Wednesday, April 19, 2017

Keseimbangan dalam Ekosistem. Habitat dan Relung... (Resosoedarmo, Soedjiran, dkk, 1993. Pengantar Ekologi, Penerbit Pt. Remaja Rosdakarya, Bandung.)

 
Keseimbangan dalam Ekosistem

Dalam suatu ekosistem terdapat suatu keseimbangan yang dinamakan homeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan. Keseimbangan itu diatur oleh berbagai faktor yang sangat rumit. Dalam mekanisme keseimbangan ini, termasuk mekanisme yang mengatur penyimpangan bahan-bahan, perlepasan hara makanan, pertumbuhan organisme dan produksi, serta dekomposisi bahan-bahan organik.

Mesipun suatu ekosistem mempunyai daya tahan yang besar sekali terhadap perubahan, tetapi biasanya batas mekanisme homeostatis, dengan mudah dapat diterobos oleeh kegiatan manusia. Sebagai misal, sebuah sungai yang dikotori oleh pembuangan sampah yang tidak terlalu banyak, sungai itu dapat dijernihkan kembali airnya secara alami, sehingga secara keseluruhan sungai itu dianggap tidak tercemar. Tetapi bila sampah yang masuk itu terlalu banyak, apalagi bila mengandung zat-zzat yang beracun, maka sistem dalam sungai itu akan terlampaui. Mungkin saja sisrem dalam sungai itu tidak lagi mekanisme homeostatis alami, sehingga airnya secara permanen berubah, atau bahkan telah rusak sama sekali. 

Contoh lain, adalah penebangan hutan alam, merupakan suatu proses yang sering melampaui bataas dan merusak mekanisme homeostatis dalam ekosistem hutan.


Habitat dan relung

Habitat dan relung adalah dua istilah tentang kehidupan organisme yang memerlukan pemahaman yang mantap agar pemakaian kedua istilah itu tidak keliru. Habitat adalah tempat suatu organisme hidup, kalau kita ingin mencari suatu organisme tertentu, maka kita harus tahu tempat hidupnya, ke tempat irulah kita pergi. Jadi habitat suatu organisme dapat disebut “alamat”oraganisme itu. Relung (Niche) adalah profesi atau status suatu organisme dalam suatu komunitas dalan ekosistem tertentu, yang merupakan akibat adaptasi struktural, tanggap fisiologis serta perilaku spesifik organisme itu. Jadi relung suatu organisme bukan hanya ditentukan oleh tempat organisme itu hidup, tetapi juga oleh berbagai fungsi yang dikerjakannya. Boleh pula dikatakan, bahwa secara biologi, relung adalah profesi organisme dalam lingkungan hidupnya.

Istilah habitat bisa dipakai juga untuk menunjukkan tempat tumbuh sekelompok organisme dari berbgai jenis yang membentuk suatu komunitas dari berbgai jenis yang membentuk suatu komunitas. Misalnya, kita boleh menggunakan istilah habitat padang rumput, habitat mangrove, dsbg. Dalam hal ini habitat sekelompok organisme mencakup lingkungan abiotik dan lingkungan biotik (dalam arti organisme lain yang merupakan faktor lingkungan).

Perlu kita sdari bahwa konsep relung, belum lama berkembang, sehingga barangkali masih kurang dipahami di luar bidang ekologi. Charles Elton (1927)ILMUAN Inggris, adalah salah seorang pemula yang menggunakan istilah niche dalam pengertian “status fungsional suatu organisme dalam komunitas tertentu”(Odum, 1966). Secara analogi, arti relung dapat kita umpamakan dalam lingkungan manusia. Sekiranya kita ingin berkenalan dengan seorang yang sudah diketahui namanya. Pertama-tama kita harus mencari tempat tinggal atau alamatnya. Bila ingin mengenal lebih lanjut, kita perlu mengetahui pekerjaannya, minatnya rekan-rekan dan kenalannya, kedudukannya, dan peranannya dalam masyarakat. Sama halnya dengan penelaahan organisme. Bila kita ingin mengenal status fungsionalnya dalam komunitas alami, kita harus mengetahui kegiatannya, terutama mengenai sumber nutrisi dan energi, kecepatan metaboisme dan tumbuh-tumbuhan, pengaruh terhadap organisme lain bila berdampingan atau bersentuhan, dan sampai seberapa jauh organisme yang kita selidiki itu mempengaruhi atau mampu mengubah berbagai proses dalam ekosistem.

Sumber : Resosoedarmo, Soedjiran, dkk, 1993. Pengantar Ekologi, Penerbit  Pt. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Salam Harjoshrian...


No comments:

LIRIK LAGU TERBARU ROHAKKU - JUN MUNTHE