“Hati-hati
bang, banyak galian tuh”
“Tenang aja
sayang, abang joki kok, kita salib aja semua, biar cepat kita”
“Tapi kan
adek takut bang, udah macet, ngebut, banyak lobang lagi”
“Tenang aja
adek ku sayang, gak kan ada apa-apa kok”
Mereka pun melaju dengan kencang, dan saling menyalib di
jalanan yang berlobang dan banyak galian. Karena menghiraukan perkataan
malaikat yaitu pacarnya, merekapun kecelakaan karena tidak tahu kalau bekas
galian dan tanah yang baru digali di jalanan oleh PLN lagi,
karena seingat si laki-laki udah selesai perbaikan jalannya. Mereka pun masuk RS dan kritis.
karena seingat si laki-laki udah selesai perbaikan jalannya. Mereka pun masuk RS dan kritis.
Di Indonesia ini mungkin banyak yang seperti itu, yang
ngebut-ngebut di jalanan, tak menghiraukan peringatan yang menyebabkan
kecelakaan pada dirinya sendiri dan bisa mengganggu pergerakan orang lain juga.
Tapi bukan itu yang mau kita bahas, tapi fenomena galian yang ada di negara
kita ini, khususnya Sumut. Memang bagus program pemerintah memperbaiki jalan,
memang bagus program pemerintah membuat saluran drainase, memang bagus tindakan
pemerintah semua. Tapi yang tidak bagus pengerjaannya. Mungkin kita sadari atau
tidak kita sadari, jalan itu cepat rusak karena ketika baru selesai, dibongkar
lagi untuk membuat saluran drainase, setelah selesai, dibongkar lagi oleh pihak
PLN.
Kenapa bisa begitu? Apa pemerintah mau menghabiskan dana
saja? Kalau iya, mending digunakan ke yang lebih penting. Tapi yang aku lihat,
tiap instansi tidak ada kerja sama. Bisa saja mereka bekerja sama untuk tidak
berulang-ulang kerja, tapi itu tidak dilakukan. Karena keegoisan satu pihak,
jalanan yang harusnya bisa bertahan lama, dan sangat berguna untuk kehidupan
tidak bisa bertahan lama karena galian galian dan galian. Fenomena galian
menjadi biasa saja, karena semua sudah tahu, instansi itu bodoh.
Banyaknya yang tidak peduli akan keadaan lingkungannya, makin rusak lah dunia ini. Kalau bukan kita yang merubah itu ke arah yang positif,,,siapa lagi? Memang bukan hal yang mudah menjadi seorang pemimpin di negara ini. Tapi kita sebagai generasi muda, pantas lah kita memandang ke arah yang lebih baik. Mungkin bukan harus jadi pemimin yang di pemerintahan, tapi Bisa saja menjadi pemimpin gerakan untuk membuat keadaan yang buruk ini menjadi lebih baik. Karena sifat pemimpin itu sudah ditanamkan di dalam hati kita.
Salam HarjoshRian
Banyaknya yang tidak peduli akan keadaan lingkungannya, makin rusak lah dunia ini. Kalau bukan kita yang merubah itu ke arah yang positif,,,siapa lagi? Memang bukan hal yang mudah menjadi seorang pemimpin di negara ini. Tapi kita sebagai generasi muda, pantas lah kita memandang ke arah yang lebih baik. Mungkin bukan harus jadi pemimin yang di pemerintahan, tapi Bisa saja menjadi pemimpin gerakan untuk membuat keadaan yang buruk ini menjadi lebih baik. Karena sifat pemimpin itu sudah ditanamkan di dalam hati kita.
Salam HarjoshRian
Salam HarJosaHrian
No comments:
Post a Comment