan
KTS     = Keteguhan tekan sejajar
KPT     = Keteguhan pukul tangensial
KS       = Kekuatan serat
KPR    = Keteguhan pukul radial
KGS    = Keteguhan geser sejajar
KTT     = Keteguhan tekan tegak lurus serat 
KG      = Kekuatan geser
KR      = Keteguhan rekat




Salam Harjoshrian

No comments:

LIRIK LAGU TERBARU ROHAKKU - JUN MUNTHE