"Pertemuan dan perpisahan
siapa yang tahu, tidak ada yang tahu kan? Ruang belajar, kepanitiaan, bus,
perpustakaan, tempat makan, pusat perbelanjaan bisa menjadi tempat perjumpaan
yang seakan-akan tidak terduga, yang sebenarnya tidak ada yang kebetulan di dunia
ini. Kau mau kuliah atau kerja bukan sebuah kebetulan. Sudah suratan kata
orang-orang. Tapi apakah aku tidak bisa memiliki cita-cita yang tinggi? Apakah cinta
yang romantis dan indah tidak bisa kurasakan? Kurasa Tuhan akan bersikap adil
kepada orang-orang yang berserah kepadaNya bukan?", kata Josua.
*******
Kepanaitiaan sudah dibentuk,
dan panitia-panitianya sudah ditentukan dengan nama-nama yang sudah dipilih. Josua
adalah salah satu dari panitia yang dibentuk tersebut. Tidak tau sih dia mau
berbuat apa di kepanitiaan ini, mudah-mudahan tidak jauh-jauh dari biasanya. Matanya
agak hijau-hijau gitu melihat teman-teman sekepanitiaanya, ada juga yang cantik
cantik, membuat dirinya semakin semangat. Pengalaman yang dia punya, tidak
sembarang pengalaman. Tapi pengalaman teman-temannya ternyata lebih luar biasa
lagi. Sudah luarbiasa begitu pun, tapi mereka tetap tidak mau mengakuinya yang
membuat josua menjadi minder dengan apa yang dia punya.
Sangat banyak yang bisa dia
pelajari dari teman-temannya ini. Ternyata kerendahan hati dalam mengerjakan
bagiannya ini sangat diperlukan. Memang josua memiliki pengalaman segudang
dalam kepanitiaan, tapi melihat yang lain, ternyata dia tidak ada apa-apanya. Pengalamannya
itu ibarat sampul saja untuk menutupi dirinya. Josua sudah beberapa kali
mengikuti dan mengemban tugas kepanitiaan, bahkan pengurus organisasi juga
sudah dilakoninya. Josua adalah mahasiswa tingkat akhir, sehingga dalam
kepanitiaan ini dia sudah agak dituakan dengan yang lainnya. Tapi itu lebih
memukulnya lagi, aku sudah lebih tua, tapi mereka ini tetap menjadi tempat aku
belajar.
Waktu berjalan serasa sangat
cepat, sudah hampir dua bulan mereka bersama, ikatan kasih diantara mereka pun terjalin,
bahkan ikatan cinta pun terbentuk. Tidak ada yang menyangka perasaan itu akan
muncul, bagi josua itu biasa saja, wajar sudah bersama selama dua bulan ini. Josua
bertanya, apakah aku ada tertarik dengan mereka ini. Ya, josua memang tertarik
dengan mereka, sehingga enggan rasanya mengakhiri kepanitiaan ini. “Apa yang
akan aku lakukan setelah kepanitiaan ini?” pikirnya dalam hati.
Pasangan yang terbentuk itu
bukan tertutup lagi, sudah menjadi rahasia umum kalau mereka sudah saling
mendoakan, tapi ada juga yang tidak tahu sih, bahkan orang terdekatnya pun bisa
tidak tahu. Lucu juga pikir josua.
Cinta itu datangnya tidak
jelas, dan bahkan tidak kita sadari. Itulah kata orang-orang yang pernah
merasakannya. Dan itu juga lah yang dirasakan josua saat ini. Tapi apa daya,
dia harus menguburkan dalam-dalam perasaan itu, karena sadar perasaannya tidak
akan berbalas. Josua menyimpan dengan rapat dalam relung hatinya yang terdalam.
“Biarlah rasa ini aku aja yang tahu”.
Sahabat karib juga josua
temukan disini, namanya lina. Hampir semua cerita sudah mereka ceritakan. Keterbukaan
satu sama lain menjadi kunci kedekatan persahabatan mereka. Masalah ini dan itu
tidak ragu lagi mereka bicarakan. Tentang yang disukai? Pasti diceritakan juga.
Bagaimana Lina sangat terpesona dengan abang-abang yang menggetarkan hatinya
sejak tahun lalu. Dan baru-baru ini dia memutuskan untuk mendoakan si abang. Kadang
kasihan juga sih, karena dia perempuan, dia harus menunggu dan menunggu dengan
waktu yang tidak jelas kapan dan kapan, kapan akan terungkapkan. Seringkali itu
menjadi pergumulan tersendiri buatnya. Josua hanya bisa memberi pendapat, kalau
didengar syukur, kalau nggak didengar juga tidak apa-apa lah.
Mahasiswa tingkat akhir
bukan hanya gelar saja atau sebutan saja, itu menjadi beban tersendiri buat
josua. Bagaimana tidak, yang seharusnya sudah tamat, tapi dia masih berkutat
dengan kuliah yang membosankan untuk memperbaiki nilainya. Meskipun begitu,
josua tetap berusaha untuk semangat mengerjakan studinya, berharap suatu hari
nanti ketika dia tamat bisa segera kerja dan membantu yang bisa dia bantu. Apa daya,
itu kadang seperti hanya sebuah harapan. Ketika josua ingin berusaha, seringkali
halangan juga datang bersamaan. “Sudahlah, nanti juga selesai.” Begitulah kata-kata
untuk menghibur dirinya sendiri.
Bulan pun berlalu, entah ada
angin apa, dia tertarik dengan seorang gadis. Lucu juga sih, dia tertariknya
setelah sudah lama tidak bersama-sama lagi. Meskipun komunikasi lancar, tapi
tetap saja. Josua berulangkali mengujinya sampai dia benar-benar yakin tentang
perasaannya kepada si gadis. Josua kembali mencari tahu tentang gadis ini. Tidak
ada yang sangat spesial, tapi dia bisa mengalihkan perhatiannya. Ulangtahunnya sudah
mendekat ketika josua tertarik kepadanya. Menunggu hari itu, josua terus
mencaritahu bagaimana dia apa adanya. Tika begitu kami memanggilnya. Tidak cantik
tapi menarik dan nyamanlah kalau bersamanya.
Puisi sudah dipersiapkan,
rekaman juga sudah dirancang untuk diberika ketika ulangtahunnya. Josua sangat-sangat
ingin tahu apa yang dirasakan Tika jika diperlakukan seperti itu, apakah josua
semakin yakin dengan sikap tika nanti atau tidak. Ternyata semua di luar
rencana, bagaimana tidak, kabar duka itu membuyarkan semua rencana. Ketika membaca
kabar duka itu di grup chat kami, Josua spontan berteriak, “Kok jadi gini ya”,
pikirnya dalam hati. Lagi dia berpikir, “Bukankah kami selama ini dekat,
komunikasi jalan, tapi kenapa ayahnya sakit tidak diberitahukan kepadaku,
bajkan masuk rumah sakit kenapa tidak bercerita?” Agak kesal juga si josua,
tapi bukan waktunya, sekarang dia harus memberi semangat kepada tika.
Teman-teman yang dulu satu
kepanitiaan merencanakan supaya melayat ke tempat duka. Memang jauh juga sih,
di luar kota. Studi juga tidak mungkin bisa tinggalkan. Hanya beberapalah yang
bisa pergi, yang pasti josua juga ikut, ada sesuatu yang ingin dipastikannya. “Senyumnya
itu, apakah masih ada disana? Apakah dia kuat menghadapi ini? Tika kan dekat
dengan papa nya.” Banyak yang mau diketahui josua, sehingga dia memutuskan
untuk ikut pergi kesana. Sesampainya di tempat Tika, josua hanya bisa terdiam. Memang
nampak raut kesedihan kehilangan di wajah tika. Josua tidak tahu harus berkata
apa dalam kondisi seperti ini, teman-temannya yang lain juga seperti itu. Memang
senyumnya masih terpancar ketika berbicara dengan kami, masih bisa nanya
kondisi kami, ujian, TA, dll. Seharusnya dia yang dihibur, tapi ini, jadi dia
yang menghibur.
Sepulang dari sana, josua
memantapkan dirinya. Tepat di hari ulangtahunnya, juga menguburkan ayahnya. Tidak
tahu sih kami mau berbuat apa, mengucapkan selamat atau gimana. Mereka mendiskusikannya
dalam grup bagaimana cara mengucapkan kepada Tika. Josua mengambil inisiatif
dan mengatakan,”kita harus menghibur, tapi ini adalah hari yang sangat berat
buatnya. Hari ini adalah ulangtahunnya. Kita harus mengucapkan selamat
ulangtahun kepadanya. Kalau kita takut mengucapkan kepadanya, dia nanti menjadi
semakin sedih dan semakin memikirkan apa yang dialaminya hari ini. Tidak tepat
kita mengambil keputusan untuk tidak mengucapkan selamat ulangtahun. Hal yang
terbaik yang bisa kita lakukan saat ini memberika selamat, sehingga dia sadar
kita tidak segan, dan dia juga semakin kuat untuk ke depannya”. Mereka pun
sepakat mengucapkan selamat ulangtahun dengan cara masing-masing. Puisi, video,
tetap diberikan josua.
“Carilah dulu kerajaan Allah
dan kebenaranNya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu” adalah ayat yang
belakangan ini sering josua baca dari buku-buku untuk menguatkan keputusannya. Selang
beberapa hari, dia memutuskan untuk mendoakan Tika menjadi teman hidupnya. Banyak
sekali pertimbangan untuk mengambil keputusan ini, tapi semua sudah dipikirkan
josua. Kakak kelompoknya juga sudah ditanya, bagaimana si tika dalam kelompoknya.
Keputusan sudah diambil, tinggal menjalaninya. Doa tetap digumulkan, tidak akan
mungkin bisa mendengar kalau telinga tertutup.
Berita itu pun akhirnya sampai
kepada Lina, ya sebagai sahabat dekat, semua dikorek. Ingin rasanya josua
menyembunyikannya dari siapapun, tapi akhirnya dia menceritakannya kepada Lina.
Bagaimana lina tidak terkejut, kalau yang mengalihkan perhatian josua adalah
teman mereka juga. Semua dikorek dan dikorek. Hal ini juga membuat mereka
semakin dekat, karena sudah memiliki masalah yang sedikit sama.
Mendoakan seorang perempuan
adalah cerita baru buat josua. Memang dia sudah pernah pacaran, tapi hal ini
berbeda dengan dia yang dulu. Dengan semangat dia menggumulkan. Cari sana sini
yang bisa dijadikan sumber, saling berbagi. Sungguh luarbiasa pengalaman ini,
tidak ada yang menyangkaa hal ini akan terjadi secepat ini. Lagu kesukaannya
sekarang yang berhubungan dengan teman hidup. The marriage prayer dan God gave
me you. Luarbiasa memang.
Cinta tidak harus memiliki. Cinta
itu memberi bukan menuntut balas. Josua sudah tau itu. Kekhawatiranpun menghinggapinya.
Bagaimana kalau selama ini aku hanya merasa, bagaimana kalau bukan dia, bagaimana
kalau bagaimana kalau. Segala pertanyaan kembali datang kepadanya. Benar sekali
cinta tidak harus memiliki. Sudah berbulan-bulan josua mendoakannya, dia
berpikir tika sadar akan hal ini, ternyata tidak. Tika sudah ada yang punya. Joshua
jadi bingung sendiri, ternyata begini rasanya patah hati, baru tahu.
Josua memang sudah mempersiapkan
diri untuk hal ini, apa lah daya. Semua kalau tidak diungkapkan hanya akan
tinggal menjadi kode biasa saja. Dia pun bertanya kepada Tuhan mengapa ini bisa
terjadi? Kalau sudah ada, kenapa tidak memberitahuku? Apakah aku yang bandal
selama ini Tuhan? Tidak menghiraukan suaraMu lagi? Segala pertanyaan
dipertanyakan josua. Dia harus merelakan perasaannya pergi. Senyum yang dia
sukai, kembali pergi lagi. Bye lah buat yang satu itu. Josua hanya bisa berdiam
diri dan merenung.
Mahasiswa tingkat akhir
lebih menekan dia daripada rasa sakit patah hatinya. Cinta memang kadang tidak
berpihak, cita-cita harus dikejar pikir josua. Mungkin dengan tergapainya
cita-cita nanti, cinta akan datang, bersama dengan orang yang takut akan Tuhan.
Cita cinta bisa kita rencanakan, bisa kita buat kriteria yang kita inginkan. Tapi
firman Tuhan “carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya
akan ditambahkan kepadamu”. Semua harus didasari dengan takut akan Tuhan. Pelajaran
berharga buat josua, pikiran terberat kadang terlupakan seakan dihibur yang
menarik, tapi tidak akan melepaskan dari tekanan itu, selain kita menyelesaikan
rintangan itu. Cita cinta siapa yang tahu? Tuhan tahu. Berserah kepadaNya
adalah pilihan yang tepat.
Salam harjoshrian