Hai sobat blogger. Ini adalah tugas yang pernah kami buat dari satu mata
kuliah di Kehutanan USU. Kebetulan yang bertugas mengumpul dan
mengupload nya adalah aku. Waktu buka-buka laptop,lihat ini lagi, karena
tugas ini waktu aku semester 6. Kalau dismpan-simpan, gak ada gunanya
juga samaku, jadi aku bagikan saja di sini. Manatau ada yang
memerlukannya. Selamat membaca... Salam Harjoshrian...
*****
Nama :
Frans R Sipayung
NIM :
111201127
Kelas : HUT 6 D
Sekam merupakan limbah dari
penggilingan padi yang dapat memberi peluang usaha bila diolah lebih lanjut.
Pembuatan arang sekam salah satunya. Limbah pertanian dapat berbentuk bahan
buangan tidak terpakai dan bahan sisa dari hasil pengolahan. Proses
penghancuran limbah secara alami berlangsung lambat, sehingga tumpukan limbah
dapat mengganggu lingkungan sekitarnya dan berdampak terhadap kesehatan
manusia. Padahal, melalui pendekatan teknologi, limbah pertanian dapat diolah
lebih lanjut menjadi hasil samping yang ber-guna di samping produk
utamanya.
Salah satu bentuk limbah
pertanian adalah sekam yang merupakan buangan pengolahan padi. Sekam padi
merupakan lapisan keras yang membungkus kariopsis butir gabah, terdiri atas dua
belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses
penggilingan gabah, sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa
atau limbah penggilingan. Dari proses penggilingan gabah akan dihasilkan
16,3-28% sekam.
Sekam dikategorikan sebagai
biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku
industri, pakan ternak, dan energi Ditinjau dari komposisi kimiawinya, sekam mengandung
beberapa unsur penting. Dengan komposisi kandungan kimia seperti itu, sekam
antara lain dapat dimanfaatkan untuk (1) bahan baku industri kimia, terutama
kandungan zat kimia furfural; (2) bahan baku industri bahan bangunan, terutama
kandungan silika (SiO2) yang dapat digunakan untuk campuran pada pembuatan
semen portland, bahan isolasi, husk-board dan campuran pada industri bata
merah; (3) sumber energi panas karena kadar selulosanya cukup tinggi sehingga
dapat memberikan pembakaran yang merata dan stabil. Sekam memiliki kerapatan
jenis (bulk density) 125 kg/ m3, dengan nilai kalori 3.300 kkal/kg sekam.
Melihat potensi sekam yang begitu besar sebagai sumber energi maka
pemasyarakatan penggunaan sekam sebagai bahan bakar alternatif pada rumah
tangga, sebagai pengganti energi kayu atau bahan bakar minyak, sangat
memungkinkan.
Pembuatan
Arang Sekam
Pembuatan arang sekam dimaksudkan
untuk memperbaiki sifat fisik sekam agar lebih mudah ditangani dan dimanfaatkan
lebih lanjut. Salah satu kelemahan sekam bila digunakan langsung sebagai sumber
energi panas adalah menimbulkan asap pada saat dibakar. Hal ini mengakibatkan
bahan yang dikeringkan berbau asap dan warna bahan berubah sehingga menurunkan
kualitas bahan di samping menimbulkan polusi udara. Selain itu, bila sekam
digunakan langsung sebagai media tumbuh tanaman akan mendorong tumbuhnya
bakteri pembusuk akar dan jamur rhizophonia. Pembuatan arang sekam dapat
dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan sistem drum statis.
Caranya drum statis diisi penuh dengan sekam kering, kemudian ditutup dan
dipasang ce-robong asap. Proses selanjutnya adalah menyemprotkan minyak ta-nah
pada lapisan sekam paling atas kemudian dibakar. Pembakaran se-kam dimulai dari
lapisan paling atas dan sekam yang telah menjadi bara api akan merembetkan api
ke lapis-an bawah. Cara ini membutuhkan waktu 2-3 jam dengan hasil sekam yang
tidak terbakar kurang dari 1% dan kadar abu 5%. Cara lain yaitu pembakaran dengan
sistem cerobong asap. Cerobong mempunyai diameter 10 cm, tinggi 1 m dan di
sepanjang silinder dibuat lubang. Pada bagian bawah cerobong dibuat rumah
cerobong berbentuk segi empat. Pembuatan arang sekam dilakukan dengan cara meletakkan
bara api di lantai kemudian ditutup dengan rumah cerobong.
Sekam kering ditumpukkan di
sekitar cerobong sehingga terjadi perambatan panas dalam tumpukan sekam. Sekam
yang telah menjadi bara selanjutnya didinginkan sehingga terbentuk arang sekam.
Pencetakan briket arang sekam dapat dilakukan secara manual dengan peralatan
yang sederhana berupa bambu berdiameter 10 cm dan tinggi 7 cm sesuai dengan
ukuran yang dikehendaki. Arang dibuat adonan dengan cara dicampur dengan air
secukupnya dan untuk merekatkannya ditambahkan tanah liat atau bahan perekat
lainnya. Adonan dicetak dalam tabung bambu kemudian dikeringkan. Peluang
Pemasaran Di tingkat penggilingan, harga sekam kering sekitar Rp50/kg dan bila
diolah menjadi arang sekam harganya menjadi hampir Rp150/kg.Ternyata sentuhan
teknologi pengolahan sederhana tersebut mampu memberikan nilai tambah
yang cu-kup besar.
Harga arang sekam di tingkat petani
bunga dan petani sayuran dapat mencapai Rp700-Rp750/kg. Pemanfaatan arang
se-kam dalam bentuk briket masih ter-batas, namun prospeknya cukup ce-rah
karena harganya lebih bersaing dibanding arang kayu. Harga arang kayu sekitar
Rp1.000-Rp1.500/kg, sedangkan arang sekam Rp600/kg. Pangsa pasar arang sekam
antara lain adalah perusahaan peleburan bijih baja, industri hortikultura
terutama bunga potong dan paprika, serta rumah tangga. Briket arang sekam dapat
pula dikembangkan penggunaannya sebagai media tumbuh tanaman bernilaiekonomis
tinggi di samping sebagai bahan bakar ramah lingkungan. Untuk mendukung
pemanfaatan sekam sebagai bahan bakar alternatif, ada beberapa model tungku
yang dapat dikembangkan, antara lain tungku rumah tangga model Singer dan model
Sumarni serta tungku briket arang sekam terbuat dari plat besi. Hasil Samping
Pembuatan Arang Sekam Pembuatan arang sekam dan briket Arang sekam menghasilkan
produk ikutan berupa abu. Abu sekam dapat dimanfaatkan untuk abu gosok, bahan
ameliorasi tanah masam, dan bahan campuran dalam pembuatan semen hidrolik. Abu
sekam dapat pula dimanfaatkan untuk campuran batu bata pres.
Batu bata yang dibuat dari
semen abu sekam mempunyai kualitas yang lebih baik ditinjau dari kekuatan
tekannya (compressive strength) antara 175-450 kg/cm2, di samping mempu-nyai
kekuatan renggang (tensile strength), elastis, dan tahan asam. Abu sekam dapat
juga dimanfaatkan dalam pengolahan karet. Pencampuran 6 bagian abu sekam dengan
10 bagian karet alam menghasilkan karet dengan kekuatan renggang 207 kg/cm2 dan
elastisitas 63,6 kg/cm2. Sifat perpanjang-an karet juga lebih baik dibanding
yang diolah menggunakan kaolin atau tanah liat. Karet yang diolah menggunakan
abu sekam sebagai bahan penguat mempunyai sifat medium thermal black (Sigit
Nugraha dan Jetty Setiawati).
SUMBER
::
- pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/wr254033.pdf
- balitpasca@deptan.go.id
Berikut gambar berbagai penggunaan arang dari sekam
padi.
No comments:
Post a Comment