Tuesday, April 5, 2016

Juara Pertama Yang Berkesan


Pagi ini, adalah hari pengambilan raport di salah satu SD yang berada di desa Sriwangi. Para wali murid telah berdatangan memadati halaman sekolah, untuk mengambilkan raport anaknya. Tak hanya orangtua, para pemuda juga hadir untuk mengambilkan raport saudara atau keponakannya. Mereka berasal dari berbagai kalangan. Ada yang datang dengan berjalan kaki, naik sepeda, atau bahkan menaiki kendaraan bermotor pun juga ada. Tak jarang dari mereka yang membawa anak-anak mereka yang masih kecil. Terlihat berbagai kendaraan telah memadati lokasi parkiran. Beberapa dari mereka ada yang langsung bercengkerama setelah turun dari kendaraan. Ada juga yang bercengkerama sambil duduk di kendaraan mereka. Layaknya sudah saling mengenal satu sama lain. Namun ada pula yang langsung menuju warung terdekat untuk sekedar membeli makanan atau minuman.

Waktu sudah menjelang siang. Suasana pun semakin panas, karena keberadaan sang mentari semakin tinggi. Agar acara dapat segera dimulai, kepala sekolah menghimbau para wali murid untuk segera memasuki ruangan kelas yang telah disediakan. Sedangkan, siswa dan siswi menunggu di luar. Telah tersedia banyak meja dan kursi di ruangan tersebut. Mereka segera menempati tempat duduknya masing-masing. Acara pun dimulai. Beberapa patah kata sambutan, telah disampaikan oleh kepala sekolah. Tibalah saat pengumuman siapa yang akan menjadi juara kelas. Siswa dan siswi dibuat semakin tegang menunggu nama mereka dipanggil atau tidak. Jantung mereka berdebar kencang, serasa seperti mau copot saja. Namun tampaknya, wali murid mereka lebih tegang daripada mereka.

Pengumuman juara kelas dimulai dari kelas 1 hingga kelas 6. Mereka yang namanya dipanggil, maju dengan didampingi oleh wali murid mereka. Namun ada sesuatu yang berbeda. Ketika salah seorang siswi yang bernama Rena dipanggil sebagai juara pertama kelas 5, dia maju seorang diri, sama sekali tak ada yang mendampinginya. Entah apa yang membuatnya seperti itu. Tapi yang jelas, kedua orangtuanya terlalu sibuk untuk mengambilkan raport anak bungsunya itu. Ibunya sedang mengambilkan raport kakaknya yang bersekolah di SMA. Sedangkan ayahnya, terlalu sibuk dengan dagangan motornya di rumah. Sempat terlintas di benaknya, mungkin ayahnya tidak ingin dipermalukan lagi. Sama halnya seperti ketika ayahnya mendatangi acara-acara sekolah kakaknya. Padahal, Rena dan kakaknya sangatlah berbeda.

Ini adalah kali pertama Rena mendapat juara pertama di kelasnya. Namun sangatlah disayangkan, kedua orangtuanya tak bisa hadir untuk mendampinginya. Tiba-tiba, ada seorang perempuan yang sedang menggendong anak laki-lakinya yang masih kecil, dia adalah bibi Rena. Saat di rumah, ibu Rena berpesan kepada bibi Rena untuk mengambilkan raport anaknya. Kebetulan, anak bibi Rena juga satu kelas dengan Rena. Tidak seperti anak-anak lain yang mendapat juara, mereka terlihat sangat senang dan bergembira. Namun, tak tampak kegembiraan sedikit pun dari wajah Rena. Sedih, senang, kecewa, semua tersimpan rapi di hatinya. Hanya senyum terpaksa yang terlihat darinya saat berfoto dengan bibinya.

Bel pertanda pulang telah berbunyi. Segera Rena mengambil sepedanya di parkiran. Perlahan Rena menaiki sepedanya, lalu mengayuhnya. Sepanjang jalan, ia hanya bisa memendam kesedihannya. Berulang kali ia berusaha mengusap air matanya. Namun selalu menetes. Baginya, ini adalah hal paling menyedihkan dalam hidupnya. Dan mungkin, akan terus tersimpan di memorinya. Tak butuh waktu lama untuk sampai ke rumahnya. Ia segera menaruh sepedanya di samping rumah. Perlahan ia masuk ke rumah masih dengan perasaan sedihnya. Begitu ia membuka pintu, betapa terkejut dirinya. Saat mendapati ibunya datang dengan membawa kue ulang tahun bersama ayah dan kakaknya. Iya memang benar, hari ini adalah ulang tahun Rena yang ke-12 tahun. Raut wajah Rena berubah seketika menjadi sangat bahagia.

Cerpen Karangan: Ria Puspita Dewi
Facebook: Puspita Elfa
repost: http://cerpenmu.com/cerpen-keluarga/juara-pertama-yang-berkesan.html

No comments:

LIRIK LAGU TERBARU ROHAKKU - JUN MUNTHE