Selama dua abad lebih, umat Kristen di mana-mana gemar menyanyikan
sebuah "Lagu Natal Berupa Ajakan Berbakti". Melalui lagu pilihan itu
mereka suka mengajak semua orang yang saleh, agar berhimpun bersama-
sama di Betlehem. Mereka mendorong para malaikat agar menyorakkan kidung
puji-pujian kepada Allah Yang Mahatinggi. Dan mereka menyatakan bahwa
Bayi Yesus di palungan yang mereka sembah itu tak lain ialah Almasih,
yakni Allah yang telah menjelma menjadi manusia sejati.
Ya, selama dua abad nyanyian pujian itu dikumandangkan -- mula-mula
dalam bahasa Latin, lalu dalam bahasa Inggris, kemudian dalam
berbagai-bagai bahasa di seluruh dunia. Tetapi anehnya, . . . selama dua
abad umat Kristen tidak tahu, dari mana datangnya "Lagu Natal Berupa
Ajakan Berbakti" itu. Barulah pada tahun 1947 rahasia asal- usulnya itu
dapat dipecahkan.
Bagaimana gerangan sebuah nyanyian yang begitu misterius sumbernya
itu dapat menjadi sebuah lagu pilihan umat Kristen di seluruh dunia?
Dugaan yang Salah
Rupa-rupanya melodi lagu Natal itu lebih cepat menjadi populer
daripada syairnya. Pada tahun 1744 not-not yang bernada gembira itu
sudah dimasukkan dalam sebuah sandiwara yang lucu di Paris, ibu kota
Perancis. Menurut penyelenggara dagelan itu, melodi yang dipakainya
adalah sebuah "lagu Inggris".
Pada tahun 1750, lagu itu lengkap dengan kata-kata aslinya dalam
bahasa Latin, sudah dipakai oleh umat Katolik di Lisbon, ibu kota negeri
Portugis. Dari sana ada orang-orang yang membawanya ke London, ibu kota
negeri Inggris.
Seseorang, entah siapa, menggubah kembali not-notnya, sehingga
menjadi sama seperti melodi yang sudah biasa pada masa kini. Dalam
bentuknya yang baru, lagu itu dinyanyikan pada Hari Natal tahun 1785
dalam sebuah kapel Katolik kecil di gedung kedutaan besar Portugis di
London.
Di sana seorang bangsawan Inggris sempat mendengarnya. la sangat
menyukai lagu Natal itu, yang dinamainya "Portuguese Hymn" ("Lagu Rohani
Portugis"). Kemudian ia pun mengajarkannya kepada paduan suara yang
dipimpinnya. (Sebutan "Portuguese Hymn" untuk lagu Natal itu masih tetap
dipakai hingga kini dalam banyak buku nyanyian; rupa- rupanya banyak
penerbit belum mendengar bahwa rahasianya telah diterangkan pada tahun
1947!)
Sementara itu, umat Kristen bukan Katolik makin lama makin banyak
menggunakan melodi dari lagu Natal itu. Hanya saja, mereka umumnya tidak
tahu bahwa dalam bentuk aslinya nyanyian itu adalah sebuah lagu Natal.
Mungkin sekali keanehan itu disebabkan oleh karena kata-kata aslinya
ditulis dalam bahasa Latin, yakni bahasa liturgi dan kebaktian Gereja
Katolik. Maka melodi itu diceraikan dari syair bahasa Latin yang tidak
umum dipahami, dan dijodohkan dengan berbagai-bagai syair rohani yang
lain.
Sejak tahun 1791 umat Kristen di Inggris sudah mulai memakai melodi
itu; sejak tahun 1800, umat Kristen di Amerika Serikat sudah mulai
memakainya, dan dari sanalah musik itu mulai tersebar ke negeri- negeri
lain. Misalnya, baik dalam buku Nyanyian Kemenangan Iman maupun dalam
buku Lagu Sion, melodi itu dijodohkan dengan sebuah lagu rohani biasa,
"Teguhlah Alasan" (sedangkan buku Lagu Sion itu tidak memuat sama sekali
"Lagu Natal Berupa Ajakan Berbakti" yang dikisahkan dalam pasal ini!).
Sumbangsih Seorang Penerjemah
Muncullah dalam riwayat "Lagu Natal Berupa Ajakan Berbakti" itu
seorang pria bangsa Inggris yang bernama Frederick Oakeley (1802- 1880).
Ia seorang putra bekas gubernur pemerintah penjajah Inggris di India.
Setelah mendapat pendidikan yang baik, ia menjadi seorang pendeta dari
Gereja Inggris, yaitu gereja negara.
Pada pertengahan abad yang lalu, ada beberapa pemimpin Gereja Inggris
yang sangat tertarik pada Gereja Katolik. Antara lain, mereka mulai
mencurahkan perhatian pada nyanyian-nyanyian pujian yang berasal dari
orang-orang Katolik, dan yang belum dimanfaatkan oleh umat Kristen
non-Katolik.
Dalam rangka penyelidikan lagu-lagu Katolik itu, Frederick Oakeley
menemukan nyanyian yang disoroti dalam pasal ini. Pada tahun 1841 ia
menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris, supaya dapat dinyanyikan di
gerejanya di ibu kota London. Terjemahan itu, disertai dengan
perubahan-perubahan seperlunya, kemudian menjadi dasar dari berbagai-
bagai terjemahan yang dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa
lainnya di seluruh dunia.
Empat tahun kemudian, Frederick Oakeley merasa begitu tertarik pada
Gereja Katolik sehingga ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai
pendeta Gereja Inggris. Pada tahun 1852 ia pun dilantik menjadi seorang
pastor. Sementara itu, lagu Natal yang telah diterjemahkannya itu
semakin menjadi populer, baik di kalangan umat Katolik maupun di
kalangan gereja-gereja lain.
Dari Manakah Asalnya
"Lagu Natal Berupa Ajakan Berbakti" itu sudah dua abad lamanya
menjadi sebagian dari perayaan hari kelahiran Tuhan Yesus. Namun belum
juga ada penjelasan tentang asal-usulnya.
Ada beberapa keanehan tentang lagu itu, yang berkali-kali disebut-sebut oleh para sarjana nyanyian pujian, antara lain:
"Hampir menyerupai sebuah lagu rakyat, karena begitu polos dan
sederhana . . . bahkan baris-baris syairnya tidak bersanjak sama sekali,
dalam bahasa aslinya pun tidak."
"Namun kata-katanya sangat cocok dengan not-notnya . . . seolah- olah orang yang sama itu menciptakan kedua-duanya."
"Aneh . . . rupa-rupanya semua naskah kuno dari lagu itu pernah disalin oleh juru tulis yang sama, yakni: J. F. Wade."
Siapakah J. F. Wade?
Nama lengkapnya ialah John Francis Wade. Ia dilahirkan di Shrewsbury,
Inggris, pada tahun 1710 atau 1711. Dan -- suatu fakta yang penting
untuk pemecahan rahasianya -- ia pun dilahirkan dalam sebuah keluarga
Katolik yang saleh.
Sulit sekali menjadi seorang Katolik di negeri Inggris pada permulaan
abad yang kedelapan belas! Soalnya, pada akhir abad yang ketujuh belas,
pernah ada seorang raja Inggris yang sangat menindas rakyat. Ia diusir
dan digantikan oleh seorang raja baru. Raja lama itu seorang Katolik;
raja baru itu seorang Kristen non-Katolik. Maka orang-orang Katolik di
Inggris agaknya dicurigai, kalau-kalau mereka masih memihak raja yang
lama itu.
Dalam suasana was-was dan prasangka itu, banyak umat Katolik yang
mengungsi dari Inggris ke negeri-negeri lain. Salah satu pusat
perantauan mereka adalah kota Douai, di sebelah utara negeri Perancis.
Douai terletak hanya 150 kilometer jauhnya dari pantai selatan Inggris,
maka banyak pengungsi Katolik dengan mudah dapat berkumpul di sana. Di
sana pula mereka membuka sebuah perguruan tinggi untuk pendidikan para
pastor yang berbahasa Inggris.
Pada umur kira-kira tiga puluh tahun, John Francis Wade kedapatan di
sekolah tinggi umat Katolik di kota Douai itu. Pekerjaannya ialah
sebagai guru musik. Tetapi ia pun merangkap menjadi seorang juru tulis.
Para pembaca yang sudah dewasa, mungkin masih dapat mengingat keadaan
beberapa tahun yang lalu, sebelum ada mesin-mesin fotocopi di
mana-mana. Jika ada gubahan musik yang ingin diperbanyak untuk kalangan
yang terbatas saja, agak sulit menstensilnya, apalagi mencetaknya. Malah
yang sering dilakukan ialah, mencari seorang juru tulis yang ahli, dan
minta supaya ia menyalin musik itu dengan rapi dan teliti.
John Francis Wade biasa bekerja sambilan sebagai seorang juru tulis
musik itu. Sepanjang umurnya sampai ia meninggal pada tahun 1786, ia
menyalin banyak sekali gubahan musik umat Katolik, untuk dipakai baik
dalam kebaktian umum maupun dalam rumah-rumah tempat tinggal.
Salah satu koleksi lagu pilihan dalam bahasa Latin yang pernah
disalin oleh John Francis Wade itu berjudul Cantus Diversi (Berbagai-
bagai Nyanyian). Dan di dalam koleksi itulah terdapat sebuah lagu Natal
yang berjudul Adeste Fideles.
Menjelang pertengahan abad yang kedua puluh ini, ternyata masih ada
sebanyak enam naskah Adeste Fideles itu, yang tersimpan baik-baik dalam
berbagai arsip dan perpustakaan. Semuanya dibubuhi dengan nama "J. F.
Wade", dan semuanya dibuat oleh tulisan tangan yang sama pula. Lalu pada
tahun 1946 ditemukan lagi sebuah naskah tulisan tangan yang sama
seperti itu.
Seorang sarjana Gereja Katolik mulai meneliti ketujuh naskah itu.
Dari berbagai-bagai tanda, ia mengambil kesimpulan bahwa John Francis
Wade bukan hanya yang menyalin Lagu Natal itu, melainkan juga yang
mengarangnya. Mungkin pada kata-kata atau not-notnya ada bagian-bagian
kecil yang dipinjamnya dari hasil karya pengarang lain; namun lagu Natal
sebagaimana jadinya pada tahun 1740-1743 itu pasti adalah gubahan J. F.
Wade sendiri. Maka pada tahun 1947 sarjana Katolik itu menerbitkan
sebuah buku kecil yang mengumumkan penemuannya.
Syukurlah, umat Kristen tidak usah menunggu-nunggu keputusan
berdasarkan penelitian sarjana itu! Setiap tahunnya selama dua abad
lebih, umat Kristen sudah biasa mengajak seluruh dunia untuk turut
menyembah sujud pada Sang Bayi Kudus di palungan, dengan jalan
mengumandangkan "Lagu Natal Berupa Ajakan Berbakti" itu.
Syair : Latin, John Francis Wade (?), antara 1743; O Come, All Ye Faithful, Frederick Oakeley, 1841. Lukas 2:8-20.
Lagu : ADESTE FIDELES, John Francis Wade, 1743.
sumber: http://gema.sabda.org/sejarah_lagu_hai_mari_berhimpun
Salam Harjoshrian