Saturday, October 22, 2016

Semua bisa dicari alasannya...


Siapa diantara kalian yang sekarang punya pacar atau sedang pacaran. Eh, lebih tepatnya yang sedang pendekatan, istilah kerennya PDKT... Pasti ada kan? Apa hal yang kalian perbincangkan? Cinta? Pertemuan? Kenapa bisa suka? Sejak kapan suka? Pasti kalian membahas itu kan? Aku beri contoh...

Ketika seorang pria mendekati wanita dan dia mengatakan suka kepada perempuan, si perempuan pasti bertanya kenapa kau bisa suka kepadaku? Sejak kapan kau suka padaku? Apa yang kau ingat tentang diriku?

Lelaki yang sudah biasa tidak akan kesulitan menghadapi hal ini, karena dia sudah punya tameng kuat untuk ini. Dia akan mencari persamaan diantara mereka berdua. Dia akan sangat mudah mengarang sejak kapan dia mulai suka. Peretemuan seperti apa yang pertama kali pasti dia juga sudah mempersiapkan hal itu. Apa tujuannya, yang penting dia bisa menarik perhatian si perempuan itu di awal, tidak perlu dipikirkan benar atau tidaknya. Yang penting perhatian perempuan itu terpancing, dan dia masuk perangkap itu... mengatakan kejujurannya nanti gampang, kalau sudah jatuh cinta nanti si cewe, gak mau lepas, gak bisa mikir lagi yang benar yang harus dilakukan, si lelaki akan jujur tentang kebohongannya di awal. Si cewe marah? Iya pasti marah, tapi toleransi lebih besar disini. Dia tidak peduli lagi hubungan yang diawali dengan kebohongan itu, yang dia pikirkan cintanya yang menggebu-gebu kepada si lelaki. Dan dia pun kalah dalam pertarungan itu... banyak perempuan yang terkena dalam tahap ini. “nasihat yang ajaib,”jangan pernah menasihati orang yang jatuh cinta, karena semua itu ibarat omong kosong didengarnya”.

Bagaimana dengan lelaki yang belum pernah sama sekali, tapi dia sudah dangat bergumul untuk ini, dia tidak pernah mempersiapkan seperti yang berpengalaman. Dia hanya menebak-nebak apa yang akan ditanya si perempuan, dan mempersiapkan yang menurut dia perlu. Tapi ketika berhadapan dengan si perempuan, hal itu buyar, dia tidak tau apa yang sudah dipersiapkannya. Persiapan itu ibarat angin lalu, tidak bisa ditangkapnya lagi. Biasanya dia akan gelagapan, atau bahasanya tidak teratur, atau dia sangat gugup. Percayalah kalian, dia sudah sangat berlatih keras untuk saat ini, tapi latihan itu sering gagal. Si perempuan tertarik? Mungkin iya, mungkin tidak. Tapi kalau ditanya pertanyaan yang sama, dia akan agak lama menjawab, bukan karena mau mengarang cerita, tapi karena gugupnya. Dia tau sejak kapan itu, kenapa bisa, pertemuan gimana. Tapi dia sangat kesulitan mengatakan itu. Dan si perempuan biasanya agak kecewa dengan sikap ini, merasa dibodohi. Awalnya. Tapi cobalah bicara selama setengah jam korek dan korek, dia akan terbiasa, mungkin tidak gugup lagi. Perempuan mungkin kurang tertarik, tapi bagi yang jatuh cinta, itu adalah proses, tidak boleh menyerah. Perempuan itu pun akan memperhatikannya, jatuh cinta padanya. Dia akan berpikir sendiri. Kenapa tidak dengan dia? Dia baik, jujur, kadang konyol, tapi dia jujur buatku. Apa yang dia katakan memang fakta. Jatuh cinta? Iya jatuh cinta. Toleransi? Oh nanti dulu, apa yang mau ditoleransi? Kebodohannya yang gugup yang merusak suasana di awal? Kurasa itu tidak perlu ditoleransi, itu memang dia, gugup hal biasa. Kebohongan? Cerita lain, sekali berbohong, pasti punya anak cucu kebohongan lainnya. Dan biasanya semua yang diawali dengan kebohongan pasti akan hancur, pasti....

Kita kembali ke topik. Mencari alasan, semua punya alasan untuk sesuatu hal. Tapi apakah alasannya itu benar atau tidak? Itu cerita lain.

Biasanya orang yang sedang jatuh cinta suka mencari persamaan. Aku kayak gini, eh dia juga ternyata. Tapi bagaimana kalau tidak suka? Akan berusaha mencari perbedaan dan kesalahan.

Sering dengar pernyataan semua lelaki sama saja? Iyap, itu biasanya dari perempuan yang dikhianati pacarnya atau kekasihnya. Apakah benar begitu? Kenapa kau memilih lelaki itu? Karena dia kaya, pintar, tampan, jago olahraga, bisa musik. Apakah karena itu, kalau seperti itu, wajar aja kau akan ditinggalkan, karena dasarmu Cuma dari luarny saja. Bagaimana dengan yang di dalamnya? Mungkin kau kenal sebagian, tapi bagaimana yang lainnya? Ketika kau ditinggalkan, wajar, banyak pilihannya di luar sana yang lebih darimu. Apakah tidak ada orang disampingmu? Mugnkin yang selalu memperhatikanmu, mendengar kesedihanmu. Seperti klise dalam sinetron iya kan? Tapi aku yakin pasti ada orang yang punya posisi ssseperti ini.

Ketika kau suka dengan seseorang, kau akan semakin banyak mentolerir keburukan dan kesalahannya, makanya kau perlu seseorang yang bisa menilai. Tapi biasanya kau pun akan menolak tanggapan itu, karena tidak sesuai dengan yang kau inginkan. Yang kau inginkan temanmu itu mengatakan kalau apa yang kau lakukan benar, tapi ketika kawanmu tegas mengatakan bahwa itu salah, kau tidak terima dan marah kepada kawanmu. Hal itu wajar. Sudah ku bilang di awal, tidak ada gunanya menasihati orang yang jatuh cinta, keputusan ada ditangannya...

Ketika kita suka kepada seseorang, kita akan mencari sebanyak mungkin alasan untuk mencintai dia, dan sesedikit mungkin untuk membenci dia. Ketika rasa itu sudah mulai pudar, kita akan mencari kesalahan kesalahannya dan membandingkannya dengan yang lain, yang lebih baik di luar sana. Banyak orang seperti itu, merasa semua bisa dia dapatkan. Ketika dihambat batu terjal sedikit, dia jatuh dan berpaling. Tapi banyak juga yang berhasil mendaki terjalnya masalah itu, dan berjalan bersama...
Toleransi dan kebenaran. Mungkin seperti baik keduanya. Tapi tidak ada yang lebih baik dari kebenaran. Mungkin rasanya sakit, menyinggung diri kita. Tapi yakinlah, itu yang terbaik buat kita tau kebenaran dan bisa melangkah lebih baik ke depannya...

Semua bisa dicari alasannya? Ya bisa dicari. Berilah alasan yang benar...

Salam Harjoshrian....

No comments:

LIRIK LAGU TERBARU ROHAKKU - JUN MUNTHE