Saya adalah mahasiswa Kehutanan.
Ketika saya masuk ke jurusan ini,, saya sangat tidak tertarik, dan merasa kalau
aku terdampar di suatu tempat antah berantah. Hehehe. Itu dulu ketika aku tidak
tahu tentang kehutanan sama sekali. Tapi sekarang, kehutanan itu mendarah
daging buatku, apalagi sekarang kami sudah menjadi fakultas.
Banyak sekali pengetahuan yang
kudapatkan dari kehutanan ini, terutama ketika kami belajar tentang kebakaran
hutan, memang agak gimana gitu, tapi kami harus mempelajarinya. Aku baru sadar
sesuatu, bahwa kebijakan dibuat untuk kepentingan beberapa pihak saja, alias money politics. Mengapa demikian?
Sejak dulu kebakaran hutan sering
terjadi, sehingga semakin sedikit hutan di dunia ini, tanpa terkecuali Indonesia.
Karena lading berpindah, HPH. Dimulai tahun 1982/1983, terjadi kebakaran hutan
seluas 3,6 juta Ha di Kalimantan Timur. Tahun 1987 lebih kecil. Tahun 1991
500.000 Ha hutan terbakar, semua itu untuk pembukaan lahan, HTI atau pun
perkebunan kelapa sawit. Puncaknya ketika tahun 1994, hutan seluas 5,4 juta Ha
mengalami kebakaran hingga membuat polusi lintas antar negara. Oleh karena itu
dibuatlah sebuah KEBIJAKAN, yaitu
PLTB (pembukaan lahan tanpa tebang). Wow, keren ya namanya, dan perencanaannya
pun pasti mantap. Tapi kenyataannya tidak seperti itu, setelah kebijakan itu
dibuat, pada tahun 1997/1998 terjadi kebakaran lebih besar lagi, seluas 10 juta
Ha hutan habis dilahap si jago merah. Kemana kebijakan yang dibuat tadi? Kok
kebakarannya makin banyak. Itulah kebijakan dari pemerintah, hanya untuk
keuntungan kepada mereka. Mereka membuat kebijakan ataupun larangan, tapi pada
prakteknya tidak ada dilakukan pengawasan dan pelaku pun tidak ada mendapat
sanksi. Kenapa bias gitu? Ya bias lah, ada uang, semua aman.
Itu lah KEBIJAKAN yang ada di negara
ini, banyak sekali, tapi hampir tidak ada mau menurutinya. KEBIJAKAN hanya
untuk money politic si pembuat
kebijakan. Kali ini lagi musim-musimnya berita hangat dan yang paling hangat
adalah PILKADA mau diambil alih DPR. Itulah money politic tadi, untuk
keuntungan sepihak. Apakah itu bisa terjadi, memang bagus rencananya, tapi
tidak bisa diterapkan di Indonesia karena DPR nya tidak ada yang dapat
dipercaya. Marilah kita doakan kebijakan2 yang akan dibuat di negara ini..
Salam Harjoshrian.
No comments:
Post a Comment