Teman satu kos ku sering bilang "kau kalau nyanyi main gitar, lagu yang seharusnya senang dan ceria, tapi kau buat jadi lagu sedih". "Kalau kau ikut x-factor, kau pasti menang,bukan karena suaramu tapi karena keadaanmi sekarang". Akupun hanya tersenyum,karena menurutku mereka pasti bercanda.
Tapi setelah waktu terlewati,aku pun berkaca dan berpikir. Kayaknya apa yang mereka katakan benar,aku selalu sedih.
Tidak jarang adek sat pelayanan mengatakan "gak pernah ku lihat abanh senyum" atau "jarang-jarang abangku lihat sennyum".
Aku menanggapi kepada temanku, senyum itumahal bro, hahahaha. Sebenarnya aku pun sadar itu. Tak jarang aku di tengah keramaian merasa sendiri, merasa aku entah ngapai berada disitu.sampai di waktu keakraban voulunteer dan panitia KMKRSU, mc memandu kami membuat puisi empat baris yang menggambarkan diri sendiri. Wah agak senang aku, karena puisi dan pasti aku sulit ditebak, gitu pikirku. Tapi ternyata tidak.
Puisiku yang dibaca pertama kali, dan si pembaca dengan mudah menebak, kalau isi puisi itu adalah diriku. Akupun semakin yakin, kalau memang seperti itulah diriku. Kadang terpaksa tersenyum dan tertawa padahal tidak ingin, bahkan gak tau untuk apa.. Aku sering sedih, aku sering murung, semua tampak menyedihkan. Kadang aku bisa sedikit cerita yang ku anggap berbeda dan bakal mengerti aku. Tapi aku kembali ke tahap itu, hanya dicari bila perlu. Sahabat? Teman? Aku tidak tau seperti apa itu, dan aku berpikir itu hanya ada dalam dongeng, klise, atau cerita fiksi yang tidak akan ku temukan di dunia nyata. Aku sering berpikir seperti itu...
Bisakah kau jadi sahabatku?
No comments:
Post a Comment