Sadarkah kita kalau ucapan itu memiliki kekuatan yang sangat besar, sehingga ada pepatah mulutmu adalah harimaumu, alias sangat ganas dan liar. Mungkin pernah menonton naruto juga, kekuatan naruto tidak hanya ada ekor sembilan saja, tapi pada mulutnya juga. Tidak sedikit musuhnya yang kalah alias sadar dengan ucapan naruto. Itu memang kenyataan, ucapan kita memiliki kekuatan yang sangat luar biasa. Kadang bisa menguatkan dan menyadarkan orang lain, kadang juga menjatuhkan orang lain. Tergantung si empunya mulut..
Begitu juga dengan kami ketika mendaki Pusuk Buhit. Ketika kami mulai mendaki dari awal, sudah sangat banyak orang yang turun dari atas. Ada orang yang salut melihat kami, ada yang ramah dengan mengatakan semangat, tapi ada juga yang menakut-nakuti kami dengan mengatakan ada badai di atas sana. Kami disitu mulai pesimis, tapi tetap kami lanjutkan karena tidakmungkin juga pulang darisana tanpa mendaki ke puncak. hahhaha
Awal perjalanan sangat seru, mulai setengah perjalanan sudah agak khawatir, dan ketika sudah tidak nampak apa-apa, mulai lah nampak aslinya. Dengan dikelilingi kabut dan hujan yang selalu menemani kami, kami pun mulai down. Ada yang sudah resah dan ada juga yang menangis melihat ke atas tidak nampak apa-apa, ke bawah juga tidak nampak apa-apa. Tapi kembali lagi kekuatan ucapan itu memang luarbiasa. Dengan tetap menyemangati, yang membawa jalan tetap optimis, dan tetap berserah kepada Tuhan melalui doa-doa, akhirnya kami sampai di bukit satu dan memasang tenda lalu istirahat.
Pengalaman luar biasa juga iya, turun juga punya cerita lain. Tetap rasa optimis yang bisa membawa kami sampai kepada tujuan, optimis bahwa Tuhan tidak akan tinggal diam melihat kesusahan kami. "Ayo hagar, gak usah nangis, ayok ayok, kau bisa, dekat laginya kita ke atas, biar istirahat kita" adalah penyemangatan ketika hagar nangis mendaki karena memang sangat tidak jelas. "Ayok lid ayok, kau bisa, semangat lidya, udah nampaknya bawah itu. semangat lidya", adalah penyemangatan kepada lidya yang sudah sangat memprihatinkan karena kekurangan makan dan minum ketika mau turun. Dan yang paling optimis pembawa jalan kami "ayok, ini jalannya". hahaha...
Kalau kami semua pesimis, aku mungkin tidak bisa menuliskan ini sekarang. Tapi ketika kami optimis, Tuhan tidak akan tinggal diam, kami pun bisa menikmatinya dan tidak percaya akan apa yang kami lalui... Best moment lah dengan kalian berempat (Hagar Larensia Sitompul Fakultas psikologi, Daniel Erickson Tambunan Kedokteran, Okro Prandy Sihombing fakultas Pertanian, dan sado ku Lidya Pratiwi Ulibasa Sibarani Kedokteran Gigi). Big Hug....
Tunggu cerita kami dari awal perjalanan sampai kami naik ke puncak Pusuk Buhit dan pulang kembali.
Salam harjoshrian...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
Mungkin banyak yang kebingungan dalam batas membangun apakah menyalahi aturan atau tidak, seperti tinggal di pinggir sungai. Untuk itu ...
-
Klasifikasi belalang hijau : Kingdom Animalia Linnaeus, 1758 Phylum Arthropoda Latreille, 1829 Class Insecta Linnaeus, 1758 Order Orth...
-
Dari aku kecil, aku sering bertanya dalam hatiku, kenapa hari ini hujan dan petir, padahal tadi cerah dan panas... Entah masuk akal ata...
No comments:
Post a Comment