Thursday, April 20, 2017

Menata, membenahi, Merusak, atau Berhenti??? Pilihan Ahok sampai Bulan Oktober...

Apakah kalian setuju kalau aku bilang, sifat seseorang itu nampak bukan ketika dia menang atau di atas, tapi ketika dia kalah jatuh terpuruk???

Iya, kadang kita bisa melihat, bagaimana seseorang berusaha bangkit dari keterpurukan atau kekalahannya, sehingga sering kali orang yang mengalami keterpurukan atau kekalahan sulit menemukan ide untuk melakukan sesuatu. Atau tidak dengan pikiran yang jernih dan optimal untuk melakukan sesuatu, berbeda dengan orang yang mengalami kemenangan, karena aura positif kemenangan, dia bisa dengan tenang melakukan sesuatu...

Kembali berhubungan dengan PILKADA Jakarta, aku memang bukan warga Jakarta, tapi perhatian kami tertarik memperhatikan Jakarta belakangan ini. Bukan karena isu politik ataupun agama, tapi lebih karena keteladanan Ahok dalam memimpin Jakarta. Tidak bisa dipandang sebelah mata, kita harus mengakui, Ahok bekerja dengan sepenuh hati, tidak plin-plan, dan selalu melawan orang yang salah. Alhasil koruptor tak berkutik, Jakarta bersih, Sungai, banjir terkendali dengan baik. Itu adalah sebuah prestasi yagn tidak bisa kita remehkan untuk sekelas Jakarta...

Hari ini adalah Pilkada Jakarta, dan hasil sudah bisa kita lihat. Televisi, media sosial, sudah ramai memperbincangkannya. Ahok kalah, Anies menang. Selamat buat Anies, ditunggu kabar ruma DP 0% nya, dan peningkatan pendapatan Jakarta yang signifikannya. Buar Ahok, ada jalan terbaik yang harus kita jalani, dan apa yang kau percaya aku takin tidak akan menjatuhkanmu...

Ahok Djarot masih menjabat sebagai Gubernur sampai pelantikan gubernur yang baru di bulan oktober nanti. Apakah dengan kekalahannya, ahok menjadi galau, atau semakin getol membenahi Jakarta dengan sisa waktu yang dia miliki?

Kita semakin bertanya-tanya, apakah karena kekalahannya ini dia akan tetap menata dan membenahi Jakarta, atau malah merusak dan berhenti memperhatikan jakarta?

Mungkin itu sebuah pertanyaan yang wajar. Seperti kebanyakan orang, kalau kalah kan tidak mau peduli lagi. Dia mau berhenti dan merusak itu, supaya semakin sulit bagi penerusnya. Apakah pikiran pengecut tersebut ada pada Ahok Djarot? Ya, mungkin saja pemikiran tersebut terlintas dalam pikiran mereka, tapi aku yakin, dengan sisa waktu yang ada, pemikiran seperti itu tidak akan mengambil alih kesadaran mereka. Karena pelayan akan tetap menjadi pelayan sampai tugasnya selesai sebagai pelayan. Dan ahok djarot adalah pelayan Jakarta, yang bekerja untuk kebaikan Jakarta...

Kita hanya bisa menduga untuk saat ini, faktanya bisa kita lihat ke depannya...

Salam Harjoshrian...

No comments:

LIRIK LAGU TERBARU ROHAKKU - JUN MUNTHE