Wednesday, September 7, 2016

Kelompok HIT ME (4) Pengalaman Luarbiasa 2


Sudah jauh perjalanan mereka, Haryono yang berada di bawah sangat takutt sebenarnya. “Bagaimana kalau aku terpleset dan jatuh ke bawah? Siapa yang akan menolongku? Mereka semua ada di depan.” Sesekali Haryono menyenter ke belakangnya, sangat sangat gelap, sama sekali tidak nampak jalanan yang sudah mereka tempuh dan selesaikan. Tiba-tiba...

“ woi apa yang di depan kalian itu?”, teriak Haryono. Haryono melihat seperti ada sesosok yang menakutkan dengan kepala dan tanduk. Tidak mungkin ada hewan bisa mendaki sejauh ini dari bawah pikirnya. Karena merasa dihiraukan, dia pun berteriak sekali lagi.

“Okto, awas yang di depanmu itu”,. Ternyata Okto sudah melihatnya tadi. Yang di belakang juga merasa ketakutan, apaan kah itu?

Ternyata ada kerbau. Haryono berpikir, kerbau siapa bisa naik setinggi ini, mengingat jalanan yang mereka tempuh itu sangat sulit. Apakah itu penjga tempat ini pikirnya lagi. Ketika mereka sudah mendekatinya, Haryono takut kaalau kerbau itu akan menyerang. Temannya datang lagi, jadi dua ekor. Ketika mereka melewatinya, kerbau itu ikut naik. Takut pun semakin menjadi sebelum kerbau itu berhenti. Setelah mereka naik lagi, Haryono mengarahkan senter ke belakang lagi, kerbaunya sudah mnejadi tiga. Sangat-sangat aneh menurutnya. 

Mereka sudah fokus untuk mencari tempat istirahat dan memasang tenda, tapi tidak juga ditemukan. Akhirnya ada yang mengusulkan untuk berdoa di tengah kebingungan dan ketidakberdayaan mereka. Mereka serahkan semuanya kepada Tuhan. Mereka tidak tau lagi mau berbuat apa. Seandainya tidak hujan, mereka masih bisa melanjutkan perjalanan ini. Tapi hujan sudah membasahkuyupkan mereka, menggigil, pasti. Setelah mereka berdoa, praise the Lord, tidak selang berapa lama, mereka menemukan tempat yang lumayan landai, dan karena jalan tidak nampak lagi, mereka pun memutuskan memasang tenda di situ.

Perjuangan belum selesai sampai disitu saja. Memasang tenda juga menjadi tantangan sendiri, karena mereka membawa tenda yang bentuk prisma. Mereka harus membawa kayu tadi, dan sekarang mereka harus mendirikan tenda dengan kayu itu. Sangat susahnya menembus tanah untuk menancapkan pengait tendanya membuat mereka semakin kewalahan. Ketika memukul dengan batu supaya kayunya masuk, tanganpun tidak sanggup lagi, tangan menggigil, arah pukulan tidak jarang melenceng dari sasaran. Alas mereka sudah tergenang air juga. Tidak tau lagi mau berbuat apa. Memang untuk jaga-jaga seharusnya mereka membawa matras untuk menjadi alas. 

Tenda sudah berdiri, tapi berdiri seadanya saja. Tidak kuat sebenarnya, karena sangat sulit menancapkan pengait tendanya, berbatu-batu ternyata lokasi mereka. Sudahlah, mereka mau istirahat, menghangatkan diri dari dinginnya malam ini karena hujan yang seakan tidak setuju dengan kedatangan mereka. Hagar dan Lidya pertama masuk untuk berganti pakaian di dalam. Ketika mereka selesai, giliran Haryono, Okto, dan Daniel masuk dan berganti pakaian. Karena diluar juga hujan dan dingin. Hagar dan Lidya tetap di dalam. Tenda mereka sebenarnya besar, tapi karena kurang tepat untuk pemasangannya jadi kurang bagus. Perempuan pastinya berbalik arah, dan mereka pun segera berganti pakaian. Makanan tidak ada lagi, hahaha. Mereka sangat tidak beruntung untuk trip ini.

Mereka ambil sleeping bag, mereka pakai satu-satu. Lumayanlah untuk mengurangi kedinginannya, walau hanya untuk sementara. Mereka pun memutuskan untuk tidur, tapi apa daya. Tempat mereka sudah basah duluan tadi, akhirnya mereka pun jadi terbangun. Dari semua mereka, hanya Daniellah yang paling safety. 

Ketika mereka terbangun, mereka berpikir sudah jam 5 pagi, tapi ternyata masih jam 1. Ya Tuhan, apa-apaan ini. Perasaan Haryono sudah sangat lama lah tidur sampai terbangun karena dingiinnya kakinya itu. Ternyata Hagar dan Okto tidak ada tidur juga karena dinginnya. Yang haryono tau dalam kondisi seperti ini, mereka harus istirahat, karena masih harus melakukan perjalanan jauh, kaki mereka tidak boleh kedingingan dan capek. Tapi apa daya, ini lah yang terjadi, mereka kedingingan. Daniel kedingingan kah?

Mereka pun jadi bercerita-cerita untuk menghilangkan kedinginan, kembalilah haryono yang dibahas, nasib yang punya rahasia, selalu menjadi topik. Habis Haryono, Daniel lah yang ditanya-tanya, karena Daniel juga masih rahasia, hahahah. Bagaimana menghangatkan diri supaya tidak kedinginan menjadi fokus mereka malam itu. Mereka rubah posisi, tapi tetap saja. Mencoba tidur lagi, tidak bisa. Begitulah sampai jam lima pagi, sampai mereka memutuskan untuk saat teduh bersama. Lagu yang dinyanyikan amazing grace/ajaib benar, iyanya tahe? Semua sama-sama merenung, dan Haryono memiliki ketakutan tersendiri saat itu, jangan sampai dia sakit menggigil. 

Waktu tetap berjalan, mereka malas keluar, karena dingin. Hujan memang sudah tidak ada lagi. Ketika mereka keluar, mereka sangat-sangat terkejut melihat apa yang mereka lewati. “Benarkah ini jalanan yang kita lewati semalam? Ibarat jurang yang sangat dalam, sepertinya kita mengambil jalan yang salah, pintas tapi sangat curam. Pantas saja kita semalam sering terjatuh, bahkan seperti memanjat tebing, yang akhirnya semua itu dijawab dengan tampilnya layar pagi hari ini.”

 Tenda mereka? Aduhai, tidak layak lah, tapi itu sudah menolong mereka juga. Dan posisinya/letak  tendanya, ternyata dekat tebing, kalau mereka jalan sedikit saja, kemungkinan mereka akan jatuh. Sungguh-sungguh luar biasa penyertaan Tuhan, di tengah kesusahan mereka, tetap dijagaiNya. Tidaklah mungkin mereka ditinggalkan.

No comments:

LIRIK LAGU TERBARU ROHAKKU - JUN MUNTHE