Renungan: Panci Besar atau Panci Kecil

 

Ada dua panci yang dibuat untuk memasak air. Panci yang satu ukurannya kecil, panci yang lain ukurannya besar. Kedua panci itu diisi dengan jumlah yang sama. Ketika keduanya sama-sama dipanaskan, panci mana yang cepat mendidih? Saya kira anda bisa menebak dengan mudah, panci kecil lebih mudah mendidih dibandingkan panci besar! Tahukah anda, bahwa hal yang sama berlaku dalam “panci kehidupan” kita? Seberapa lapang hati seseorang , kita bisa dengan mudah melihatnya yaitu seberapa cepat orang itu mendidih atau marah. Jika amarah seseorang mudah tersulut dan orang itu cepat “mendidih”, hal itu menunjukkan bahwa hatinya kurang lapang. Sebaliknya, kesabaran menunjukkan betapa besar hati dan jiwa seseorang.

 Tidak dapat dipungkiri bahwa kita kerap berhadapan dengan orang, situasi, dan keadaan yang membuat kita mendidih. Kita bertemu orang-orang yang menjengkelkan. Antrian kita diserobot. Jalan kita dipotong oleh pengendara lain. Kita dilayani oleh penjual yang menyebalkan. Kita difitnah dan dipermalukan oleh seseorang. Sejujurnya, kita tidak bisa menghindar dari hal-hal itu. Yang bisa kita lakukan adalah melapangkan hati kita agar tidak mudah marah, tersinggung dan akhirnya melakukan kebodohan demi kebodohan

Kitatidak bisa menghindar dari hal-hal yang memancing kemarin kita, namunsoalapakakh kita mendidih atau tidak, itu adalah pilihan. Menghadapi semua halyang menjengkelkan itu, Yakobus mengingatkan agar kita lambat mendidih(Yak.1:19). Jangan dikuasai keadaan, sebaliknya kitalah yang mengontrolkeadaan. Jangan biarkan hal-hal yang menjengkelkan itu mencuri sukacita dandamai sejahtera dalam hati kita, namun biarlah sukacita Kristus membuat kitamemiliki pengendalian diri. Latihlah diri kita untuk memiliki penguasaan diri,hal itu membuat hati kita semakin lapang. Jika hati kita semakin lapang, makaitu seperti panci yang besar : susah untuk mendidih! Seberapa besar ukuranpanci anda?

Sumber: SPIRIT edisi Juni tgl 21…

Baca renungan lainnya di READ MORE

Salam HarjoshRian