Meaningnya negative ya. Tapi entah kenapa aku kepikiran akan hal ini, karena menurutku ini pasti sering terjadi di dalam kehidupan nyata.
Ketakutan atau takut akan sesuatu adalah hal yang wajar dan lumrah bagi kita yang punya emosi normal. Bisa takut kehilangan sesuatu, atau dalam bentuk apapun itu.
Ketakutan atau takut akan sesuatu adalah hal yang wajar dan lumrah bagi kita yang punya emosi normal. Bisa takut kehilangan sesuatu, atau dalam bentuk apapun itu.
Jalan satu-satunya untuk mengalahkan ketakutan adalah keberanian. Tapi seringkali keberanian itutidak datang, sehingga membuat kita terus berada dalam zona itu.
Contohnya perempuan takut ditolak cintanya, jadi dia harus mengumpulkan keberanian supaya tau apa balasannya, tapi ketakutan itu menutup dan menenggelamkan keberaniannya yang sudah dibangunnya itu.
Iya, keberanian tidak sembarang orang mempunyai. Biasanya orang yang berani, identik dengan orang hebat dan ditakuti. Dan biasanya lebih banyak berani dalam hal negatif atau bidang kejahatan, dalam bidang kebenaran hanya sedikit.
Slogan “kalau kita benar, kenapa takut”, itu hanya menjadi sebuah slogan saja bagi kebanyakan orang, sangat sedikit orang yang menancapkannya dalam hidupnya menjadi sebuah prinsip yang tidak digoyahkan. Mungkin dari sekian sedikit orang itu, Ahok adalah contoh yang nyata sekarang. Koruptor dilahapnya, PNS gak becus dihajar, karena apa, selama dia benar, tidak perlu ada yang ditakutkan.
Iya, keberanian mengalahkan ketakutan.
Tapi aku tiba-tiba terpikir kalau ketakutan itu bisa dikalahkan dengan ketakutan kita yang lain. Kenapa aku bisa berpikir seperti itu? Dan satu indikator, ketakutan yang lain ini merupakan ketakutan yang lebih besar, yang bisa saja tidak kita inginkan.
Selama ini aku takut menjumpai dosen pembingbingku, entah apa yang ku takutkan, yang penting aku takut menjumpai dopingku itu. Udah lama dan lama, sampai sekarang aku semester 12, alias sudah 6 tahun aku menjadi mahasiswa yang seharusnya 4 tahun harus sudah selesai.
Tapi hari ini aku memutuskan untuk pergi ke kampus. Ada ketakutan ku yang lebih besar dibandingkan ketakutan menjumpai dosenku ini, apa itu? Takut gak wisuda. Ini merupakan ketakutan yang mengalahkan ketakutanku sebelumnya, sehingga aku memutuskan pergi menjumpai dosen. Walau gak jumpa tadi, karena dia tidak ke kampus, setidaknya aku sudah membuat sebuah langkah baru.
Ya, ketakutan lebih besar itu mengalahkan ketakutan kita sebelumnya. Contoh lainnya adalah, seorang lelaki mencintai seorang perempuan, dia sangat ingin memilikinya dan mencintainya secara terang-terangan. Tapi dia takut ditolak. Mereka sangat akrab sebenarnya, tapi tetap saja dia takut. Tapi dia akhirnya mengatakannya, karena ada ketakutan yang lebih besar lagi daripada itu, dia tidak bisa memilikinya kalau tidak mengungkapkannya...
Jadi cara lain mengalahkan ketakutan selain dengan keberanian adalah cari ketakutan yang lebih besar yang bisa mengalahkan ketakutanmu saat ini.
Salam Harjoshrian...
No comments:
Post a Comment