Haryono adalah seorang mahasiswa di perguruan tinggi. Dan
tahun ini stambuk mereka mendapat bagian menjadi panitia natal Program Studi.
Mereka semua sangat senang ketika pembentukan panitia, dan sangat semangat
ketika memulai mencari dana untuk kesuksesan natal mereka nantinya. Hari mereka
lewati dalam kepanitiaan, minggu pun dilewati. Tapi haryono sendiri jarang ikut
ketika rapat diadakan, padahal dia sangat mendambakan sebuah natal yang wah.
Hingga bulan desember pun tiba. Undangan natal melalui
spanduk dan brosur-brosur sudah bertebaran dari fakultas lain, dan Haryono pun
udah memiliki rencana untuk menyaksikan natal itu, dan tidak memperhatikan
natalnya sendiri. Dia tidak tahu bagaimana keadaan panitia natal, latihan gak
ikut, rapat gak ikut, pernah ikut itu pun karena kebetulan di kampus dengan
teman-teman yang lain.
Natal fakultas pertanian pun tiba, dia ingin lihat bagaimana
sih natal yang satu ini. Dia punmengajak teman-temannya.
“ayok ke natal pertanian”
“kapan”
“nanti lho, masa gak tau kalian”
“gimanalah agak sibuk kepanitiaan natal ini”
Haryono sempat terdiam mendengar kepanitiaan, karena dia
kurang aktif akan itu. Dia pun melanjutkannya lagi.
“malam nya nanti”
“gimana ya, latihan koor nanti kita lho”
“kan bisa besok-besok”
“gak lah bro”
Haryono pun merasa terpukul dengan tanggapan temannya itu.
Yang mengatakan tentang rapat lah, latihan koor lah, dan akhirnya tidak mau di
ajak ke acara natal pertanian. Dia pun pergi sendiri, sesampainya disana, ia
pun bertemu dengan teman-teman yang lain. Dan mereka pun mulai menikmati, tapi
setelah ditunggu-tunggu, mungkin karena hujan, acara natal tersebut jadi telat
2 jam, memang jadi penuh ruangan itu, tapi sangat padat. Setiap acara diikuti
dengan baik, dan penuh hikmat, apalagi ada penampilan bernyanyi yang sangat
wow. Tapi tibalah di ibadah, ketika ada perembahan pujian, banyak jemaat yang
bertepuk tangan, sehingga membuat acara natal jadi tidak kondusif. Itu
berlangsung sampai akhir acara. Yang dimulai terlambat, dan ketika mulai
menikmati, dihancurkan dengan tepuk tangan hingga habis acara. Haryono agak
kecewa dengan itu semua.
Selanjutnya di hari kemudian, ia mengikuti natal fakultas
keperawatan, beda dengan natal sebelumnya, bukannya makin bagus, tapi makin
tidak bagus dan tidak kondusif, apalagi setiap acara tidak ada yang menarik.
Tepuk tangan demulai ketika pembicara mengajak jemaat untuk bertepuk tangan,
sehingga menjadi semakin tidak karuan sampai akhir. Begitu juga dengan
natal-natal lainnya. Haryono pun jadi bertekat spaya natal prodi mereka bisa
kondusif. Dia pun mulai rajin mengikuti kepanitiaan, yang menjadi kekurangan
hanya di dana saja.
Tibalah natal mereka, haryono sebagai panitia memakai jas,
jadi terlihat keren. Persiapan sudah
mereka persiapkan untuk kelancaran natal. Ada tempat berfoto di depan, dan
dengan susunan acara dengan menepatkan kata sambutan di kahir acara. Alhasil,
natal pun berjalan kondusif selama ibadah berlangsung. Dan di varia natal,
jemaat menikmati semua suguhan yang disediakan. Haryono teringat kalau di depan
dia sebagai seksi dekorasi membuat bingkai tempat berfoto. Dia pun berencana
mengajak KTB nya providensia tree of life untuk berfoto bersama. Mereka semua
setuju, dan ketika semua sudah dipersiapkan, sulit sekali mereka berkumpul
untuk berfoto, da aja yang kurang, padahal yang lain pada gak sibuk, Cuma
haryono yang sibuk mengatur bingkai, tapi justru yang lain sulit berkumpul.
Haryono mulai kesal, karena tak kunjung terjadi juga, dia pun memutuskan untuk
masuk dan membatalkan berfoto dengan mereka. Dia dengan perasaan marah, kesal
dan semua lah, berusaha menikmati acara yang tersisa di dalam gereja. Yang lain
berusaha mengajak dia untuk berfoto, tapi haryono tidak mau lagi. Ia tahu kalau
kakaknya sudah agak sedih itu, tapi gimana mau dibuat, dia udah keburu kesal.
Begitulah semua berakhir sampai kakak kelompok mereka pulang, dia pun mmenjadi
tidak fokus untuk melakukan segala sesuatu. Dia hanya berusaha tersenyum supaya
yang lain tidak tahu apa yang dia rasakan, supaya yang lain tidak tahu rasa
kesal yang ia rasakan. Karena itu ketika kakak seniornya yang dulunya dekat
dekat dia menyalam dia, dia rada gak sadar menyalam siapa, hanya menyalam ala
kadarnya, karena kefokusannya sudah berbagi dengan hal yang lain. Ditambah lagi
dengan hujan deras sehabis natal, menambah ketidaknyamannya dengan semua yang
ada. Hah, natal yang berkesan dan tidak berkesan.
J
:P
Salam HarjoshriaN
No comments:
Post a Comment