Thursday, November 30, 2017

Yeti, Beruang cokelat Himalaya, Pegunungan Himalaya. (Are Yetis Real? They're Probably Just Himalayan Brown Bears, Scientists Say)

 The eyes of an attendee dressed as a Yeti are illuminated after winning a costume contest during the D23 Expo 2015 in Anaheim, California, U.S., on Friday, Aug. 14, 2015. The D23 Expo 2015, presented by the Official Disney Fan Club, includes sneak peeks of upcoming films from The Walt Disney Studios, celebrity appearances, as well as a look at what's coming from Disney Parks and Resort. Photographer: Patrick T. Fallon/Bloomberg via Getty Images
Bloomberg via Getty Images

Yeti, yang juga dikenal sebagai manusia salju yang keji, adalah tokoh sentral mitologi Himalaya, yang menyebabkan bertahun-tahun menuduh penampakan dan pelarian dengan binatang buas dan humanoid itu. Tapi sebuah studi baru mengatakan bahwa makhluk legendaris itu hanya itu: sebuah mitos.

Dalam penelitian tersebut, sekelompok peneliti melakukan analisis DNA pada 24 sampel rambut, jaringan, tulang atau kotoran yang dikumpulkan dari Dataran Tinggi Himalaya Tibet, termasuk sembilan sampel yang diduga berasal dari yeti. Hasilnya, menunjukkan begitu bahwa semua kecuali satu sampel "yeti" sebenarnya berasal dari beruang coklat Himalaya atau spesies lain yang berasal dari daerah tersebut. Satu outlier datang dari seekor anjing. Hasilnya dipublikasikan Rabu di Prosiding Royal Society.

Proyek ini dimulai ketika ilmuwan menemukan kesamaan genetik antara dua sampel "yeti" Himalaya dan beruang kutub kuno, yang membuat mereka percaya bahwa makhluk mitos tersebut sebenarnya adalah jenis beruang yang sebelumnya tidak dikenal. Untuk mempelajari lebih lanjut, peneliti Charlotte Lindqvist di SUNY Buffalo mulai mencari sebanyak mungkin relik "yeti" yang bisa dia temukan - dari yang masih tersimpan di museum sampai yang dikumpulkan oleh penduduk asli daerah tersebut.

Lindqvist dan timnya kemudian melakukan litani tes genetik, membandingkan sampel yang dimaksud dengan DNA dari beruang dan mamalia lokal lainnya. Selain sampel yang berubah menjadi anjing, masing-masing dari sembilan anak tersebut dapat ditelusuri kembali ke beruang coklat Himalaya, beruang cokelat Tibet, beruang cokelat Continental Eurasia atau beruang hitam Asia, para peneliti menulis di koran, "sangat menunjukkan bahwa dasar biologis legenda yeti adalah beruang coklat dan hitam lokal. "

sumber: http://time.com/5040754/yeti-bear-study/

Salam Harjoshrian...

No comments:

LIRIK LAGU TERBARU ROHAKKU - JUN MUNTHE