Satu bagian Alkitab yang teringatku ketika
ingin menulis cerita ini adalah,” Berjaga-jagalah dengan iman (Mat 24:42-44)”. Ya, itu yang
terlintas di pikiranku...
Hari ini adalah hari minggu, seperti
biasanya sebagai orang Kristen, kita akan pergi ke Gereja, ya benar seperti
biasanya, “biasa”, hal yang tak asing lagi kita lakukan. Karena tak asing
dilakukan, orang-orang menjadi lupa apa maknanya. Ya, gereja bukan tentang
gedungnya, tetapi tentang orang-orangnya. Gereja adalah persekutuan orang
Kristen itu sendiri. Seperti dalam bagian ayat Alkitab, supaya kita tidak
menjauhkan diri dari persekutuan. Bukan supaya kita terlihat kudus, bukan. Tapi
supaya kita saling menguatkan, itu yang menurutku kenapa jangan menjauh dari
persekutuan. Ingat ketika Tuhan Yesus menyuruh murid-muridnya pergi ke desa?
Yesus menyuruh mereka pergi, yang menarik disitu adalah mereka tidak bergi
seorang-seorang, malahan berdua (Luk19:29-30). Kenapa? Karena supaya mereka bisa
saling menguatkan dan mengingatkan, itu menurutku...
Kembali ke topik yang ingin ku ceritakan,
hari ini adalah hari minggu. Dan aku harus ke gereja, tidak nyaman rasanya
tidak ke gereja, bisa aja aku bilang malas, ah biarlah situ, toh gak ada yang
peduli kok aku mau ke gereja atau tidak. Tapi kenyataannya, aku peduli. Sabtu malam
sebelum hari minggu, aku menonton dan begadang. Aku mulai tidur jam setengah 6
pagi, sudah biasa buatku seperti itu, ah, gak tau kenapa, aku selalu gak bisa
tidur belakangan ini, gak tau apa yang ku pikirkan. Alhasil, aku pasti
bangunnya siang hari. 2 kali waktu ibadah terlewatkan, pagi jam 08.00 wib dan
10.30 wib. Ketika aku melihat jam, yasudah, nati sore aja lah aku ke gereja.
Dapat waktunya untuk beberes, tapi aku malas, jadi aku menunda lagi menjadi jam
07.00 pm. (jangan suka menunda ya guys)... jam setengan 6 sore, aku akan
bersiap-siap untuk mandi, di luar sudah sangat gelap seperti jam 08.00pm.
waduh, gawat ini, bisa gak jadi gereja ini. Aku mandi jam 06.00pm, ketika aku
selesai mandi dan keluar dari kamar mandi, ya kejadian juga, hujan deras
sederas derasnya. Aku gak bisa bilang apa-apa lagi... (Kalau kalian di
posisiku, apa yang kalian lakukan? Kondisinya, hujan itu tidak akan berhenti, 5
menit saja, sudah banjir di bawah. Apakah kalian menunggu dengan santai-santai,
atau apakah kalian mengganti pakaian, dan bersiap pergi ke gereja seperti tidak
ada yang terjadi apa-apa seperti hujan itu?) dan aku memilih, bersiap-siap tak
peduli dengan hujan di luar. Di luar hujan, so what?
06.30 pm, hujan tidak menunjukkan sama
sekali untuk reda, aku ambil payung karena aku di lantai 3 atas, aku segera ke
bawah lantai satu, aku kunci kos. Sampai di lantai satu, sepatuku sudah basah,
basah kali, air sudah terasa di sepatuku, padahal aku berjalan di koridor yang
tidak ada hujan, hanya tempiasan hujan itu, sudah membuat sebasah itu. Ketika
aku melihat hujan, tidak akan berhenti. Ada dua pemikiran dalam pikiranku: 1. Aku
sudah basah, dan hujan ini tidak akan berhenti, aku naik ajalah lagi ke atas,
gak apa-apa nya untuk tidak ke gereja sekali ini, kan bukan karena ku
buat-buat, bukan ku sengaja. (hohhoho, tidak disengaja? Coba cek lagi apa yg
dilakuin sebelumnya. Hahaha. Jelas-jelas itu sangat disengaja. Banyak orang
atau kita sering bilang kesalahan tidak disengaja, benarkah tidak disengaja? Menurutku
itu semua disengaja, karena dengan sadar kita melakukan itu). 2. Seharusnya aku
pakai sandal saja, jadi aku bisa menggulung celanaku ke atas, dan tetap
berjalan di air ini untuk pergi ke gereja. Apa guna payungku? Untuk saat ini,
kondisi hujan sederas itu, hanya bisa melindungi ku dari hujan untuk sebagian
saja...
Tebak, bagian mana yang ku lakukan? Correct,
benar sekali, gak ada yang ku lakukan, aku tetap menunggu sampai hujan reda.
Aku bukan pemula disini, aku sudah punya berbagai pengalaman untuk hal seperti
ini. Seperti ayat alkitab yang ku katakan di pertama kali tadi, berjaga-jaga
dalam iman bukan hanya berPA saja, membaca alkitab dengan serius, tapi meyakini
juga toh. Sama seperti yang kami lakukan saat ini, kami punya alasan untuk
tidak ke gereja saat ini, tapi kami yakin dan tetap bersiap-siap, pasti ada
sedikit waktu untuk pergi. (KAMI? Kok jadi KAMI? Ya, kami, orang-orang yang
tetap beribadah walaupun hujan sederas-derasnya seeperti tadi. Bukan 20 orang,
tapi banyak... itu membuatku sedikit tersenyum). Berjaga-jaga lah, dan
bersiagalah selalu... seperti yang ku bilang tadi, ini bukan kali pertamaku,
pernah satu ketika, aku harus ikut pengisian di sekret, dan harus berjalan jauh
kesana, dan hujan sangat deras, aku hanya berkata “Tuhan, redakan dulu sebentar
hujan ini, biar gak terlambat aku ke pengisiannya”. Dalam seketika hujan reda,
dan aku berlari sekencang mungkin, ya sangat kencang. Kenapa gak jalan santai?
Aku pun gak tau, aku hanya ingin berlari secepat mungkin. Dan ya terang saja,
ya benar saja, sesampainya aku, pas aku sampai, hujan kembali lagi menggelegar
deras. Kenapa aku berlari? Karena aku memang harus berlari... (Itu bukan
karangan, seperti cerita buatan memang, tapi itu lah kenyataannya)...
Sesampainya di gereja, aku seperti biasa
beribadah dan memikirkan segala apa yang terjadi. Tibalah untuk khotbah,
berdoa, para pemusik pergi keluar. Siapa yang tidak kenal atau tau pemusik di
GKPI pamen, dengan lihainya mereka memainkan keyboard dan saxopone itu, sangat
indah. Tapi entah kenapa, aku kecewa ketika khotbah mereka keluar sambil
ketawa. Ya aku melihatnya, karena aku serring kali berdoa sambil buka mata..
Aku mulai berpikir, kenapa mereka keluar? Apakah khotbah ini membosankan bagi
mereka? Apakah mereka tidak membutuhkan firman ini? Aku juga pernah menjadi
pelayan acara, dan aku yakin kalian juga pernah menjadi pelayan acara. Orang
yang sangat gugup sekalipun ketika melayani, tidak akan keluar, tapi duduk
dengan tenang mendengarkan firman. Dan mereka itu bukanlah orang yang gugup,
karena itu sudah sangat biasa bagi mereka. Orang yang sangat pandai bermusik
menjadi sepele dengan keseriusan melayani, orang yang biasa-biasa saja dan
bahkan kurang untuk bagian itu tapi sangat serius dan antusias untuk
melayani... (hohoho, tanpa terasa, aku sudah menghakimi mereka). Sudah lah
sampai disitu....
Aku yakin kalian punya berbagai ceerita,
yang mungkin seperti aneh, tapi memang terjadi, seperti tidak mungkin tapi
terjadi. Tidak usah bingung, Tuhan itu ada, makanya hal yang tak mungkin
terjadi bisa terjadi, nikmati dan bersyukurlah, karena kita masih bisa
menikmati anugerahnya. Sama seperti thema ibadah hari ini “Hidup di dalam
anugerah”-roma 5:11-19, titus 3:4-7.
Salam Harjoshrian..
No comments:
Post a Comment