Sunday, March 5, 2017

Kita bisa punya berbagai Cerita... Hidup di dalam Anugerah...



 
Satu bagian Alkitab yang teringatku ketika ingin menulis cerita ini adalah,” Berjaga-jagalah dengan iman (Mat 24:42-44)”. Ya, itu yang terlintas di pikiranku...
Hari ini adalah hari minggu, seperti biasanya sebagai orang Kristen, kita akan pergi ke Gereja, ya benar seperti biasanya, “biasa”, hal yang tak asing lagi kita lakukan. Karena tak asing dilakukan, orang-orang menjadi lupa apa maknanya. Ya, gereja bukan tentang gedungnya, tetapi tentang orang-orangnya. Gereja adalah persekutuan orang Kristen itu sendiri. Seperti dalam bagian ayat Alkitab, supaya kita tidak menjauhkan diri dari persekutuan. Bukan supaya kita terlihat kudus, bukan. Tapi supaya kita saling menguatkan, itu yang menurutku kenapa jangan menjauh dari persekutuan. Ingat ketika Tuhan Yesus menyuruh murid-muridnya pergi ke desa? Yesus menyuruh mereka pergi, yang menarik disitu adalah mereka tidak bergi seorang-seorang, malahan berdua (Luk19:29-30). Kenapa? Karena supaya mereka bisa saling menguatkan dan mengingatkan, itu menurutku...

Kembali ke topik yang ingin ku ceritakan, hari ini adalah hari minggu. Dan aku harus ke gereja, tidak nyaman rasanya tidak ke gereja, bisa aja aku bilang malas, ah biarlah situ, toh gak ada yang peduli kok aku mau ke gereja atau tidak. Tapi kenyataannya, aku peduli. Sabtu malam sebelum hari minggu, aku menonton dan begadang. Aku mulai tidur jam setengah 6 pagi, sudah biasa buatku seperti itu, ah, gak tau kenapa, aku selalu gak bisa tidur belakangan ini, gak tau apa yang ku pikirkan. Alhasil, aku pasti bangunnya siang hari. 2 kali waktu ibadah terlewatkan, pagi jam 08.00 wib dan 10.30 wib. Ketika aku melihat jam, yasudah, nati sore aja lah aku ke gereja. Dapat waktunya untuk beberes, tapi aku malas, jadi aku menunda lagi menjadi jam 07.00 pm. (jangan suka menunda ya guys)... jam setengan 6 sore, aku akan bersiap-siap untuk mandi, di luar sudah sangat gelap seperti jam 08.00pm. waduh, gawat ini, bisa gak jadi gereja ini. Aku mandi jam 06.00pm, ketika aku selesai mandi dan keluar dari kamar mandi, ya kejadian juga, hujan deras sederas derasnya. Aku gak bisa bilang apa-apa lagi... (Kalau kalian di posisiku, apa yang kalian lakukan? Kondisinya, hujan itu tidak akan berhenti, 5 menit saja, sudah banjir di bawah. Apakah kalian menunggu dengan santai-santai, atau apakah kalian mengganti pakaian, dan bersiap pergi ke gereja seperti tidak ada yang terjadi apa-apa seperti hujan itu?) dan aku memilih, bersiap-siap tak peduli dengan hujan di luar. Di luar hujan, so what?

06.30 pm, hujan tidak menunjukkan sama sekali untuk reda, aku ambil payung karena aku di lantai 3 atas, aku segera ke bawah lantai satu, aku kunci kos. Sampai di lantai satu, sepatuku sudah basah, basah kali, air sudah terasa di sepatuku, padahal aku berjalan di koridor yang tidak ada hujan, hanya tempiasan hujan itu, sudah membuat sebasah itu. Ketika aku melihat hujan, tidak akan berhenti. Ada dua pemikiran dalam pikiranku: 1. Aku sudah basah, dan hujan ini tidak akan berhenti, aku naik ajalah lagi ke atas, gak apa-apa nya untuk tidak ke gereja sekali ini, kan bukan karena ku buat-buat, bukan ku sengaja. (hohhoho, tidak disengaja? Coba cek lagi apa yg dilakuin sebelumnya. Hahaha. Jelas-jelas itu sangat disengaja. Banyak orang atau kita sering bilang kesalahan tidak disengaja, benarkah tidak disengaja? Menurutku itu semua disengaja, karena dengan sadar kita melakukan itu). 2. Seharusnya aku pakai sandal saja, jadi aku bisa menggulung celanaku ke atas, dan tetap berjalan di air ini untuk pergi ke gereja. Apa guna payungku? Untuk saat ini, kondisi hujan sederas itu, hanya bisa melindungi ku dari hujan untuk sebagian saja...

Tebak, bagian mana yang ku lakukan? Correct, benar sekali, gak ada yang ku lakukan, aku tetap menunggu sampai hujan reda. Aku bukan pemula disini, aku sudah punya berbagai pengalaman untuk hal seperti ini. Seperti ayat alkitab yang ku katakan di pertama kali tadi, berjaga-jaga dalam iman bukan hanya berPA saja, membaca alkitab dengan serius, tapi meyakini juga toh. Sama seperti yang kami lakukan saat ini, kami punya alasan untuk tidak ke gereja saat ini, tapi kami yakin dan tetap bersiap-siap, pasti ada sedikit waktu untuk pergi. (KAMI? Kok jadi KAMI? Ya, kami, orang-orang yang tetap beribadah walaupun hujan sederas-derasnya seeperti tadi. Bukan 20 orang, tapi banyak... itu membuatku sedikit tersenyum). Berjaga-jaga lah, dan bersiagalah selalu... seperti yang ku bilang tadi, ini bukan kali pertamaku, pernah satu ketika, aku harus ikut pengisian di sekret, dan harus berjalan jauh kesana, dan hujan sangat deras, aku hanya berkata “Tuhan, redakan dulu sebentar hujan ini, biar gak terlambat aku ke pengisiannya”. Dalam seketika hujan reda, dan aku berlari sekencang mungkin, ya sangat kencang. Kenapa gak jalan santai? Aku pun gak tau, aku hanya ingin berlari secepat mungkin. Dan ya terang saja, ya benar saja, sesampainya aku, pas aku sampai, hujan kembali lagi menggelegar deras. Kenapa aku berlari? Karena aku memang harus berlari... (Itu bukan karangan, seperti cerita buatan memang, tapi itu lah kenyataannya)...

Sesampainya di gereja, aku seperti biasa beribadah dan memikirkan segala apa yang terjadi. Tibalah untuk khotbah, berdoa, para pemusik pergi keluar. Siapa yang tidak kenal atau tau pemusik di GKPI pamen, dengan lihainya mereka memainkan keyboard dan saxopone itu, sangat indah. Tapi entah kenapa, aku kecewa ketika khotbah mereka keluar sambil ketawa. Ya aku melihatnya, karena aku serring kali berdoa sambil buka mata.. Aku mulai berpikir, kenapa mereka keluar? Apakah khotbah ini membosankan bagi mereka? Apakah mereka tidak membutuhkan firman ini? Aku juga pernah menjadi pelayan acara, dan aku yakin kalian juga pernah menjadi pelayan acara. Orang yang sangat gugup sekalipun ketika melayani, tidak akan keluar, tapi duduk dengan tenang mendengarkan firman. Dan mereka itu bukanlah orang yang gugup, karena itu sudah sangat biasa bagi mereka. Orang yang sangat pandai bermusik menjadi sepele dengan keseriusan melayani, orang yang biasa-biasa saja dan bahkan kurang untuk bagian itu tapi sangat serius dan antusias untuk melayani... (hohoho, tanpa terasa, aku sudah menghakimi mereka). Sudah lah sampai disitu....

Aku yakin kalian punya berbagai ceerita, yang mungkin seperti aneh, tapi memang terjadi, seperti tidak mungkin tapi terjadi. Tidak usah bingung, Tuhan itu ada, makanya hal yang tak mungkin terjadi bisa terjadi, nikmati dan bersyukurlah, karena kita masih bisa menikmati anugerahnya. Sama seperti thema ibadah hari ini “Hidup di dalam anugerah”-roma 5:11-19, titus 3:4-7.
Salam Harjoshrian..

No comments:

LIRIK LAGU TERBARU ROHAKKU - JUN MUNTHE