Wednesday, December 13, 2017

Kisah Masa Kecil : Satu Ikan Teri Bisa untuk Beberapa Suap Nasi..


Setiap orang punya kisah masalalu dalam hidupnya, apalagi kenangan masa kecil. Tidak ada orang yang langsung gede ketika datang kedua ini. Semua memiliki proses, mulai  dari rahim ibu, lahir, masa kanak-kanak, remaja, dewasa, tua, mati... hahaha, semua orang pasti melewati itu. Meski ada yang tidak melewati masa tua, tapi masa kanak-kanak semua orang punya...

Aku ingin bercerita bagaimana kami ditempah menjadi pribadi yang mandiri semenjak kecil. Masak kanak-kanak adalah waktu yang tepat mengajarkan itu. Ketika masa ini sudah lewat, dan tidak ada diajarkan apa-apa, jadilah dia anak yang tidak tahu apa-apa. Dipikirnya benar, rupanya salah...

Meski agak keras penempahan itu terjadi, tapi aku bersyukur akan hal itu, karena kami jadi punya cerita yang bisa kami ceritakan bagaimana orangtua kami sangat berjuang untuk kehidupan kami, apalagi pendidikan kami...

Aku adalah generasi 90an, dimana nonton film kartun adalah sesuatu yang harus, beda dengan anak-anak zaman now, dirusak otaknya dengan cinta-cintaan...

Ingin sekali rasanya setiap pagi itu membuka televisi, dan menonton. Tapi apa mau dikata, kami tidak memilikinya. Kami punya televisi itu ketika aku SMP, dan sampai sekarang masih itu, kadang rusak-rusak itu di rumah.

Hari minggu adalah surga bagi anak-anak seperti kami. Karena di hari tersebut, kami terbebas dari segala rutinitas yang harus kami kerjakan sebelumnya. Ke ladang, ke sekolah. Dan pada hari minggu lah, kami bisa menonton ke tempat kami, pastinya film-film kesukaan kami. power ranger, ninja ranger, dll. Kalau film horornya dulu itu yang pocong-pocong. hahaha. Dan pada hari minggu ini juga lah kami bisa memakan yang namanya makanan yang bisa dibilang mewah, tidak seperti hari biasanya...

Kami sekarang sudah dewasa, ya sudah sangat dewasa. Kenapa kami tidak bisa makan daging banyak, rasanya muak gitu kalau makan langsung banyak. Karena ketika kami kecil, kami bisa makan daging itu ketika hari sabtu mama ke pajak, sampai hari minggu kami makan daaging. Ingin rasanya mengambil lebih, tapi kami sudah dijatah. Daging itu sudah dipotong-potong. Dan kami hanya bisa mengambil satu potong tiap makan. Satu potong itu ukurannya sangat kecil. Memang mamaku cukup perhitungan, tapi kalau tidak seperti itu, kami tidak bisa sekolah. Semua harus diatur sedemikian rupa supaya cukup untuk kebutuhan kami semua. Dengan potongan kecil itu, kami bisa makan nasi sampai tambah. Hahaha, memang luar biasa kami..

Kalau hari biasa kami tidak makan yang seperti itu, kecuali bapak bawak dari pulang kantor. Kadang bapak bawa nasi bungkus, kami sangat senang, rasanya berbesa gitu, enak di mulut. Hari biasa kami makan ikan teri, ikan asin. Tapi kami tidak mengeluhkan apapun tentang itu. Walaupun ikan terinya sedikit, kami memakan satu ikan teri untuk beberapa suap nasi, aliasa ikannya kami gigit sedikit-sedikit.

Ya kami memang kekurangan, tapi kami tidak meminta lebih dari itu. Adek-adekku juara di sekolahnya. Memang gizi perlu, tapi gizi tanpa didikan yang bagus juga akan salah kaprah, dan sebaliknya. Bapakku memang pintar, jadi kami juga harus seperti itu, kecuali aku sih.

Pernah suatu kali, adek mamaku dari Medan datang. Dan ini adalah hari luarbiasa bagi kami, karena biasanya kalau ada tamu yang datang, ikan segar ataupun daging akan dimasak dalam jumlah yang banyak (Gak tau darimana uangnya sih, tapi bisa juga seperti itu). Ikan mas pada saat itu yang dimasak mamak. Tibalah waktunya makan. Kami ambil satu-satu potong ikan itu. satu ikan mas itu sudah dipotong beberapa bagian. Karena sudah kebiasaan, dan diajari seperti itu, kami hanya mengambil satu potong saja, dan tambah tambah nasinya...

Tapi aku ingat sekali saat itu. Anak Tulang (Adek mama), hanya makan sedikit nasi, dan ikannya banyak. Iri rasanya melihat mereka bisa makan seperti itu..

Kalau ku pikir-pikir sampai sekarang, bagaimana mama bisa melakukan itu semua? Padahal mamak orang kota, orang medan. Kenapa bisa membuat hal semacam itu kepada kami? Melatih kemandirian kami sedemikian rupa seperti itu. Kalau karena bapak, kan bapak jarang di rumah karena harus ke kantor. 

Terharu? iya. Mereka melatih kami dengan sangat baik, dan tidak ada orang lain yang melihat kami kekurangan... 

Love you so bad mom dad... 

Salam harjoshrian...

No comments:

LIRIK LAGU TERBARU ROHAKKU - JUN MUNTHE