Wednesday, November 23, 2016

Hama dan Penyakit Tanaman beserta Cara Pengendaliannya...



Hama dan Penyakit Tanaman

Perkembangan dunia pertanian tidak terlepas dari masalah pengendalian hamadan penyakit tanaman. Ilmu mengenai pengendalian serangan hama dan penyakit tanaman berkembang pesat seiring dengan usaha manusia untuk mendapatkan hasil optimal dari tanaman yang dibudidayakannya. Hama dan penyakit tanaman menyerang dan merusak usaha budi daya tanaman dan mengakibatkan berkurangnnya kualitas dan kuantitas hasil yang diperoleh. Beberapa jenis diantaranya memiliki daya merusak yang sangat merugikan dan dapat mengakibatkan kematian ribuan hektar tanaman, sedangkan jenis lainnya merugikan dalam jangka panjang, terus menerus, dan tidak disadarioleh pemilik tanaman. 

Masalah serangan hama dan penyakit tanaman merupakan penghambat utama dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Diperkirakan sepertiga dari produksi pertanian dunia telah dirusak oleh lebih dari 20000 spesies OPT(Organisme Pengganggu Tanaman), termasuk serangan hama dan penyakit tanaman. Kerusakan terjadi, baik di lapangan pada saat proses budidaya maupun digudang penyimpanan. Kondisi tersebut secara nyata berpengaruh pada pendapatan petani dan penyediaan pangan dunia.

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Organisme pengganggu tanaman ()OPT) mencakup semuabentuk hidup yang dapat merusak tanaman. Wujudnya dari virus atau bakteri yang tidak dapat dilihat hingga tikus dan babi hutan, bahkan dapat dilakukan oleh manusia itu sendiri. OPT dikelompokkan menjadi tiga golongan. Golongan pertama adalah hama, yakni hewan atau binatang pengganggu dan perusak tanaman,misalnya serangga,molusca,mamalia. Golongan kedua adalah penyakit yang disebabkan oleh jasad mikro, seperti jamur,bakteri, dan virus. Golongan ketigaadalah gulma, yaitu tanaman yang tidak diharapkan kehadirannya pada suatu area pertanian.Berdasarkan penggolongan tersebut, OPT sering juga disebut HPG atau hama, penyakit, dan gulma.

Sebenarnya keberadaan hama dan penyakit tanaman di areal pertanian merupakan akibat dari ulah manusia sendiri. Perubahan ekosistem hutan menjadi areal pernian adalah salah satu penyebab utamanya. Prinsipnya jika ekosistem tetap terjaga seimbang, seperti ekosistem hutan, tidak akan ada  organisme yang disebut pengganggu atau perusak tanaman. Di ekosistem hutan, setiap organisme berada dalam jumlah yang seimbang dengan organisme lain yang menjadi musushnya atau pemangsanya, sehingga tidak terdapat satu organisme yang bisa menjadi pengganggu atau perusak bagi tanaman.

Dalammerumuskan OPT dikenal istilah ambang ekonomi hama dan penyakit tanaman, yaitu batasan jumlah tertentu dari populasi OPT yang cukup membuat kerusakan tanaman dan secara ekonomi mulai merugikan. Nilai ambang ekonomi menjadi acuan mengenai perlu tidaknya dilakukan upaya pengendalian pada serangan hama dan penyakit tanaman yang ditemui. Tindakan pengendalian baru perlu dilakukan jika populasi OPT mulai bergerak di atas ambang ekonomi. Misalnya, jika serangan belalang pada tanaman belimbing populasinya masih di bawah ambang ekonomi, belum perlu dilakukan tindakan pengendalian.

Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

Teknik pengendalian OPT berbeda menurut jenis pengganggu dan tanamannya.Namun, pendekatan dasarnya adalah dengan mencampuri beberapa tahapan kehidupan dari pengganggu tersebut atau dengan melindungi tanaman inangnya. Perlakuan yang paling baik adalah usaha pencegahan atau preventif, bukan menyembuhkan tanaman-tanaman yang telah diserang. Usaha penyembuhan lebih sulit dan mahal dibandingkan dengan usaha pencegahan. Hal ini disebabkan banyaknya jenis OPT.

Pengendalian serangan hama dan penyakit tanaman selanjutnya menjadi salah satu masalah yang penting dalamteknis budi daya tanaman, selain pemilihan benih atau bibit tanaman, penanaman dan pemupukan, pemanenan dan pasca panen. Artinya menjaga tanaman agar tetap sehat sama pentingnya dengan penambahan unsur hara bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman melalui pemupukan. Karena jika tanaman itu sehat, akan lebih mudah dalam perawatannya. Penambahan bahan organik dan unsur hara melalui pemupukan, pemberian air, dan unsur tambahan lainnya dapat berlangsung secara efisien. Tanaman yang sehat akan mampu tumbuh dan berkembang dengan baik, tanpa perlu diberi perlakuan khusus apapun.

Tanaman sehat adalah tanaman yang dapat menjalankan fungsi-fungsi fisiologisnya dengan baik, misalnya proses fotosintesis dan respirasi, proses metabolisme, penyerapan dan translokasi zat hara,serta penyerapan air. Adanya gangguan yang disebabkan oleh serangan hama dan penyakit dapat mengakibatkan terganggunya proses-proses fisiologis tersebut, selanjutnya akan menimbulkan kerusakan yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dengan demikian,kerusakan tanaman dapat disebut sebagai perubahan pada tanaman yang menyebabkan menurunnya kuantitas dan kualitas hasil.

Pemakaian pestisida saat ini masih dijadikan sebagai senjata utama dalamupaya pengendalian hama dan penyakit tanaman. Sebenarnya masih ada teknik lain yang lebih aman bagi manusia dan lingkungan. Karena itulah kemudian muncul cara pengendalian yang memadukan beberapa teknik, dikenal dengan pengendalian hama terpadu (PHT) atau integrated pest management (IPM). Konsep ini lebih menekankan pada tanaman yang diusahakan dan bukan pada OPT nya. Maksudnya, upaya pengendalian dimulai dari membuat tanamannya lebih tahan atau terhindar dari serangan hama dan penyakit. Misalnya, dengan menerapkan sistem pergiliran tanaman untuk memutus rantai makanan hama dan penyakit tersebut atau memberikan musuh alami di sekitar tanaman. Dalampenerapan PHT, perstisida justru digunakan dalam batas-batas tertentu, dan merupakan alternatif terkahir dengan memprioritaskan keselamatan pekerja dan lingkungan sekitarnya. Lebih jelasnya konsep PHT akan dirinci pada bab-bab selanjutnya, beserta contoh-contoh yang dapat diterapkan.

(Sumber:BUKU : Mengendalikan hama dan Penyakit Tanaman : Ir. Joesi Endah H, dan Ir. Novizan.)

Salam Harjoshrian

No comments:

LIRIK LAGU TERBARU ROHAKKU - JUN MUNTHE