visi pribadi atau teman hidup dulu? atau serentak? |
Ketika aku menuliskan ini, bukan aku sudah paham, tapi ada pertanyaan besar dalam diriku yang sulit masih menjawabnya. Aku memiliki pertanyaan yang mana yang terlebih dahulu dicari atau ditemukan, apakah visi pribadi atau Teman Hidup? Atau bahkan itu dicari secara bersamaan alias tidak bisa dipisahkan?
Pertanyaan itu semakin terasa ketika aku mulai berdoa untuk teman hidup dan visi pribadi secara bersamaan. Statusnya aku masih mencaritahu kemarin itu. Tapi sekarang aku sudah mendoakan seseorang tapi visi pribadi belum ku temukan. Mungkin sedikit naif atau gimana, aku menjadi bingung bagaimana semestinya..
Ketika retret dari pelayanan kami tahun lalu dengan topik sacred search, yang mungkin teman-teman sudah pernah mendengarnya, yap, itu adalah salah satu judul buku yang terkenal untuk mencari tahu tentang teman hidup, kenapa menikah, apa alasan menikah, dan lain-lain. Back to the topik, waktu itu ketika sesi yang satu ini, dibuat metodenya semacam seminar. Banyak sekali pertanyaan, dan ntah sebuah kebetulan atau tidak, narasumbernya merupakan orang-orang yang LDR. hahaha, siap kenalan, mulai pacaran langsung LDR. JAdi kurang gimana gitu. Mereka bilang, visi pribadi bisa disesuaikan, visi pribadi itu bagaimana kau mengerjakan sesuatu untuk kemuliaan Tuhan. Salah satu narasumber mengatakan tentang hubungan mereka. Si pembicara visi pribadinya menjadi fulltimer menjadi staff Perkantas, istrinya memiliki visi pribadi ke masyarakat keperawatan atau medis, agak lupa aku. Jadi ketika mereka menikah, bagaimana mereka mengerjakan dan menyatukan vis pribadi itu? Si perempuan ikut suami, mendukung suami sebagai fulltimer, dan ketika anak mereka sudah besar barulah dia mengerjakan visi pribadinya..
Apakah bisa seperti itu? Apakah visi pribadi atau panggilan hidup bisa disesuaikan?
Di kala pertanyaan itu semakin menyelimutiku, aku bertanya kepada seniorku yang sudah 6 tahun diatasku. Aku bertanya, " Kak, apa visi pribadi kakak". Dia menjawab, " Anak-anak dek". Aku kembali bertanya," bagaimana kakak menemukan visi pribadi kakak?". Kakak menjawab ," Itu nanti kau rasakan sendiri dek. Ada nanti sesuatu yang berbeda, ada beda bebannya yang kau rasakan dek".Kakak itu masih staff sekarang, dan visi pribadi itu masih kurang terlaksana menjangkau anak-anak.
Dari si kakak itu, walau hanya pembiacaraan yang singkat, tapi aku yakin itulah jawabannya cara mengetahuinya. Sama seperti mengetahui kehendak Allah. Omong kosong kita bicara mau tahu panggilan hidup kita kalau HPDT kita tidak baik, karena itu searah.
Ada juga seniorku, yang kalau dia sudah bicara to the point, seperti marah, tapi semua diam mendengar bukan karena takut, tapi karena apa yang dikatakannya itu benar. Dan sampai sekarang dia belum menemukan visi pribadinya. Kalau kalian bilang dia kurang baik hpdT nya, kalian salah. Dia didengar, karena pantas didengar.
Jadi gimana? Sudah sepanjang ini aku menulis, tapi kenapa belum tahu aku sampai sekarang? Mana duluan? Visi pribadi atau panggilan hidup? Karena itu sudah mulai menggangguku.
Ketika kamu punya sesuatu yang kau pahami untuk membantuku, bisa lah kita saling berbagi. Ketik kan di koment, karena aku yakin, ini bukan hanya pertanyaanku saja, tapi pertanyaan banyak orang.
Salam Harjoshrian....
2 comments:
Syalom harjo,
sebuah sukacita jika di dalam diri mu menggumulkan hal ini.
kalau menurut saya, pertama sekali yang perlu kita temukan adalah Visi Hidup. Kita dapat mengetahu apa visi hidup kita, yah dengan bertanya kepada Tuhan biar Dia bukakan, panggilan/visi kita apa? Nanti Tuhan apan tuntun kamu perlahan.
Saya pribadi temukan visi hidup tahun 2014 yaitu anak-anak juga seperti kakak senior mu, saya juga temukan panggilan dalam menulis untuk menjangkau banyak jiwa lewat blog saya, dimana saya punya kesaksian, dan sharing tentang firman Tuhan. Intinya kita punya visi hidup adalah memuliakan nama Tuhan yah dengan cara yang berbeda, tapi temukan visi khusus itu apa.
Setelah kamu dapat visi hidup, baru kamu bisa bergumul tentang pasangan hidup, karena seseorang yang sudah tau apa visi hidup nya, dia juga pasti gak akan sembarangan lagi dalam memilih padangan hidup. Dia akan mencari pasangan yang se visi atau visi mereka saling melengkapi. Jika kamu sudah punya visi dan ternyata cewek yang kamu ngebet, gak punya visi, kamu pasti gak akan mau menikah sama dia. Karena repot nantinya jika kita menikahi seseorang yang gak punya visi hidup. Begitu juga sebaliknya, seorang cewek yang udah punya visi hidup gak akan mau menikah dengan cowok yang gak tau apa visi hidup nya. Ini adalah harga mati dan tingkat kompromi yang kecil setelah point "takut akan Tuhan".
jadi untuk sekarang kamu temukan dulu visi hidup mu, baru nanti Tuhan akan bukakan pasangan hidup yang sepadan dengan mu. Sepadan juga dalam artian punya kesamaan visi hidup. :)
GBU
makasih ya kak buat komentnya... Sudah sangat sering sih aku mendengarkan hal itu. Tapi mengaplikasikannya ini yang agak sulit... Tapi trimakasih buat tanggapannya
Post a Comment