Ekosistem hutan mangrove adalah
salah satu mata kuliah di program studi kehutan universitas sumatera utara.
Banyak sekali yang dibahas disini, apalagi masalah kerusakan hutan mangrove di
Indonesia. Atas dasar itu, banyak yang harus dipraktekkan secara nyata yang
membuat diadakan lah fieldtrip dengan tujuan mahasiswa mengerti dengan hutan
mangrove itu sendiri. Fieldtrip pun direncanakan ke pulau Sembilan.
Dosen mata kuliah yang bekerjasama
dengan comting kelas akhirnya
memutuskan jadwal keberangkatan yaitu pada hari sabtu, 15 Maret 2014. Segala
persiapan telah dibuat dengan biaya yang maksimal. Memang sebelum berangkat dan
hanya masih dalam perencanaan, banyak yang bersungut-sungut atas kegiatan ini.
Tapi karena ini merupakan salah satu mata kuliah dan ini wajib diikuti, dengan
hati terpaksa para mahasiswa menyanggupinya dengan persiapan-persiapan.
Sudah kebiasaan bagi manusia,
jadwal yang direncanakan untuk berangkat tidak sesuai, sedikit molor dari waktu
kesepakatan. Setelah banyak omongan dari depan, akhirnya peserta fieldtrip pun
berangkat menuju lokasi yaitu Pulau Sembilan.
Kami hanya bisa mencoba menikmati perjalan menuju pulau
Sembilan, dan kami pun sadar, kok jadi jauh kali perjalanan ini, bukan jalan
biasa menuju dermaga untuk menyebrang dari pangkalan susu. Dan ketika kami
berhenti dan turun, kami jadi bingung karena tidak ada kapal, dan air laut
masih surut. Yang parahnya bukan dari dermaga biasanya. Kami bertanya kepada
panitianya, dan mereka bilang supaya lebih dekat dan biaya lebih murah. Kami
hanya bisa diam dan menunggu saja
Menunggu adalah sesuatu yang sangat
melelahkan bagiku, kutipan lagu gan. Banyak sekali nyamuk katika kami menunggu
kapal. Karena sudah bosan, kami pun mencoba mengisi kegiatan dengan buat stand up comedy, jogged ala clubbing, dan menonton film. Akhirnya
kapal-kapal pun datang, kami pun berangkat walaupun dengan keragu-raguan karena
angin malam berbahaya dan sangat kencang, petir juga menggelegar. Kami hanya
berdoa dan semua pun berjalan dengan baik.
Sesampainya kami di pulau Sembilan,
ternyata kami sudah ditunggu dengan jamuan makan malam ala pulau tersebuat.
Kami pun makan dengan lahapnya, karena kondisinya kami sudah sangat kelaparan
dan jam juga menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Setelah puas makan, kami
pun mengambil posisi untuk istirahat nanti malam yang telah disediakan di
kantor.
Ternyata bosan juga. Memang
kegiatan malam tidak dikonsep alias bebas. Kami pun membuat acara bakar-bakaran
yaitu bakar jagung. Yang lain mencari umpan untuk memancing. Ketika memancing,
sangat membosankan, karena tidak ada tanda-tanda ikan mendekat. Kami pun
memutuskan untuk tidur.
Waktu tidur tidak ada dibatasi,
cukup bangun sendiri. Ketika kami bangun, dan beres-beres untuk persiapan
menanam di hutan mangrovenya. Perlengkapan siap, kami pun makan seperti kami
baru datang tadi. Kenyang juga akhirnya setelah makan.
Kami pun berabgkat ke lokasi
penanaman dengan bibit kurang lebih 1000 bibit. Sungguh mengasyikkan sebenarnya
di atas kapal ketika pagi hari seperti itu, terassa sejuk melakukan sesuatu.
Sesampainya di lokasi penanaman, semua berteriak karena melihat beberapa ekor
ular laut. Kami jadi khawatir untuk turun, karena harus melewati air laut juga,
padahal kami lihat ular yang sedang mencari makan. Dengan penuh tekad, semua
pun melompat tidak perduli lagi dengan ular. Tinggallah beberapa orang yang
mengeluarkan bibit dari kapal.
Setelah semua bibit keluar, kami
pun menanamnya di lokasi penanaman yang sudah ditentukan. Sangat mudah
menanamnya, lebih susah di hutan tropis daripada di hutan mangrove ini. Tapi
tidak tahu lah, apakah out akan tumbuh atau tidak. Setelah semua ditanam, kami
pun bergegas pulang, karena kondisinya juga lagi hujan di daerah itu.
Tidak tahu apa yang salah, kapal
kami jadi sangat sedikit penumpangnya, yang menyebabkan kapal kami oleng ke
kiri dan ke kanan yang membuat kami katakutan. Berbeda dengan yang punya kapal,
dia santai saja dengan kapal oleng seperti itu. Kami pun menuju lokasi
pemandian, memang tidak bagus, tapi kami langsung terjun dari atas kapal.
Alhasil, karena tidak tahu apa yang ada dalam air, banyak kaki yang terluka,
bahkan ada yang parah. Memang sangat disayangkan, lokasi seperti itu tidak bisa
asal melompat.
Kami pun pulang ke lokasi awal,
beres-beres untuk bersiap-siap makan siang, dan pulang. Setelah kata-kata
perpisahan, kami pun pulang dari pulau Sembilan dengan kapal, ke daerah
pangkalan susu. Dari situ kami berangkat dengan bus yang kami pakai sebelumnya.
Itu lah kegiatan kami fieldtrip ke
pulau Sembilan. Uang 170 ribu hanya untuk tidur, dan melukai kaki. Hahaha.
Salam HarJoshRian.
No comments:
Post a Comment