Saturday, April 15, 2017

Mesjid Vs Gereja...

 
Mencari isu dan kesalahan orang lain sangat mudah, apalagi membuat seakan-akan salah, lebih mudah lagi. Siapa yang bisa membuat seperti itu, hanya orang yang sering melakukan hal yang salah...

Baru-baru ini ada berita tentang Mesjid yang dibangun di Jakarta, yang penampakan dari Atas dihubungkan dengan salib. Menjadi salah satu isu yang digembar-gemborkan oleh kaum sumbu pendek. Sama seperti uang keluaran baru, yang kata pemimpin mereka merupakan lambang PKI. Siapa yang tidak sejalan dan menolak dia, dia katakan goblok. Titisan Nabi atau apa lah, kan gak ada hubungannya dengan hak kebebasan warga NKRI. Mau di jalur mana, hak mereka dong...

Kembali ke Mesjid yang dibangun tadi. Aku semakin bertanya-tanya, apalah yang mau dipermasalahkan dari situ.  Mesjid namanya tetap mesjid. Tempat ibadah. Buat aja gereja yang besar, sangat besar dengan lambang bulan bintang, tapi namanya Gereja, kami dengan senang hati menerimanya. Bukan mencari-cari kesalahan orang lain, yang karena tidak ada kesalahan, isu agama menjadi senjata mematikan buat mereka. Yang sebenarnya membuka mata warga NKRI tentang kaum radikalisme ini...

Aku teringat natal tahun lalu yang ketepatan dipimpin kakek tua, Pak Stephen Tong, di Bandung, bagaimana organisasi gak jelas membubarkan ibadah yang sudah dipersiapkan dari waktu yang lama dengan izin yang jelas. Lucu ku rasa. Izin jelas dilarang, padahal mereka gak punya izin, hanya dengan massa, sudah siap...

Baru-baru ini, menjelang perayaan Jumat Agung, gereja ditutup, dan datangnya malam-malam. Alasannya ditutup karena tidak punya ijin yang jelas... hadehhhh...

Mesjid yang ada di Indonesia ini, apakah punya ijin yang jelas. Membangun gereja sangat sulit mendapatkan ijin di negeri ini, dan ketika mendapatkan ijin, kaum mayoritas berusaha mengganggunya. Seperti yang di Bekasi, St Clara. 

Waktu ormas setempat membubarkan ibadah natal di Bandung itu, mereka berbicara dengan pak Tong, orang tua yang renta itu berdebat dengan mereka yang tau nya teriak-teriak gak jelas itu. Mereka bilang tempat itu bukan tempat ibadah, lakukan di Gereja. Iya benar, tapi semua sudah mendapatkan ijin. Jadi apa masalahnya dengan orang-orang di luar sana. Lalu pak Tong bilang, Mesjid di Indonesia ini banyak tidak punya ijin yang jelas, mereka hanya diam, karena mereka mungkin gak tau itu. Mereka taunya tentang ijin pembangunan gereja, bukan pembangunan mesjid.

huh, memang kami minoritas di negeri iini. Apakah kami karena minoritas, jadi tertindas? Bukankah orang kuat melindungi yang lemah?

Sebentar lagi PILKADA JAKARTA. Mengapa semua orang menaruh perhatian ke pilkada ini, bahkan dari seluruh Indonesia dan luar negeri memberi perhatian lebih. Karena ada skenario besar yang akan terjadi jika pemenangnya teerpilih, dan pengaruhnya bukan hanya untuk Jakarta, tapi seluruh Indonesia. 

Yang terbaik memang diharapkan dari pemilihan ini. Semoga berjalan lancar dan sukses. Ormas-ormas setempat istirahan dulu dari amarah kalian yang gak jelas itu. Serahkan kepada BAWASLU, POLRi, dan TNI. Biarkan warga Jakarta memberikan suaranya dengan tenang... Rencana kalian membuat 100 orang tiap TPS menjaga, itu tidak perlu. Itu namanya intimidasi. Sudah ada pihak yang berwajib menjaga kelangsungan pemilihan itu...

Biarlah kita bisa berdamping-dampingan demi kesatuan Republik Indonesia ini, sama Seperti Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral di Jakarta sebagai lambarang Toleransi di Negeri ini... 

Salam Harjoshrian...

No comments:

LIRIK LAGU TERBARU ROHAKKU - JUN MUNTHE