Hama dan Penyakit Tanaman
Perkembangan dunia pertanian
tidak terlepas dari masalah pengendalian hamadan penyakit tanaman. Ilmu
mengenai pengendalian serangan hama dan penyakit tanaman berkembang pesat
seiring dengan usaha manusia untuk mendapatkan hasil optimal dari tanaman yang dibudidayakannya.
Hama dan penyakit tanaman menyerang dan merusak usaha budi daya tanaman dan
mengakibatkan berkurangnnya kualitas dan kuantitas hasil yang diperoleh.
Beberapa jenis diantaranya memiliki daya merusak yang sangat merugikan dan
dapat mengakibatkan kematian ribuan hektar tanaman, sedangkan jenis lainnya
merugikan dalam jangka panjang, terus menerus, dan tidak disadarioleh pemilik
tanaman.
Masalah serangan hama dan
penyakit tanaman merupakan penghambat utama dalam meningkatkan produktivitas
pertanian. Diperkirakan sepertiga dari produksi pertanian dunia telah dirusak
oleh lebih dari 20000 spesies OPT(Organisme Pengganggu Tanaman), termasuk
serangan hama dan penyakit tanaman. Kerusakan terjadi, baik di lapangan pada
saat proses budidaya maupun digudang penyimpanan. Kondisi tersebut secara nyata
berpengaruh pada pendapatan petani dan penyediaan pangan dunia.
Organisme Pengganggu Tanaman
(OPT)
Organisme pengganggu tanaman
()OPT) mencakup semuabentuk hidup yang dapat merusak tanaman. Wujudnya dari virus
atau bakteri yang tidak dapat dilihat hingga tikus dan babi hutan, bahkan dapat
dilakukan oleh manusia itu sendiri. OPT dikelompokkan menjadi tiga golongan.
Golongan pertama adalah hama, yakni hewan atau binatang pengganggu dan perusak
tanaman,misalnya serangga,molusca,mamalia. Golongan kedua adalah penyakit yang
disebabkan oleh jasad mikro, seperti jamur,bakteri, dan virus. Golongan
ketigaadalah gulma, yaitu tanaman yang tidak diharapkan kehadirannya pada suatu
area pertanian.Berdasarkan penggolongan tersebut, OPT sering juga disebut HPG
atau hama, penyakit, dan gulma.
Sebenarnya keberadaan hama dan
penyakit tanaman di areal pertanian merupakan akibat dari ulah manusia sendiri.
Perubahan ekosistem hutan menjadi areal pernian adalah salah satu penyebab
utamanya. Prinsipnya jika ekosistem tetap terjaga seimbang, seperti ekosistem
hutan, tidak akan ada organisme yang
disebut pengganggu atau perusak tanaman. Di ekosistem hutan, setiap organisme
berada dalam jumlah yang seimbang dengan organisme lain yang menjadi musushnya
atau pemangsanya, sehingga tidak terdapat satu organisme yang bisa menjadi
pengganggu atau perusak bagi tanaman.
Dalammerumuskan OPT dikenal
istilah ambang ekonomi hama dan penyakit tanaman, yaitu batasan jumlah tertentu
dari populasi OPT yang cukup membuat kerusakan tanaman dan secara ekonomi mulai
merugikan. Nilai ambang ekonomi menjadi acuan mengenai perlu tidaknya dilakukan
upaya pengendalian pada serangan hama dan penyakit tanaman yang ditemui.
Tindakan pengendalian baru perlu dilakukan jika populasi OPT mulai bergerak di
atas ambang ekonomi. Misalnya, jika serangan belalang pada tanaman belimbing
populasinya masih di bawah ambang ekonomi, belum perlu dilakukan tindakan
pengendalian.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Tanaman
Teknik pengendalian OPT
berbeda menurut jenis pengganggu dan tanamannya.Namun, pendekatan dasarnya
adalah dengan mencampuri beberapa tahapan kehidupan dari pengganggu tersebut
atau dengan melindungi tanaman inangnya. Perlakuan yang paling baik adalah
usaha pencegahan atau preventif, bukan menyembuhkan tanaman-tanaman yang telah
diserang. Usaha penyembuhan lebih sulit dan mahal dibandingkan dengan usaha
pencegahan. Hal ini disebabkan banyaknya jenis OPT.
Pengendalian serangan hama dan
penyakit tanaman selanjutnya menjadi salah satu masalah yang penting
dalamteknis budi daya tanaman, selain pemilihan benih atau bibit tanaman,
penanaman dan pemupukan, pemanenan dan pasca panen. Artinya menjaga tanaman
agar tetap sehat sama pentingnya dengan penambahan unsur hara bagi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman melalui pemupukan. Karena jika tanaman itu sehat, akan
lebih mudah dalam perawatannya. Penambahan bahan organik dan unsur hara melalui
pemupukan, pemberian air, dan unsur tambahan lainnya dapat berlangsung secara
efisien. Tanaman yang sehat akan mampu tumbuh dan berkembang dengan baik, tanpa
perlu diberi perlakuan khusus apapun.
Tanaman sehat adalah tanaman
yang dapat menjalankan fungsi-fungsi fisiologisnya dengan baik, misalnya proses
fotosintesis dan respirasi, proses metabolisme, penyerapan dan translokasi zat
hara,serta penyerapan air. Adanya gangguan yang disebabkan oleh serangan hama
dan penyakit dapat mengakibatkan terganggunya proses-proses fisiologis
tersebut, selanjutnya akan menimbulkan kerusakan yang dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dengan demikian,kerusakan tanaman dapat
disebut sebagai perubahan pada tanaman yang menyebabkan menurunnya kuantitas
dan kualitas hasil.
Pemakaian pestisida saat ini
masih dijadikan sebagai senjata utama dalamupaya pengendalian hama dan penyakit
tanaman. Sebenarnya masih ada teknik lain yang lebih aman bagi manusia dan
lingkungan. Karena itulah kemudian muncul cara pengendalian yang memadukan
beberapa teknik, dikenal dengan pengendalian hama terpadu (PHT) atau integrated
pest management (IPM). Konsep ini lebih menekankan pada tanaman yang diusahakan
dan bukan pada OPT nya. Maksudnya, upaya pengendalian dimulai dari membuat
tanamannya lebih tahan atau terhindar dari serangan hama dan penyakit.
Misalnya, dengan menerapkan sistem pergiliran tanaman untuk memutus rantai
makanan hama dan penyakit tersebut atau memberikan musuh alami di sekitar
tanaman. Dalampenerapan PHT, perstisida justru digunakan dalam batas-batas
tertentu, dan merupakan alternatif terkahir dengan memprioritaskan keselamatan
pekerja dan lingkungan sekitarnya. Lebih jelasnya konsep PHT akan dirinci pada
bab-bab selanjutnya, beserta contoh-contoh yang dapat diterapkan.
(Sumber:BUKU : Mengendalikan hama
dan Penyakit Tanaman : Ir. Joesi Endah H, dan Ir. Novizan.)
Salam Harjoshrian
No comments:
Post a Comment