Hai sobat blogger. Ini adalah tugas yang pernah kami buat dari satu mata kuliah di Kehutanan USU. Kebetulan yang bertugas mengumpul dan mengupload nya adalah aku. Waktu buka-buka laptop,lihat ini lagi, karena tugas ini waktu aku semester 6. Kalau dismpan-simpan, gak ada gunanya juga samaku, jadi aku bagikan saja di sini. Manatau ada yang memerlukannya. Selamat membaca... Salam Harjoshrian. *****
Tugas
Mata Kuliah Agroindustri Medan, Maret 2014
PENINGKATAN PRODUKSI NILAI TAMBAH DAN MUTU POHON
MULTIGUNA ASAM
JAWA ( Tamarindus indica L.) MELALUI
PERBAIAKAN TEKONOLOGI BUDIDAYA
Dosen Pembimbing:
Dr.
Agus Purwoko, S.Hut., M.Si
Disusun Oleh:
Winda
M Situmeang
111201163
HUT
6 D
PROGRAM STUDI
KEHUTANAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan hidayah-nya
penulis dapat menyelesaikan tugas kuliah Agroindustri ini dengan baik dan tepat waktu. Judul paper
ini adalah “Peningkatan Produksi Nilai Tambah dan Mutu Pohon Multiguna Asam
Jawa (Tamarindus indica L.) Melalui
Perbaikan Teknologi Budidaya”.
Penulisan
laporan untuk mengetahui budidaya pohon
multiguna yaitu pohon kapuk dan memprodusinya agar menambah nilai tambah dari
kapuk tersebut. Selain itu, penulisan paper
ini merupakan salah satu tugas kuliah Agroindustri
di Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Penulis
menyadari bahwa penulisan paper ini
mendapat banyak bantuan secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr.
Agus Purwoko, S.Hut., M.Si, sebagai dosen matakuliah Agroindustri yang telah memberikan
materi dengan baik dan benar.
Dalam
penulisan tugas ini, masih banyak kesalahan yang terjadi baik dalam penulisan
maupun penyajiannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah
ini berguna bagi kita semua.
Medan,
Maret 2014
Penulis
i
|
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................... i DAFTAR
ISI ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... iii
A.
POHON ASAM JAWA (Tamarindus
indica L.)................................... 1
B.
PROSES
BUDIDAYA ASAM JAWA.................................................. 2
1. Pembibitan...................................................................................... 2
2. Penanaman...................................................................................... 2
3. Pemeliharaan................................................................................... 3
4. Organisme
Pengganggu.................................................................. 4
C.
PEMANFAATAN
ASAM JAWA......................................................... 5
D.
PROSES
PRODUKSI ASAM JAWA................................................... 8
E.
KESIMPULAN....................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
ii
|
DAFTAR
GAMBAR
Halaman
1. Biji
Asam Jawa............................................................................................. 4
iii
|
A.
POHON ASAM
JAWA (Tamarindus indica L.)
Asam jawa yang bernama ilmiah Tamarindus
indica L. adalah sebuah tanaman daerah tropis dan termasuk tumbuhan berbuah
polong. Batang pohon asam yang cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan
daunnya rindang. Pohon asam bertangkai panjang, sekitar 17 cm dan bersirip
genap, dan bunganya berwarna kuning kemerah-merahan dan buah polongnya berwarna
coklat dan tentu saja berasa khas asam. Biasanya di dalam buah polong buah juga
terdapat biji berkisar 2-5 yang berbentuk pipih dengan warna coklat agak
kehitaman (Wikipedia, 2011a).
Tanaman asam jawa (Tamarindus indica L.)
merupakan tanaman yang berasal dari daerah savana yang gersang di Afrika,
termasuk famili Leguminosae. Hampir semua bagian tanaman asam dapat digunakan
untuk berbagai keperluan sehari-hari. Daging buah asam jawa sangat populer
dalam aneka bahan masakan atau bumbu di berbagai belahan dunia. Buah yang muda
biasa digunakan sebagai bumbu sayur asam atau campuran rujak. Buah yang telah
masak dapat disimpan lama setelah dikupas dan sedikit dikeringkan dengan
bantuan sinar matahari, yang biasa disebut asam kawak. Selain sebagai bumbu,
asam kawak dapat dipergunakan untuk memberikan rasa asam atau untuk
menghilangkan bau amis ikan, selain itu biasa digunakan sebagai bahan sirup,
selai, gula-gula, dan obat tradisional jamu.
Di samping daging buah,
banyak bagian pohon asam yang dapat dijadikan bahan obat tradisional. Daun
mudanya digunakan sebagai tapal untuk mengurangi radang dan rasa sakit di
persendian, di atas luka atau pada sakit rematik. Daun muda yang direbus untuk
mengobati batuk dan demam. Kulit kayunya yang ditumbuk digunakan untuk
menyembuhkan luka, borok, bisul dan ruam, adapun tepung bijinya dapat
dipergunakan untuk mengobati disentri dan diare.
1
|
Saat ini tepung biji asam sangat
berperan dalam industri tekstil Indonesia, yaitu sebagai pengental cetak
tekstil. Untuk itu Indonesia masih mengimpor tepung biji asam dari India
lantaran ketiadaan tepung ini di tanah air. Dengan tepung biji asam sebagai
pengental, mendapatkan hasil kekakuan kain dan kekuatan warna yang lebih baik
daripada pengental komersial yang beredar dipasaran, adapun kelebihan lainnya
dari tepung ini adalah tidak bereaksi dengan serat kain maupun zat warna.
Daging buah asam jawa mengandung
8-14% asam tartarat, 30-40% gula, serta sejumlah kecil asam sitrat dan kalium
bitaetrat sehingga berasa sangat masam. Warna asli daging asam adalah kuning
kecoklat-coklatan. Akibat pengaruh pengolahan, warnanya berubah menjadi
kehitam-hitaman. Pulp buah asam yang masak mengandung air sekitar 63,3-68,6%,
bahan padat total 31,3 36,6%, protein 1,6-3,1%, lemak 0,27-0,69%, sukrosa
0,1-0,8%, selulosa 2,0-3,4%, dan abu 1,2-1,6%. Abu dari tanaman asam tersusun
atas kalium, silikon, natrium, fosfor, dan kalsium. Asam tartarat merupakan
komponen asam yang paling utama dalam pulp. Kandungan asam dalam pulp asam
berkisar antara 8-16%, sedangkan asam lainnya total hanya sekitar 3% dari berat
pulp (Rukmana, 2005).
Buah asam jawa yang masak di pohon
diantaranya mengandung nilai kalori sebesar 239 kal/100 gram, protein 2,8
gram/100 gram, lemak 0,6 gram/100 gram, hidrat arang 62,5 gram/100 gram,
kalsium 74 miligram/100 gram, fosfor 113 miligram/100 gram, zat besi 0,6
miligram/100 gram, vitamin A 30 miligram/100 gram, vitamin B10,34 miligram/100
gram, vitamin C 2 miligram/100 gram (Wikipedia, 2011a).
Melihat beberapa peluang seperti bahan baku biji
asam yang mudah didapat, banyaknya manfaat asam jawa dan peluang usaha yang menggiurkan, maka saya
memiliki keinginan untuk mengoptimalkan fungsi limbah sehingga mampu memberikan
nilai tambah bahkan menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat sekitar
seperti produk jelli.
2
|
B.
PROSES BUDIDAYA ASAM JAWA (Tamarindus
indica L.)
1.
Syarat
tumbuh
Asam
tumbuh baik pada variasi kondisi tanah dan iklim yang luas. Tanaman ini tumbuh
di tanah berpasir atau tanah liat, mulai dataran rendah sampai dataran menengah
(sampai 1000 m dpl., kadang-kadang 1500 m dpl.). Sistem perakarannya yang
sangat ekstensif berperan positif terhadap tahannya akan kekeringan dan angin
kencang. Di daerah tropik basah (curah hujan > 4000 mm) pohon asam tidak
mampu berbunga, dan diperlukan kondisi basah pada tahap akhir perkembangan
buahnya.
2.
Pedoman Budidaya
Asam dapat
diperbanyak dengan benih, pencangkokan, penyambungan, dan penempelan. Anakannya
yang berumur satu tahun atau kurang sudah cukup besar untuk .ditanam di
lapangan, tetapi mungkin sifatnya berbeda dengan induknya. Pohon induk yang
baik biasanya diperbanyak secara vegetatif. Penempelan perisai (shield budding)
dan penempelan tambalan (patch budding) serta sambung-celah (cleft grafting)
merupakan metode yang cepat dan dapat dipercaya. Pohon hasil perbanyakan secara
penempelan atau penyambungan ditanam di kebun pada awal musim hujan dengan
jarak tanam 8-10 m.
3.
Pemeliharaan
Perawatan pohon asam pada umumnya
minim dan dilakukan pemeliharaan secara intensif. Perlakuan ini dimungkinkan
karena pohon hasil penyambungan sudah dapat berbuah pada umur 3-4 tahun..
Langkah-langkah pengaturan ukuran pohon mencakup jarak tanam yang rapat
(kira-kira 500 batang per hektar) dan pemangkasan untuk memperbaharui cabang
penghasil buah.
4.
Organisme
Penggangu
3
|
C.
PEMANFAATAN ASAM JAWA (Tamarindus
indica L.)
Gambar 1. Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.)
a.
Tepung biji Asam jawa
Saat ini tepung biji asam sangat
berperan dalam industri tekstil Indonesia, yaitu sebagai pengental cetak
tekstil. Untuk itu Indonesia masih mengimpor tepung biji asam dari India
lantaran ketiadaan tepung ini di tanah air. Dengan tepung biji asam sebagai
pengental, mendapatkan hasil kekakuan kain dan kekuatan warna yang lebih baik
daripada pengental komersial yang beredar dipasaran, adapun kelebihan lainnya
dari tepung ini adalah tidak bereaksi dengan serat kain maupun zat warna.
4
|
Berdasarkan data Dinas Perkebunan
dan Kehutanan Propinsi NTT, di propinsi tersebut terdapat potensi
sebanyak 3.000 ton biji asam pertahun atau setara dengan 2.700 ton tepung biji
asam pertahun. Dari jumlah potensi tersebut sebanyak 80% diperoleh dari
pertanaman asam jawa dari Kabupaten TTS yang mempunyai pertanaman terluas di
Propinsi NTT. Hampir sebagian besar hutan di Kabupaten TTS didominasi
oleh pohon asam, dimana pohon asam tumbuh dengan sendirinya tanpa adanya
unsur kesengajaan untuk menanamnya. Beruntung, pohon asam tidak rewel seperti
tanaman yang lain, di hutan-hutan pohon asam tumbuh secara alamiah, kokoh berdiri
tidak perlu dirawat. Menjelang musim panen, yakni pada bulan Agustus, September
dan Oktober masyarakat ramai-ramai masuk keluar hutan memburu asam, pohon asam
di hutan tidak punya pemilik, siapa saja bebas memetik dan atau memungut
buahnya yang jatuh ke tanah. Selama ini masyarakat TTS mengolah buah asam
menjadi asam kawak, dengan produksi asam kawak mencapai 2.000 – 3.000 ton
pertahun.
Sangatlah bijak bila
pemerintah memberdayakan potensi biji asam jawa di NTT, tidak hanya
sekedar dimanfaatkan untuk makanan ternak, tetapi diolah menjadi komoditas
yang mempunyai nilai tambah tinggi, yaitu dengan membangun industri
pengolahan tepung biji di propinsi tersebut. Teknologi proses pengolahan
biji asam menjadi tepung sangat sederhana, yaitu dimulai dengan seleksi biji
asam, penyanggraian, pengelupasan kulit, pemasakan biji, pengeringan sampai
proses penggilingan/penghalusan dengan ukuran 100 mesh. Karenanya,
industri ini dapat dilakukan pada skala rumah tangga maupun UMKM (Usaha Mikro
Kecil dan Menengah), dan sudah menjadi tanggung jawab pemerintah untuk
menyediakan teknologi maupun alih teknologinya, berikut bantuan permodalan
melalui kredit perbankan berbunga lunak. Dan mengingat bahwa industri skala
rumah tangga maupun UMKM merupakan industri padat karya, maka industri
pengolahan tepung biji asam akan menyerap banyak tenaga kerja yang berdampak
pada peningkatan ekonomi masyarakat. Untuk jangka panjang, dalam menjamin
ketersediaan bahan baku dan kesinambungan industri ini, harus sudah
direncanakan pengembangan budidaya tanaman ini kedepan yang dilakukan secara
komersial dan professional.
5
|
b. Pemanfaatan obat
1.
Sukar Tidur
Ambil daun asam
secukupnya, keringkan lalu dipakai pengisi bantal kepala. Tidulah dengan bantal
ajaib ini, memang aneh, tapi buktikan saja maka anda bisa terlelap.
2.
Mencegah
Rambut Rontok
Buah asam yang sudah
tua dicampur sedikit air, dipakai untuk mengurut kulit kepala lalu rambut
dicuci bersih dengan shampo.
3.
Gatal-Gatal
atau Biduran
Asam kawak sebesar
telur ayam, umbi temulawak, gula aren dan 2 gelas air, direbus sampai tersisa 1
gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum.
4.
Rematik/Bengkak
karena terpukul
Ambil sinom atau daun
muda asam secukupnya dan rimpang kunyit ditumbuk halus lalu diseduh dengan
sedikit ari panas lalu dipakai menurap bagian yang sakit. Atau bisa memakai
buah asam tanpa biji dilumatkan seperti bubur, panaskan sebentar lalu dipakai
menurap bagian yang sendi yang sakit.
5.
Penggunaan
lain :
Daun muda yang digiling
bersama kunyit, dapat dipergunakan sebagai obat kompres penyakit rematik, bisul
dan eksim. Selain
khasiat yang disebutkan diatas,manfaat asam jawa untuk kesehatan tubuh lainnya
yaitu bisa berfungsi sebagai obat pencahar.Menurut Ir.Wahyu Soeprapto,salah seorang
ahli tanaman obat dari malang.Asam jawa mengandung salah satu senyawa
yaitu asam tatrat,jenis asam ini bisa
berperan sebagai pencahar bagi mereka yang mengalami sulit buang air.Selain itu
karena sifatnya menjadi gel dengan menyerap cairan,asam jawa juga bisa dipakai
untuk menghancurkan lemak, sehingga baik juga digunakan sebagai salah satu
program diet anda.Daun asam jawa mengandung flavonoid, bersifat anti
radang dan menghilangkan rasa sakit.
6
|
D.
PROSES PRODUKSI OLAHAN
ASAM JAWA
Pembuatan Jelli
1.
Pengupasan
Pengupasan bertujuan untuk
memisahkan antara kulit, biji, dan daging buah. Menghilangkan bagian yang tidak
dapat dimakan, kotoran-kotoran dan bagian-bagian yang menyebabkan mutu turun
dan menghasilkan kualitas yang baik (Pujimulyani, 2009).
2.
Sortasi
Sortasi yaitu pemilihan bahan untuk
memilih bahan segar, utuh, tidak cacat dan ukuran, warna serta bentuk yang
seragam. Tidak cacat yang dimaksud adalah buah tidak berjamur atau diserang
mikroba dan tidak terjadi kerusakan mekanis selama pemetikan dan pengolahan
bahan (Pujimulyani, 2009). Sortasi dan penggolongan mutu sangat diperlukan untuk
menggolongkan buah sesuai dengan ukuran dan ada tidaknya cacat. Penggolongan
mutu atau grading adalah klasifikasi komoditi dan kelompok menurut standart
komersil yang dapat diterima (Satuhu, 1996).
3. Perebusan
Perebusan buah dimaksudkan untuk mengekstraksi
pektin dan memperoleh sari buah. Perebusan ini dilakukan dengan menambahkan air
yang banyaknya tergantung pada kandungan air buah (Pujimulyani, 2009). Perebusan
yang berlebihan pada buah yang akan dibuat jelli akan menyebabkan penguapan
asam, pemecahan pektin, serta kerusakan cita rasa dan warna (Wikipedia, 2011b).
Pada pembuatan jelli, buah direbus untuk mengekstrak pektin dan menginaktivasi
enzim penghidrolisis pektin. Perebusan kedua untuk memekatkan jus sampai titik
kritis di mana gel terbentuk dari sistem pektin, gula, asam yang digunakan.
Perebusan yang berlebihan menyebabkan penguapan asam, pemecahan pektin, serta
kerusakan cita rasa dan warna (Estiasih dan Ahmadi, 2009).
4.
Ekstraksi sari buah
7
|
5.
Penambahan gula
Gula terlibat dalam pengawetan dan
pembuatan beraneka ragam produkproduk makanan. Beberapa diantaranya yang biasa
dijumpai termasuk selai, jelli, marmalade, sari buah pekat, sirup buah-buahan,
susu kental manis. Apabila gula ditambahkan ke dalam bahan pangan dengan
konsentrasi yang tinggi (paling sedikit 40% padatan terlarut) sebagian dari air
yang ada menjadi tidak tersedia untuk pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas
air dari bahan pangan akan berkurang (Buckle et al., 1987).
Gula yang ditambahkan tidak boleh
lebih dari 65% agar terbentuknya Kristal-kristal di permukaan gel dapat
dicegah. Dalam perdagangan dikenal istilah jelly grade yang ditentukan
berdasarkan jumlah gula yang diperlukan oleh 1 lb pectin untuk membentuk
gel. Grade pektin 100 bererti untuk membentuk jelli, diperlukan 100 lb
gula untuk setiap 1 lb pektin (Winarno, 1997).
6.
Pemasakan
Pemasakan dilakukan dengan cara
yang singkat untuk mencegahterjadinyahidrolisa gula dan pektin yang menyebabkan
kegagalan pengolahan jelli serta merusak warna dan flavor produk. Selama
pemasakan disertai denganpengadukan yang konstan. Pemasakan ini merupakan suatu
tahapan yang sangatpenting dalam pembuatan jelli. Campuran buah didihkan selama
20 menitsehingga jika didinginkan akan membentuk gel (Pujimulyani, 2009).
E.
KESIMPULAN
Asam jawa (Tamarindus indica L.) merupakan pohon multiguna karena
semua bagiannya dapat dimanfaatkan oleh manusia. Walaupun, pada
umumnya masyarakat lebih menyukai asam jawa untuk berbagai keperluan dapur. Untuk itu, diadakan produksi lebih lanjut
untuk menambah nilai guna asam jawa
misalnya
yaitu pemanfaatan biji asam
jawa, kulit pohonnya, ekstrak daun asam jawa, pembuatan jelli dan lain sebagainya.
1
|
8
|
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat
Budidaya Tanaman Tahunan. 2008. Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta.
Juanda JS D dan
Bambang C. 1999. Asam Jawa Budi Daya
dan Analisis Usaha Tani. Kanisius. Yogyakarta.
Mulyadi,
A. 2010. Proses Produksi Asam Jawa. Diakses dari: http://d5d.org/bentuk-sel-batang-kapuk#.UU8hrhdHJoc [1 Maret 2013] [12.12 WIB].
|
No comments:
Post a Comment