Coretan-Coretan Ku
Mari gunakan kepala dingin untuk membaca, dan semoga bermanfaat. Salam...
Wednesday, June 25, 2014
Cerita Lucu: Peraturan
Peraturan yang ketat menghasilkan dua jenis sifat manusia, pertama dia akan menjadi penurut atau menjadi orang baik, kedua dia akan menjadi keras atau bebal terhadap peraturan. Begitu jugalah dengan dua orang ini.
Hiduplah kakak beradik yang taat sekali dengan peraturan orangtuanya. Karena kerasnya peraturan, dia menjadi penurut. Sangking penurutnya kepada orangtua mereka menjadi kurang sosialisasi dengan teman-temannya, dengan dunia luar. Itu terjadi sampai mereka tamat SMA, mereka seperti orang yang sangat lugu. Andri dan nina, begitu orang memanggil nama mereka.
Kuliah pun tiba, mereka tidak tinggal lagi bersama-sama dengan orangtuanya, ketika berpisah dengan orangtuanya, ada pesar dan nasihat dari orangtuanya.
“Cantik, bagus jaga diri ya, jangan nakal disana. Trus kamu ganteng, perhatikan si cantik, sebagai yang tertua harus jaga yang paling muda ya”, kata ayahnya kepada mereka.
Mereka hanya manggagapinya dengan mengangguk, karena itu wajar dan wajib mereka lakukan di daerah rantau, untuk saling menjaga satu sama lain.
Pertemuan dengan teman kuliah membuka mata mereka, ternyata dunia ini luas, karena teman kuliah mereka ada dari berbagai kota, bahkan luar negeri. Karena mereka lugu, mereka pasti belum pernah pacaran, walau penampilan mereka lumayan. Singkat cerita mereka sudah akrab dengan teman-teman mereka, dan tibalah waktunya untuk ujian akhir semester, ketika selesai ujian Andri dan temannya bercanda tawa. Lalu tiba-tiba temannya berkata kepada Andri.
“bro, kalau ada laki-laki yang bilang ke kamu kalau kamu itu ganteng, apa yang akan kamu lakukan?” kata temannya.
“biasa aja” sahut Andri dengan singkat.
“weish, tidak bisa gitu bro, kamu harus hati-hati, karena kalau sesama lelaki bilang ganteng, kemungkinan besar dia itu homo” sahut temannya dengan terbahak-bahak…
Andri hanya bisa terdiam, dan memasukkan dalam memorinya. Begitu juga dengan Nina, temannya bertanya masalah wanita juga.
“Nin, kamu udah pernah pacaran gak?”
“belum, kenapa?”, tanya Nina.
“gpp, kamu masih polos dong. Padahal kamu cantik. Tapi kamu harus hati-hati, kalau ada yang bilang kamu cantik, apalagi lelaki, kemungkinan besar dia itu suka padamu, kamu harus bisa
menjawab dengan benar”, kata temannya itu.
“serius?”, tanya Nina.
“yap”kata temannya.
Dia pun memasukkan juga dalam memorinya, menjadi pelajaran bagi dia untuk ke depannya. Libur semester pun tiba, mereka pulang ke rumah tempat tinggal mereka. Dalam perjalanan kakak beradik ini berbicara panjang lebar. Dan katika mereka sampai, mereka disambut oleh orangtuanya, dan
itu yang ditunggu-tunggu mereka juga, karena mereka juga sangat merindukan orangtuanya.
Ketika sampai di depan pintu rumah, ayahnya berkata “Cantik, ganteng, kalian sehat kan, cepat kemari”.
Ibarat disambar petir, mereka tidak menyahut apa yang dikatakan ayahnya, memori yang mereka dapat dari teman-temannya di kampus terbuka. Dan mereka hanya lewat saja menuju kamar masing-masing, tanpa berkata apapun kepada ayahnya.
Andri berpikir, dan berkecamuk dalam hatinya, “ada apa ini? Bagaimana mungkin ayahku homo, bagaimana mungkin dia selama ini menyembunyikan semua ini dari kami. Jadi aku anak siapa? Siapa ayahku? Apa mungkin ibu jadi selingkuh demi punya anak? Mengapa ini terjadi padaku? Mengapa?”
Di lain tempat Nina juga sedang berkecamuk dengan pikirannya,” gawat, gawat. Ayah suka padaku? Aku kan anaknya sendiri. Darah dagingnya, kenapa dia ingin jadi pacarku? Aku harus menjawab apa? Aku belum pernah di situasi deperti ini. Bagaimana kalau ibu mengetahui akan hal ini? Gawat, gawat.”
Mereka berdua pun keluar dari kamar dengan beban masing-masing. Sementara orangtua nya sudah menunggu mereka di ruang tamu. Andri dan Nina pun menceritakan kegelisahan mereka. Betapa terkejutnya orangtua mereka. Orangtuanya pun jadi bingung berkata apa-apa, mereka jadi bertengkar karena mereka menerapkan sesuatu yang keras terhadap anak-anaknya, yang membuat anak-anaknya jadi kurang ilmu luar begini. Ayahnya pun berkata,”Nak, aku memanggil kalian begitu, bukan karena yang seperti kalian katakana, tapi karena aku menyayangi kalian sebagai anak-anakku, bukan karena homo, atau bukan karena aku menyukai Nina, maafkan aku yang terlalu ketat dengan peraturan di rumah selama ini”. Setelah ayahnya berbicara panjang lebar, mereka pun mengerti.
Itulah contohnya, jangan terlalu berlebihan akan sesuatu, semua itu penting. Dan janganterlalu mudah menyerap omongan orang lain, disaringlah terlebih dahulu apamaknanya.
Baca yang lainnya di
READ MORE.
Salam HarjoshRian.
No comments:
Post a Comment
Newer Post
Older Post
Home
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
LIRIK LAGU TERBARU ROHAKKU - JUN MUNTHE
Garis Sempadan (Batas Mendirikan Bangunan) ~ NM
Mungkin banyak yang kebingungan dalam batas membangun apakah menyalahi aturan atau tidak, seperti tinggal di pinggir sungai. Untuk itu ...
Klasifikasi, morfologi, Anatomi Belalang Hijau (Oxya chinensis) ~ NM
Klasifikasi belalang hijau : Kingdom Animalia Linnaeus, 1758 Phylum Arthropoda Latreille, 1829 Class Insecta Linnaeus, 1758 Order Orth...
Petir dan Hujan di Jumat Agung...
Dari aku kecil, aku sering bertanya dalam hatiku, kenapa hari ini hujan dan petir, padahal tadi cerah dan panas... Entah masuk akal ata...
No comments:
Post a Comment