“nnnngaggagkk lah stev, bukan dialah.
Dia sih gak kren”, kata siska sambil nyubit pinggang stevia. “auwwww”,kata
stevia pelan.
“ya ela. Gak mungkin lah stev.” Jawab
josua dengan singkat dan sok cool, padahal mukanya sudah memerah.
“iya deh iya. Tapi muka gak usah sampai merah gitu lah”,
kata stevia cengengesan...
“ ya merah lah, kan orang cantik kayak
stevia bilang aku keren”, josua keceplosan lagi. Sebelum mereka sadar dengan
apa yang dikatakannya, dia pun langsung melanjutkan perkataannya.
“kalian gak pulang? Mau bareng? Aku
tadi bawa mobil... rumah kita kan searah”,tanpa dia sadari, sudah keceplosan
lagi.
“kalau dipikir-pikir, kamu banyak tahu
tentang aku. Kok bisa ya? Atau kamu lagi buntutin aku ya?”,kata stevia.
Siska langsung memotong “ya wajar lah
stev, itu bukan hal yang aneh lagi kan. Jangan-jangan di depan rumahmu udah ada
banyak hadiah lagi. Udah, kita bareng dia aja. Kan lebih aman”.
“eitsss, kamu emang tinggal dimana
siska? Searah bareng kami?”, tanya josua.
“ya dong. Pasti lah itu. Dia kan
samping rumah aku. Kami udah kayak adik kakak. Dia kakaknya aku jadi
adiknya”,kata stevia sambil tertaawa...
“apaan sih kamu stev”, kata siska.
“gitu ya, padahal aku mau bareng
stevia aja tadi rencananya. tapi gak apa lah, ayoooo”, kata josua.
Mereka pun pergi dan pulang bersama
dengan josua. Selama perjalanan mereka berbicara panjang lebar. Lebih ke josua
dan stevianya sih. Tentang siskanya tidak terlalu. Mereka pun jadi tahu, kalau
josua itu baru selesai kuliah dengan nilai tertinggi. Dan mobil yang mereka
naiki adalah hadiah dari orangtuanya karena hal itu. Begitulah banyak
percakapan diantara mereka sampai mereka tiba di rumah...
“sampai deh, makasih ya jos, jadi
ngerepotin nih”,kata stevia. Siska juga mau bilang gitu, tapi udah malas,
dicuekin mulu.
“ok stev. Tuh siska kenapa? Kok
diamaja daritadi? Ntar kesambet lho...” kata josua sambil manyunin mulutnya ke
arah siska...
“udah,itu gak apa apa. Ntar baikan
kok.”, kata stevia.
“ok deh, aku pergi ya.”,kata josua
sambil mau melaju.
“hati-hati josua” teriak stevia. Dia
pun melihat siska. Kenapa sih nih anak, daritadi diam aja. Apa dia sakit hati
dengan jawaban si josua tadi ya, pikirnya. Bukannya udah biasa dengar jawaban
gitu ya. Tapi kok kali ini beda ya, apa mungkin dia suka ya sama josua. Dia
mulai penasaran.
“kamu suka ya sama josua?”, tanya
stevia sambil tersenyum penuh arti...
Siska tidak menjawab.
“kalau suka ya bilang suka lah sis,
kalau nggak bilang nggak, jangan diam gitu dong. Aku kan jadi penasaran banget
nih,”ledek stevia.
“yahhhh, bukannya nggak mau
menjawabnya stev, tapi aku juga nggak tahu suka atau tidak sama dia. Kan masih
baru pertama kali jumpa, itupun udah bikin aku kesel banget stev. Gimana mau
suka.” jelas siska.
“gitu ya. Yaudah deh. Masuk yuk”, kata
stevia.
Hari berganti hari. Sejak kejadian di
bioskop stevia jadi kepikiran sama si josua. Bukan karena dia suka, tapi karena
cuma dia yang pernah buat temannya siska seperti itu. Sampai bisa bingung gitu,
dia jadi makin penasaran, apakah josua itu memang sehebat itu. Karena kalau dilihat-lihat
memang keren, tapi kan udah biasa yang keren. Tapi kalau siska aja bisa sampai
gitu, berarti josua ini berbeda dengan cowo-cowo yang selama ini kami kenal,
pikir stevia.
Di lain tempat, siska juga jadi makin
bingung. Bukannya bisa melupain kejadian itu, malah dia semakin sering
memikirkannya. Tidak tahu kenapa dia sakit hati kali dengan perlakuan josua
waktu itu. Udah biasa sih digituin cowo keren, tapi ntah kenapa siska merasa
sangat sakit dengan waktu itu. Mau dekat dengan stevia, nggak gitu juga kali
caranya. Aku kan punya hati juga, aku kan perempuan juga yang mudah sakit
hatinya, kata siska dalam hatinya.
Kringngngngng kring kringngngngngng
kringggggg... bunyi handphone siska. Dia melihat ada pangggilan dari stevia.
“halo, ada apa stev, tumben nelpon.
Biasanya langsung nyelonong aja ke rumah kalau ada perlu”, tanya siska.
“aku kangen kamu sayang, keluar yukkk,
kamu gak bosan di rumah terusan?”, rayu stevia.
“apaan sih pake sayang-sayang segala,
hadehhhh,,, nih anak udah gak waras yahhh... emang mau kemana stev?”, kata
siska.
“hahaha, gitu aja marah. Hahaha,
kemana aja, suntuk aku di rumah terusan. Ke mall aja yuk, main aja”, ajak
stevia.
“yaudah bentar, aku mandi dulu, datang
aja langsung ke rumah”, kata siska..
“siap bos”, kata stevia.
Stevia pun langsung bergerak ke rumah
siska. Sementara stevia mandi dulu...
(BERSAMBUNG)
No comments:
Post a Comment