.......
Josh pun
mendaftarkan diri ditemani oleh kakeknya. Kebetulan abangnya juga sekolah
disitu, jadi dia sangat yakin akan masuk sekolah itu. Tapi lama-kelamaan dia
berpikir, gimana nanti aku kalau tidak masuk ke sekolah ini?. Masa aku harus
sekolah di swasta. Dan ketika dia melihat nilai tertiggi sementara yang
mendaftar di sekolah itu, cukup jauh range-nya.
Dia pun jadi ragu masuk kesitu, apalagi ditambah dengan hasutan sang kakek
karena melihat nilai tertinggi yang mendaftar disitu. Akhirnya mereka pun
mencabut pendaftaran di hari terakhir dan mendaftarkan ke sekolah negeri yang
lain. Dan dia merasa sedikit lega dan sedikit kecewa juga.
Tibalah hari
pengumuman, dia sangat yakin akan masuk ke sekolah itu, karena nilai tertinggi
disitu tidak terlalu jauh dengan nilainya, dan tepat sekali dia lulus masuk ke
sekolah itu. Yang membuat dia penasaran bukan sekolah itu. Tapi sekolah
idamannya tadi, berapa rata-rata nilai orang yang masuk ke sekolah itu. Dia pun
langsung beranjak dan pergi ke sekolah idamannya tadi, dan dia sangat terkejut
dan kecewa. Karena nilai yang dia punya seharusnya masuk ke sekolah itu, dan
sesuai logika serta pemikirannya sebelum dia mendaftar. Kalau rata-rata nilai
itu rendah, dan nilai nya seharusnya berada di tengah ke atas. Dia sangat
menyesal karena mencabut pendaftaran dari sekolah idamannya itu. Tapi
kekecewaan itu tidak berlangsung lama. Karena itu bukan sesuatu yang sangat
atau harus disesali terus menerus. Yang terjadi biarlah terjadi. Yang perlu
dijalani adalah ke depannya ini, masuk sekolah yang tidak diperhitungkan orang
lain. Dan dia bertekad, akan masuk perguruan tinggi negeri melalui sekolah ini.
Dan pastinya Josh harus bekerja keras.
No comments:
Post a Comment