Thursday, September 8, 2016

Cita, Cinta, dan Tuhan


 
"Pertemuan dan perpisahan siapa yang tahu, tidak ada yang tahu kan? Ruang belajar, kepanitiaan, bus, perpustakaan, tempat makan, pusat perbelanjaan bisa menjadi tempat perjumpaan yang seakan-akan tidak terduga, yang sebenarnya tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Kau mau kuliah atau kerja bukan sebuah kebetulan. Sudah suratan kata orang-orang. Tapi apakah aku tidak bisa memiliki cita-cita yang tinggi? Apakah cinta yang romantis dan indah tidak bisa kurasakan? Kurasa Tuhan akan bersikap adil kepada orang-orang yang berserah kepadaNya bukan?", kata Josua.

*******
Kepanaitiaan sudah dibentuk, dan panitia-panitianya sudah ditentukan dengan nama-nama yang sudah dipilih. Josua adalah salah satu dari panitia yang dibentuk tersebut. Tidak tau sih dia mau berbuat apa di kepanitiaan ini, mudah-mudahan tidak jauh-jauh dari biasanya. Matanya agak hijau-hijau gitu melihat teman-teman sekepanitiaanya, ada juga yang cantik cantik, membuat dirinya semakin semangat. Pengalaman yang dia punya, tidak sembarang pengalaman. Tapi pengalaman teman-temannya ternyata lebih luar biasa lagi. Sudah luarbiasa begitu pun, tapi mereka tetap tidak mau mengakuinya yang membuat josua menjadi minder dengan apa yang dia punya.

Sangat banyak yang bisa dia pelajari dari teman-temannya ini. Ternyata kerendahan hati dalam mengerjakan bagiannya ini sangat diperlukan. Memang josua memiliki pengalaman segudang dalam kepanitiaan, tapi melihat yang lain, ternyata dia tidak ada apa-apanya. Pengalamannya itu ibarat sampul saja untuk menutupi dirinya. Josua sudah beberapa kali mengikuti dan mengemban tugas kepanitiaan, bahkan pengurus organisasi juga sudah dilakoninya. Josua adalah mahasiswa tingkat akhir, sehingga dalam kepanitiaan ini dia sudah agak dituakan dengan yang lainnya. Tapi itu lebih memukulnya lagi, aku sudah lebih tua, tapi mereka ini tetap menjadi tempat aku belajar.
Waktu berjalan serasa sangat cepat, sudah hampir dua bulan mereka bersama, ikatan kasih diantara mereka pun terjalin, bahkan ikatan cinta pun terbentuk. Tidak ada yang menyangka perasaan itu akan muncul, bagi josua itu biasa saja, wajar sudah bersama selama dua bulan ini. Josua bertanya, apakah aku ada tertarik dengan mereka ini. Ya, josua memang tertarik dengan mereka, sehingga enggan rasanya mengakhiri kepanitiaan ini. “Apa yang akan aku lakukan setelah kepanitiaan ini?” pikirnya dalam hati. 

Pasangan yang terbentuk itu bukan tertutup lagi, sudah menjadi rahasia umum kalau mereka sudah saling mendoakan, tapi ada juga yang tidak tahu sih, bahkan orang terdekatnya pun bisa tidak tahu. Lucu juga pikir josua. 

Cinta itu datangnya tidak jelas, dan bahkan tidak kita sadari. Itulah kata orang-orang yang pernah merasakannya. Dan itu juga lah yang dirasakan josua saat ini. Tapi apa daya, dia harus menguburkan dalam-dalam perasaan itu, karena sadar perasaannya tidak akan berbalas. Josua menyimpan dengan rapat dalam relung hatinya yang terdalam. “Biarlah rasa ini aku aja yang tahu”.
 
Sahabat karib juga josua temukan disini, namanya lina. Hampir semua cerita sudah mereka ceritakan. Keterbukaan satu sama lain menjadi kunci kedekatan persahabatan mereka. Masalah ini dan itu tidak ragu lagi mereka bicarakan. Tentang yang disukai? Pasti diceritakan juga. Bagaimana Lina sangat terpesona dengan abang-abang yang menggetarkan hatinya sejak tahun lalu. Dan baru-baru ini dia memutuskan untuk mendoakan si abang. Kadang kasihan juga sih, karena dia perempuan, dia harus menunggu dan menunggu dengan waktu yang tidak jelas kapan dan kapan, kapan akan terungkapkan. Seringkali itu menjadi pergumulan tersendiri buatnya. Josua hanya bisa memberi pendapat, kalau didengar syukur, kalau nggak didengar juga tidak apa-apa lah.

Mahasiswa tingkat akhir bukan hanya gelar saja atau sebutan saja, itu menjadi beban tersendiri buat josua. Bagaimana tidak, yang seharusnya sudah tamat, tapi dia masih berkutat dengan kuliah yang membosankan untuk memperbaiki nilainya. Meskipun begitu, josua tetap berusaha untuk semangat mengerjakan studinya, berharap suatu hari nanti ketika dia tamat bisa segera kerja dan membantu yang bisa dia bantu. Apa daya, itu kadang seperti hanya sebuah harapan. Ketika josua ingin berusaha, seringkali halangan juga datang bersamaan. “Sudahlah, nanti juga selesai.” Begitulah kata-kata untuk menghibur dirinya sendiri.

Bulan pun berlalu, entah ada angin apa, dia tertarik dengan seorang gadis. Lucu juga sih, dia tertariknya setelah sudah lama tidak bersama-sama lagi. Meskipun komunikasi lancar, tapi tetap saja. Josua berulangkali mengujinya sampai dia benar-benar yakin tentang perasaannya kepada si gadis. Josua kembali mencari tahu tentang gadis ini. Tidak ada yang sangat spesial, tapi dia bisa mengalihkan perhatiannya. Ulangtahunnya sudah mendekat ketika josua tertarik kepadanya. Menunggu hari itu, josua terus mencaritahu bagaimana dia apa adanya. Tika begitu kami memanggilnya. Tidak cantik tapi menarik dan nyamanlah kalau bersamanya. 

Puisi sudah dipersiapkan, rekaman juga sudah dirancang untuk diberika ketika ulangtahunnya. Josua sangat-sangat ingin tahu apa yang dirasakan Tika jika diperlakukan seperti itu, apakah josua semakin yakin dengan sikap tika nanti atau tidak. Ternyata semua di luar rencana, bagaimana tidak, kabar duka itu membuyarkan semua rencana. Ketika membaca kabar duka itu di grup chat kami, Josua spontan berteriak, “Kok jadi gini ya”, pikirnya dalam hati. Lagi dia berpikir, “Bukankah kami selama ini dekat, komunikasi jalan, tapi kenapa ayahnya sakit tidak diberitahukan kepadaku, bajkan masuk rumah sakit kenapa tidak bercerita?” Agak kesal juga si josua, tapi bukan waktunya, sekarang dia harus memberi semangat kepada tika.

Teman-teman yang dulu satu kepanitiaan merencanakan supaya melayat ke tempat duka. Memang jauh juga sih, di luar kota. Studi juga tidak mungkin bisa tinggalkan. Hanya beberapalah yang bisa pergi, yang pasti josua juga ikut, ada sesuatu yang ingin dipastikannya. “Senyumnya itu, apakah masih ada disana? Apakah dia kuat menghadapi ini? Tika kan dekat dengan papa nya.” Banyak yang mau diketahui josua, sehingga dia memutuskan untuk ikut pergi kesana. Sesampainya di tempat Tika, josua hanya bisa terdiam. Memang nampak raut kesedihan kehilangan di wajah tika. Josua tidak tahu harus berkata apa dalam kondisi seperti ini, teman-temannya yang lain juga seperti itu. Memang senyumnya masih terpancar ketika berbicara dengan kami, masih bisa nanya kondisi kami, ujian, TA, dll. Seharusnya dia yang dihibur, tapi ini, jadi dia yang menghibur.

Sepulang dari sana, josua memantapkan dirinya. Tepat di hari ulangtahunnya, juga menguburkan ayahnya. Tidak tahu sih kami mau berbuat apa, mengucapkan selamat atau gimana. Mereka mendiskusikannya dalam grup bagaimana cara mengucapkan kepada Tika. Josua mengambil inisiatif dan mengatakan,”kita harus menghibur, tapi ini adalah hari yang sangat berat buatnya. Hari ini adalah ulangtahunnya. Kita harus mengucapkan selamat ulangtahun kepadanya. Kalau kita takut mengucapkan kepadanya, dia nanti menjadi semakin sedih dan semakin memikirkan apa yang dialaminya hari ini. Tidak tepat kita mengambil keputusan untuk tidak mengucapkan selamat ulangtahun. Hal yang terbaik yang bisa kita lakukan saat ini memberika selamat, sehingga dia sadar kita tidak segan, dan dia juga semakin kuat untuk ke depannya”. Mereka pun sepakat mengucapkan selamat ulangtahun dengan cara masing-masing. Puisi, video, tetap diberikan josua.

“Carilah dulu kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu” adalah ayat yang belakangan ini sering josua baca dari buku-buku untuk menguatkan keputusannya. Selang beberapa hari, dia memutuskan untuk mendoakan Tika menjadi teman hidupnya. Banyak sekali pertimbangan untuk mengambil keputusan ini, tapi semua sudah dipikirkan josua. Kakak kelompoknya juga sudah ditanya, bagaimana si tika dalam kelompoknya. Keputusan sudah diambil, tinggal menjalaninya. Doa tetap digumulkan, tidak akan mungkin bisa mendengar kalau telinga tertutup.

Berita itu pun akhirnya sampai kepada Lina, ya sebagai sahabat dekat, semua dikorek. Ingin rasanya josua menyembunyikannya dari siapapun, tapi akhirnya dia menceritakannya kepada Lina. Bagaimana lina tidak terkejut, kalau yang mengalihkan perhatian josua adalah teman mereka juga. Semua dikorek dan dikorek. Hal ini juga membuat mereka semakin dekat, karena sudah memiliki masalah yang sedikit sama.  

Mendoakan seorang perempuan adalah cerita baru buat josua. Memang dia sudah pernah pacaran, tapi hal ini berbeda dengan dia yang dulu. Dengan semangat dia menggumulkan. Cari sana sini yang bisa dijadikan sumber, saling berbagi. Sungguh luarbiasa pengalaman ini, tidak ada yang menyangkaa hal ini akan terjadi secepat ini. Lagu kesukaannya sekarang yang berhubungan dengan teman hidup. The marriage prayer dan God gave me you. Luarbiasa memang.

Cinta tidak harus memiliki. Cinta itu memberi bukan menuntut balas. Josua sudah tau itu. Kekhawatiranpun menghinggapinya. Bagaimana kalau selama ini aku hanya merasa, bagaimana kalau bukan dia, bagaimana kalau bagaimana kalau. Segala pertanyaan kembali datang kepadanya. Benar sekali cinta tidak harus memiliki. Sudah berbulan-bulan josua mendoakannya, dia berpikir tika sadar akan hal ini, ternyata tidak. Tika sudah ada yang punya. Joshua jadi bingung sendiri, ternyata begini rasanya patah hati, baru tahu.

Josua memang sudah mempersiapkan diri untuk hal ini, apa lah daya. Semua kalau tidak diungkapkan hanya akan tinggal menjadi kode biasa saja. Dia pun bertanya kepada Tuhan mengapa ini bisa terjadi? Kalau sudah ada, kenapa tidak memberitahuku? Apakah aku yang bandal selama ini Tuhan? Tidak menghiraukan suaraMu lagi? Segala pertanyaan dipertanyakan josua. Dia harus merelakan perasaannya pergi. Senyum yang dia sukai, kembali pergi lagi. Bye lah buat yang satu itu. Josua hanya bisa berdiam diri dan merenung. 

Mahasiswa tingkat akhir lebih menekan dia daripada rasa sakit patah hatinya. Cinta memang kadang tidak berpihak, cita-cita harus dikejar pikir josua. Mungkin dengan tergapainya cita-cita nanti, cinta akan datang, bersama dengan orang yang takut akan Tuhan. Cita cinta bisa kita rencanakan, bisa kita buat kriteria yang kita inginkan. Tapi firman Tuhan “carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu”. Semua harus didasari dengan takut akan Tuhan. Pelajaran berharga buat josua, pikiran terberat kadang terlupakan seakan dihibur yang menarik, tapi tidak akan melepaskan dari tekanan itu, selain kita menyelesaikan rintangan itu. Cita cinta siapa yang tahu? Tuhan tahu. Berserah kepadaNya adalah pilihan yang tepat.

Salam harjoshrian

2 comments:

Cepi Ali Anwari said...

Menarik untuk disimak. Keren keren.. Salam kenal saja ya

Coretanku said...

siiip. okay...

LIRIK LAGU TERBARU ROHAKKU - JUN MUNTHE