Seon–Hwa LEE4, Jin–Heon KWON4, Sung–Min KWON4,
Nam–Hun KIM4* and Tetsuo KONDO5
(Received June 30, 2010 and accepted July 9, 2010)
Kayu sentang adalah salah satu
pohon yang disarankan dan cepat tumbuh dan dapat dikenalkan kepada HTI dan
hutan rakyat Indonesia. Sasaran dari penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi
atau menganalisis sifat fisis, mekanis dan daya tahan OSB dari berbagai
perlakuan awal, termasuk mencelupkan ke dalam air panas, mencelupkan dalam
larutan pengawet dan diuapkan. OSB terbuat dari tiga lapisan. Strand untuk
face, tengah dan bawah, yaitu 25%,50%,25% secara berurutan. Resin Metana
di-isosianat digunakan sebagai perekat sebanyak 7%.
Paraffin sebanyak 1% didasarkan pada strang yang dikeringovenkan. Strand dicelupkan dalam air panas pada 80C selama 2 jam, dalam 2,5% CCB selama 48 jam dan diuapkan pada suhu 126C pada 1,4kg/cm2 selama 1 jam sebelum dicampur dalam perekat. Hasil yang didapatkan bahwa industri OSB kebanyakan dIBuat dari quarter round dan strand yang datar dengan slendereness ratio yang tinggi dan aspect ratio tinggi. Perlakuan awal tadi meningkatkan daya serap air. Mengenalkan CCB 2,5% pada OSB meningkatkan daya tahan OSB secara significant dari serangan rayap tapi tidak memengaruhi kekuatan OSB. OSB yang tidak dIBeri perlakuan, yang dipersiapkan dan yang diawetkan dan diuapkan dapat digunakan untuk penerapan eksterior, sedangkan OSB yang direndam dengan air panas hanya dapat digunakan untuk penggunaan interior. Semua parameter yang dihasilkan dalam percobaan ini, sudah tinggi dIBandingkan dengan persyaratan minimum dari standar CSA 0437,0 untuk kelas 0-2 OSB.
Paraffin sebanyak 1% didasarkan pada strang yang dikeringovenkan. Strand dicelupkan dalam air panas pada 80C selama 2 jam, dalam 2,5% CCB selama 48 jam dan diuapkan pada suhu 126C pada 1,4kg/cm2 selama 1 jam sebelum dicampur dalam perekat. Hasil yang didapatkan bahwa industri OSB kebanyakan dIBuat dari quarter round dan strand yang datar dengan slendereness ratio yang tinggi dan aspect ratio tinggi. Perlakuan awal tadi meningkatkan daya serap air. Mengenalkan CCB 2,5% pada OSB meningkatkan daya tahan OSB secara significant dari serangan rayap tapi tidak memengaruhi kekuatan OSB. OSB yang tidak dIBeri perlakuan, yang dipersiapkan dan yang diawetkan dan diuapkan dapat digunakan untuk penerapan eksterior, sedangkan OSB yang direndam dengan air panas hanya dapat digunakan untuk penggunaan interior. Semua parameter yang dihasilkan dalam percobaan ini, sudah tinggi dIBandingkan dengan persyaratan minimum dari standar CSA 0437,0 untuk kelas 0-2 OSB.
PENDAHULUAN
Tradisi mengambil kayu dari hutan
alam untuk industri kayu di Indonesia menunjukkan penurunan yang sangat tajam
pada beberapa decade belakangan ini. Di lain pihak, karena
kekurangan/kelangkaan pemasukan kayu sebagai material/bahan baku untuk industri
tersebut, harga kayu yang diakui sebanyak 60-65% dari harga produknya (BRIK,
2007). Dilaporkan dalam ¼ tahun total area HTI di Indonesia sekitar 3032 juta
hektar (Departemen Kehutanan Indonesia, 2008). Diprediksi dalam waktu dekat
penyediaan kayu dari HTI dan hutan rakyat akan bermain lebih besar dalam
menggantikan pasokan kayu dari hutan alam di Indonesia. Sialnya, sebagian besar
kayu dari hutan rakyat berada pada kualitas rendah dibandingkan dengan
kerapatan sedang dengan diameter kecil dan lebar berbeda dari tiap spesies. Kayu
itu juga memiliki banyak cacat alami (cacat uji, mata kayu, dll) dan memiliki
stabilisasi dimensi yang rendah dan daya tahan alaminya juga yang rendah. Sebab
itu, jeis-jenis kayu ini tidak cocok untuk kayu solid, tapi bisa sangat
menjanjikan sebagai bahan baku papan komposit.
BAHAN DAN
METODE
Bahan
Kayu sentang dikumpulkan dari
Arboretum Fakultas Kehutanan IPB Indonesia. Strand dibentuk dengan menggunakan disk flayer. Ukuran strand yang
dipergunakan adalah 60-70 mm(panjang),
28-30mm (lebar), 0,6-0,7(tinggi). MDI sebagai perekat berguna untuk mengikat
strand. Banyaknya MDI dan parafin yang digunakan adalah 7% dan 1%dari berat
kering udara secara berurutan. Pengawet kromat-tembaga-boron (CCB) yang
digunakan sebanyak 2,5%. Kadar air nya sebanyak 7%.
Pembuatan Strand
Untuk menata lebar strand,
material kayu ini dipotong menjadi papan dengan dimensi 2000x25 mm panjang x
tebal menggunakan band saw. Untuk menata panjang, papan dipotong menjadi balok
kecil dengan dimensi panjang dann lebarnya 70x25mm menggunakan circular saw. Disk flaker digunakan untuk membuat strand yang ketebalannya
ditentukan oleh strand. Ketebalannya tergantung kepada selisih lebar pemotongan
dan potongan.
Perlakuan terhadap strand
Sebagian dari strand direndam
dalam air panas pada suhu 80C selama 2 jam, direndam dalam perekat CCB 2,5%
selama 48 jam, dan diuapakan dalam autoklaf dengan suhu 126C pada tekanan 1,4
kg/cm2 selama 1 jam. Kamudian, strand dikeringkan dengan oven ada suhu 75-80C
selama beberapa hari untuk mencapai kadar air 3%. Sebagai perbandingan, strand
yang tidak ada perlakuan juga dipersiapkan.
Pembuatan OSB
Tiga lapis OSB dIBuat dengan
ukuran 30x30x0,9cm3 dan kerapatan yang ditargetkan sebesar 0,7 g/cm3. Lapisan OSB
dibuat dengan cara manual dengan face
dan back sejajar tegak lurus degan
lapisan core. Perbandingan antara face, core, dan back yang ditentukan adalah 1:2:1. Rotary drum blender digunakan untuk mencampur strand, perekat dan
paraffin. Setelah itu dikempa panas dengan suhu 160C dengan tekana 25kg/cm2
selama 6 menit, papan dikondisioning selama tiga minggu di dalam sebuah ruangan
dengan suhu yang disesuaikan antara 25-30C dan 60-65%. Tiga papan dipersiapkan
untuk setiap perlakuannya.
Penentuan sifat fisis dan mekanis
Sebelum pengujian sifat fisis,
mekanis dan daya tahan terhadap serangan rayap, specimen dikondisikan selama 7
hari dalam ruangan dengan suhu yang disesuaikan yaitu 25-30C. arameter papan
yang diukur adalah kerapatan kering udara, kadar air, daya serap air,
pengembangan tebal, ekspansi linear, MOR, MOE dan daya rekat (IB). dimensi
untuk pengukuran KKU dan KA adalah 100x100x9mm3. Setelah dikering ovenkan pada suhu
1032 C sampai mencapai berat konstan,
specimen segera ditimbang. Begitu juga setelah rata-rata ketebalan ditentukan
dengan mengambil beberapa pengukuran pada tempat yang lebih spesifik. Setelah
24 jam perendaman, spesimen tersebut diteteskan dan diseka untuk pembersihan
permukaandari air, berat dan ketebalan specimen diukur. Sifat mekanis (MOE, MOR,
dan IB) diuji dengan menggunakan Universal
Testing Machine(UTM) yang dilengkapi dengan beban sel dengan kapasitas
10.000 N. Dimensi specimen pada pengujian kelengkungan adalah 200x50x9mm3. MOE
dan MOR diukur dalam keadaan kering dan basah pada paralel dimensi panjang
dengan sumbu utama panel. Sementara untuk pengujian IB, dimensi spesimen adalah
50x50x9mm3. Parameter evaluasi MOE, MOR, dan IB dilakukan pada suhu 28C dan
kelembaban 60%. Kecepatan penyilangan blok disesuaikan pada 10mm/min.
Tabel 1. Resistance level of wood against termite
attacked based on Antifeedant classification
Class
|
Antifeedant
value (%)
|
resistance
level
|
IV
|
75 <_ x
<100
|
very strong
|
III
|
50 <_ x
<75
|
Strong
|
II
|
25 <_ x
<50
|
moderately
strong
|
I
|
0 <_ x
<25
|
Weak
|
Tabel 2. Resistance level of wood against termite
attacked based on termite MORtality
MORtality
(%)
|
Resistance level
|
≥95
|
Very strong
|
75≤x <95
|
Strong
|
60≤x <75
|
Fairly
strong
|
40≤x <60
|
Moderately
strong
|
25≤x <40
|
Fairly weak
|
5≤x <25
|
Weak
|
<5
|
In-active
|
Daya tahan OSB terhadap serangan rayap.
Ini ditentukan dengan pengujian balok
yang sudah dimodifikasi. Dimensi sampel 20x20x20mm3 diletakkan selama 4 minggu
untuk mendapatkan/menghasilkan penurunan berat,anti feedant dan kematian rayap.
Sebelum dan sesudah pengujian, sampel dikeringovenkan pada suhu 1032 C
untuk menentukan penurunan berat dan antifeedant.
Antifeedant ditentukan dengan menghitung rasio antara penurunan berat
sampel yang tidak dIBeri perlakuan. Tabel 1dan 2 menunjukkan tingkat ketahanan
kayu terhadap serangan rayap berdasarkan antifeedant dan klasifikasi kematian.
Analisa
Semua perbandingan pada sifat fisik
dan mekanis dijadikan sasaran ANOVA. Perbedaan antara nilai rata-rata dari
specimen yang dIBeri perlakuan dan diberi perlakuan ditentukan dengan
menggunakan pengujian multiple range
Duncan yaitu sangat significant (ά ≤ 0.01) dan significan (ά ≤ 0.05).
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Strand geometri and curling
Strand geometri adalah parameter
utama yang mempenggaruhi baik sifat papan dan proses pembuatan. Suchsland dan
Woodson (1991) mengemukakan bahwa strand geometri adalah pengembangan dari
sifat papan daripada sifar mekanik dari serat itu sendiri. Strand geometri
memiliki hubungan dengan compress ratio
dan dengan demikian hal itu akan memepengaruhi kerapatan papan komposit. Slenderness dan aspect rasio dihitung dengan perbandingan panjang strand dan tebal
strand, dan panjang strand dengan lebar strand, secara berurutan (Maloney,
1993).
Nilai rata-rata panjang, lebar,
tebal, slenderness dan aspect ratio dari strand
dan distribusi yang digunakan
dalam penelitian ini dibuat pada Tabel 3, Gambar. 1 dan Gambar. 2. Urutan nilai
rata-rata masing-masing yang diperoleh
dalam penelitian ini adalah panjang 70.52 mm, lebar 23.68 mm dan tebal 0,87 mm, menghasilkan rasio
kelangsingan 85,59 dan aspek rasio 2,99. slenderness dari strand yang didapatkan
bervariasi antara 55.06 sampai 108.2.
Semakin tinggi slenderness ratio
menghasilkan bidang kontak yang baik pada tiap alasnya dan sifat mekanis yang lebih baik dalam
penyelesian papan dan berkurangnya pemakaian pengikat papan yang dIBerikan.
Aspect ratio strand berkisar dari 2.73 sampai 3.43. dimana
semua rasio berada diatas 2. Partikel tidak dapat berorientasi jika Aspect
rasionya 1 (berbentuk persegi). Maloney (1993) menyatakan bahwa kayu strand
yang memiliki aspect rasio lebih
besar dari 1 dengan mudah dapat berorientasi selama proses pembentukan. Menurut
Shuler et al. (1976) dan Kuklewski et al.(1985), nilai rasio strand adalah 2
cukup untuk menghasilkan papan OSB dengan sifat –sifat unggul. Hasilnya menunjukkan
bahwa strand dari M.excelsa menghasilkan slenderness
yang tinggi dan Aspect ratio yang
tinggi.
Kharakteristik
dari strand curling dapat dilihat
pada tabel 4.
Hasilnya menunjukkan bahwa ketebalan strand secara
signifikan berdampak pada strand curling,
sedangkan panjang dan lebar strand tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan. Strand
yang lebih tebal cenderung lebih rata dIBandingkan dengan strand yang tipis
cenderung lebih cepat melengkung. OSB yang dihasilkan dalam penelitian ini
sebagian besar terdiri dari quarter round
strand dan strand yang rata yang cocok untuk memproduksi panel OSB. Bentuk
strand untuk menghasikan OSB harus persegi panjang, tipis, panjang dan sempit.
Strand yang ideal juga harus lurus dan datar tanpa kelengkungan, karena semakin
tinggi kelengkungan dari strand dapat membawa masalah pada ikatan adesi antara
strand dengan perekat, yang juga dapat mempengaruhi sifat dari papan yang
dihasilkan (Maloney, 1993). Penelitian dari Misran (2005) menyarankan bahwa
strands dari kayu karet cenderung menggulung (curling) saat diproduksi menggunkaan
mesin disk flaker. Masalah yang serupa
ditemukan dalam penelitian ini yaitu dimana strand melengkung pada satu sisi
pada permukaannya.
Sifat dari
papan OSB yang dIBuat dari kayu sentang terhadap teknik pra perlakuan
M.excelsa termasuk kayu yang tidak tahan lama dan mengandung
jumlah zat ekstraktif yang relatif tinggi (Iswanto, 2008). Dalam rangka
meningkatkan kualitas akhir produk dari OSB pengujian sifat fisik (misalnya
kerapatan, MC,WA, TS, dan LE) dan sifat mekanik (misalnya MOE, MOE dan IB) dari
papan OSB yang terbuat dari kayu M. Excelsa
bersama dengan resistensi terhadap serangan rayap tanah (C Curvignathus) (misalnya
penurunan berat antififeedant dan MORtalitas)
dilakukan dalam berbagai teknik perlakuan awal
yaitu merendam dalam air panas, merendam dalam larutan pengawet dan diuapkan.
Sifat
fisik dari OSB
Nilai rata rata dari
kerapatan kering udara dan kadar air dari papan OSB antara 0,58 sampai 0,60
g/cm3, dan 8,59% sampai 11,80 secara berurutan. Kerapatan kering udara yang
diperoleh dari penelitian ini lebih rendah dari target yaitu 0.70 g/cm3
(table 6). Ini terjadi karena pengembangan
bagian belakang papan selama proses pengempaan dan pengembangan papan
selama masa conditioning/pengkondisian. Setelah pengempaan, ketebalan papan
meningkat melampaui target yaitu 9.00 mm. Nilai terendah dan tertinggi kadar
air secara berurutan yang terdapat pada papan OSB masing masing dihasilkan dari
perendaman air panas dan strand tanpa perlakuan. Namun analisis statistik
menunjukkan bahwa semua perlakuan awal untuk strand yang diterapkan dalam
percobaan ini tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap kerapatan keing
udara dan parameter kadar air.
Nilai
rata-rata dari daya serap air, pengembangan tebal dan ekspansi linear setelah
perendaman dengan air dingin selama 24 jam bervariasi secara berurutan antara
23,30 sampai 42,24%,6,89-7,63% dan 0,85- 1,04 % (table 6). Nilai tertinggi dan
terendah dari nilai daya serap air pada papan OSB masing masing terbuat dari
strand yang diawetkan dan yang tidak mendapat perlakuan. Fenomena yang sama
terjadi pada parameter yang lain. Pada kondisi lain nilai tertinggi dan terendah
dari pengembangan tebal dari papan OSB masing masing terbuat dari strand yang
diuapkan dan strand yang tidak mendapat perlakuan. Perlakuan awal pada strand
memiliki pengaruh pengaruh signifikan pada parameter daya serap air, sedangkan
parameter pengembangan tebal dan ekspansi linear tidak secara signifikan
berpengaruh pada perlakuan awal strand.
Perlakuan
awal pada strands dari perendaman air panas, perendaman larutan pemgawet dan penguapan
menurunkan nilai daya serap air dari papan OSB. Hal itu disebabkan penghapusan
zat ekstraktif selama perlakuan awal pada strand. Ekstraktif dapat menyebabkan
sifat tahan air yang buruk pada saat penyelesian produk (Maloney, 1993). Selain
itu perekat MDI merupakan perekat yang sensitif terhadap zat ekstraktif kayu.
Nilai zat ekstraktif pada kayu M.
Excelsia yang terlarut dalam air dingin dan air panas bervariasi
masing-masing dikisaran 4.25%-5.07%. (iswanto, 2008). Perlakuan awal pada
strand dari penguapan meningkatkan nilai daya serap air yang sesuai dengan
hasil penelitian dari Rowell et al (2002) yang membuat papan serat dari serat
yang diuapkan. Hal ini juga menari untuk dicatat bahwa perlakuan pada strand dengan larutan
pengawet memberikan pengaruh positif pada stabilitas dimensi pada papan OSB
yang terbuat dari M. excelsa. Meskipun standard CSA 04370 untuk kelas O-2 OSB(SBA,
2004) dosis tidak menentukan parameter daya serap air dan ekspansi linear, semua nilai pengembangan
tebal dalam percobaan ini meninjau persyaratan dari CSA 04370,0 standar untuk
kelas O-2 OSB (SBA,2004).
Sifat
mekanis pada papan.
Nilia rata rata dari MOR
secara pararel untuk arah serat pada papan OSB antara pada bagian kering dan
basah adalah 39Mpa dan 18 Mpa, 61 Mpa, 34 Mpa, dan 16 Mpa dan 44 Mpa dan 20
Mpa, masing masing untuk tanpa perlakuan, perendaman air panas, perendaman
larutan perekat dan penguapan papan dapat di lihat pada tabel 6. Nilai
tertinggi dan terendah untuk MOR masing masing
pada kondisi kering dicapai pada papan yang terbuat pada strand yang
direndam pada air panas dan papan yang terbuat dari papan yang direndam dalam
larutan pengawet. Nilai tertinggi dan terandah MOR pada kondisi basah masing
masing dicapai dengan papan yang terbuat dari strand yang diuapkan dan dari
papan yang terbuat dari strand yang direndam air panas. Selain itu nilai
rata-rata MOE pada spesimen yang sama adalah 4,460 Mpa dan 1.900 Mpa, 6,460Mpa,
dan 960 Mpa masing masing utuk tanpa perlakuan, perendaman airpanas, perendaman
larutan pengawet dan penguapan papan dapat dilihat pada tabel 6. Nilai
tertinggi dan terendah unutk nilai MOE pada kondisi kering dicapai pada papan
yang strandnya direndam air panas dan strand yang tidak mendapat perlakuan.
Nilai tertinggi dan terendag dari MOE pada kondisi basah dicapi pada papan yang
strand nya di kukus dan perendaman pada air panas. Hal ini jelas bahwa Pra
perlakuan strand pada perendaman air panas pada suhu 80oC selama 2
jam secra signifikan meningkatkan nilai MOR dan MOE pada kondisi kering.
Hasilnya juga panel kontrol, papan disiapkan dari strand yan di awetkan dan di
kukus memiliki nilai MOE dan MOR yang sama pada kondisi kering. Namun papan yang terbuat dari strand yang diuapkan
menghasilkan nilai nilai yang lebih tinggi dari nilai
MOR dan MOE. Papan yang dipersiapkan dari strand
yang diawetkan menghasilkan nilai MOE yang lebih tinggi (tabel 6). Namun ketika
kekukatan bengkok nilaiMOE dan MOR diukur dari keadaan basah papan yang strand
terbuat dari perendaman air panas lebih rendah dari 3 perlakuan lainya (yaitu,
tanpa perlakuan, direndam dalam larutan pengawet dan penguapan papan).antara
lain papan yang brasal dari dari strand yang diuapkan menunjukkan kekuatan
lentur yang lebih unggul pada kondisi basah.
Kekuatan tarik dapat didefinisikan sebagai rasio antar MOR dan MOE dalam
keadaan basah ke MOR atau MOE daam kondisi kering. Nilai kekuatan tarik yang
lebih tinggi, lebih sesuai papan untuk tampilan luar(massijaya and okuma,1996).
Tabel 6 juga menjelaskan kekuatan tarik OSB persiapan dIBawah variasi sebelum
teknik perlakuan. Berdasarkan nilai kekuatan tarik yang diperoleh dari
penelitian ini, dapat dikatakan bahwa tanpa perlakuan OSB dan persiapan OSB
dari perawatan dan penguapan potongan potongan kayu dapat digunakan dalam
pemutusan kondisi mempertimbangkan penerapan ekterior. Meskipun persiapa OSB
dari perendama potongan kayu di air panas mempunyai nilai yang besar untuk MOR
dan MOE dalam kondisi kering, tipe OSB ini hanya dapat digunakan untuk
pengaplikasian struktur interior , nuryawan et al 2008, menyatakan bahwa
pembuatan OSB tanpa perlakuan trhadap potongan kayu Acacia mangium, Eucalyptus sp. Dan Gmelina arborea berikatan dengan mdi resin dapat dikunakan untuk
oengaplikasian ekterior.
Arti nilai dari IB pada persiapan OSB dengan tanpa perlakuan, perendaman
air panas, perendaman pengawet dan penguapan potongan2 kayu adalah 0.5, 0.9,
0.5, dan 1.9 MPa, secara berurutan. Nilai tertinggi dan terendah dari IB i
dapat dari persiapan papan pada penguapan potongan2 kayu dan pengawetan
potongan2 kayu, secara berurutan. Awal perlakuan potongan2 kayu diawali oleh
penguapan untuk pembuatan papan peningkatan nilai IB secara signifikan. Nilai IB
pada persiapan OSB dari penguapan potongan potongan kayu sekitar 2-4 kali lebih
tinggi daripada persiaapan OSB dari engawetan potongan potongan kayu. Dalam
perlakuan penguapan gula bebas pada partikel kayu dikonversi menjadi furan
intermediet, kemudian furan intermediet dapat diubah menjadi furan resin, hasil
dari peningkatan nilai IB dan stabilitas dimensi papan. Hasil ini sesuai dengan
hasil sebelumnya pada persiapan papan serat dari penguapan serat dilaporkan
oleh rowell et all 2002.
Hampir semua parameter mekanis OSB kecuali MOE dari papan tanpa
persiapan tanpa perlakuam dalam percobaan ini lebih tinggi dari standar minimum
dalam sifat-sifatnya menurut csa 0437.0 standar untuk grade 0-2 OSB (sba,2004).
Katahanan OSB dIBawah tanah terhadap
serangan rayap
Rayap tanah memberikan kerusakan yang buruk pada kayu dan produk kayu
yang buruk dikawasan tropis. Rayap tanah menggunakan kayu secara bersamaan
sebagai tempat tinggal dan sumber makanan. Kayu M. excelsa sebagai kayu yang
tidak memiliki ketahanan kayu, ketahanan OSB dari potongan kayu M. excelsa
melawan rayap bawah tanah (C curvignathus) menyerang variasi sebelum perlakuan
tekni pada percobaan. Arti nilai dari berat yang hilang dari sample setelah
digigit selama 4 minggu oleh rayap tanah. Rata2nya antara 0.6 - 8.9%. Nilai
tertinggi dan terendah dari berat yang hilang diperoleh dari persiapan OSB pada
pemeliharaan potongan potongan kayu dan
penguapan secra berurutan.berdasarkan kriteria antidimakan tanpa perlakuan,
perendaman air panaas dan perlakuan penguapan mununjukan ketahanan yang sama
untuk rayap tanah mengindikasi kelemahan atau kekurangan ketahanan. Dengan kata
lain, persiapan OSB dari pemeliharaan potongan kayu memelihatkan kekuatan
ketahanan terhadap rayap tanah sebuah penomena yang sama terjadi ketika ketahanan
OSB diukur berdasarkan ketahanan hidup dari rayap . Nilai terendah dan
tertinggi ketahanan rayap diperoleh dari persiapan OSB dari tanpa pemeliharaan/perlakuan
dan pengawetan potongan kayu secara berurutan. Pemeliharaan papan, persiapan
papan dari penguapan potongan2 kayu dikatagorikan kekuatan sedang. Ketika
persiapan dari OSB dari perendaman potongan kayu pada air panas dan pengawetan
potongan kayu dikatagorikan cukup kuat dan sangat kuat ketahanan terhadap
rayap. Menurut yang disetujui kondsi
percobaan.
KESIMPULAN
Pembuatan OSB hampir konsisten terhadap bentuk segi empat dan potongan
datar dengan tingkat ketebalan dan aspek rasio yang tinggi. Perlakuan awal terhadap
strand dengan merendam strand dalam air panas, merendam dalam larutan pengawet
dan diuapkan meningkatkan daya serap air ada OSB dan beberapa sifat mekanik
selain daya tahan OSB. OSB yang dibuat dari perendaman strand dalam air panas
memiliki sifat fisik dan mekanik yang sangat baik di keadaan kering dan basah.
OSB yang didapatkan dari strand yang diawetkan memiliki kualitas yang sama pada
yang tidak ada perlakuan dalam sifat fisis dan mekanisnya tetapi menunjukkan
resistensi yang kuat terhadap serangan rayap. Karena itu, OSB tanpa perlakuan
digunakan untuk eksterior dan sedangkan OSB dari perendaman kayu hanya dapat
digunakan untuk penerapan interior.
No comments:
Post a Comment