Baru-baru
ini ada berita tentang Mesjid yang dibangun di Jakarta, yang penampakan
dari Atas dihubungkan dengan salib. Menjadi salah satu isu yang
digembar-gemborkan oleh kaum sumbu pendek. Sama seperti uang keluaran
baru, yang kata pemimpin mereka merupakan lambang PKI. Siapa yang tidak
sejalan dan menolak dia, dia katakan goblok. Titisan Nabi atau apa lah,
kan gak ada hubungannya dengan hak kebebasan warga NKRI. Mau di jalur
mana, hak mereka dong...
Kembali
ke Mesjid yang dibangun tadi. Aku semakin bertanya-tanya, apalah yang
mau dipermasalahkan dari situ. Mesjid namanya tetap mesjid. Tempat
ibadah. Buat aja gereja yang besar, sangat besar dengan lambang bulan
bintang, tapi namanya Gereja, kami dengan senang hati menerimanya. Bukan
mencari-cari kesalahan orang lain, yang karena tidak ada kesalahan, isu
agama menjadi senjata mematikan buat mereka. Yang sebenarnya membuka
mata warga NKRI tentang kaum radikalisme ini...
Aku
teringat natal tahun lalu yang ketepatan dipimpin kakek tua, Pak
Stephen Tong, di Bandung, bagaimana organisasi gak jelas membubarkan
ibadah yang sudah dipersiapkan dari waktu yang lama dengan izin yang
jelas. Lucu ku rasa. Izin jelas dilarang, padahal mereka gak punya izin,
hanya dengan massa, sudah siap...
Baru-baru
ini, menjelang perayaan Jumat Agung, gereja ditutup, dan datangnya
malam-malam. Alasannya ditutup karena tidak punya ijin yang jelas...
hadehhhh...
Mesjid
yang ada di Indonesia ini, apakah punya ijin yang jelas. Membangun
gereja sangat sulit mendapatkan ijin di negeri ini, dan ketika
mendapatkan ijin, kaum mayoritas berusaha mengganggunya. Seperti yang di
Bekasi, St Clara.
Waktu
ormas setempat membubarkan ibadah natal di Bandung itu, mereka
berbicara dengan pak Tong, orang tua yang renta itu berdebat dengan
mereka yang tau nya teriak-teriak gak jelas itu. Mereka bilang tempat
itu bukan tempat ibadah, lakukan di Gereja. Iya benar, tapi semua sudah
mendapatkan ijin. Jadi apa masalahnya dengan orang-orang di luar sana.
Lalu pak Tong bilang, Mesjid di Indonesia ini banyak tidak punya ijin
yang jelas, mereka hanya diam, karena mereka mungkin gak tau itu. Mereka
taunya tentang ijin pembangunan gereja, bukan pembangunan mesjid.
huh,
memang kami minoritas di negeri iini. Apakah kami karena minoritas,
jadi tertindas? Bukankah orang kuat melindungi yang lemah?
Sebentar
lagi PILKADA JAKARTA. Mengapa semua orang menaruh perhatian ke pilkada
ini, bahkan dari seluruh Indonesia dan luar negeri memberi perhatian
lebih. Karena ada skenario besar yang akan terjadi jika pemenangnya
teerpilih, dan pengaruhnya bukan hanya untuk Jakarta, tapi seluruh
Indonesia.
Yang
terbaik memang diharapkan dari pemilihan ini. Semoga berjalan lancar
dan sukses. Ormas-ormas setempat istirahan dulu dari amarah kalian yang
gak jelas itu. Serahkan kepada BAWASLU, POLRi, dan TNI. Biarkan warga
Jakarta memberikan suaranya dengan tenang... Rencana kalian membuat 100
orang tiap TPS menjaga, itu tidak perlu. Itu namanya intimidasi. Sudah
ada pihak yang berwajib menjaga kelangsungan pemilihan itu...
Biarlah
kita bisa berdamping-dampingan demi kesatuan Republik Indonesia ini,
sama Seperti Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral di Jakarta sebagai
lambarang Toleransi di Negeri ini...
Salam Harjoshrian...
No comments:
Post a Comment