Tuesday, January 12, 2016

PENGOLAHAN BUAH KELAPA (Cocos nucifera) MENJADI OBAT TRADISIONAL PENCEGAH KEMBUNG DALAM KEMASAN MODERN




 Hai sobat blogger. Ini adalah tugas yang pernah kami buat dari satu mata kuliah di Kehutanan USU. Kebetulan yang bertugas mengumpul dan mengupload nya adalah aku. Waktu buka-buka laptop,lihat ini lagi, karena tugas ini waktu aku semester 6. Kalau dismpan-simpan, gak ada gunanya juga samaku, jadi aku bagikan saja di sini. Manatau ada yang memerlukannya. Selamat membaca... Salam Harjoshrian...


*****
Nurfalah Siregar
PENGOLAHAN  BUAH KELAPA (Cocos nucifera) MENJADI
OBAT TRADISIONAL PENCEGAH KEMBUNG DALAM KEMASAN MODERN


1.      Deskripsi Umum
Gambar 1. Kelapa

Kelapa merupakan tanaman perkebunan atau industri berupa batang lurus dari famili palmae. Ada dua pendapat mengenai asal usul kelapa yaitu dari Amerika Selatan menurut D. F. Cook, Van Martius Beccari dan Thor Herjerdahl dan dari Asia atau Indo Pasific menurut Berry, Wearth, Mearil, Mayurathan, Lepesma, Pureseglove. Kata coco pertama kali digunakan oleh Vasco da Gama atau dapat juga disebut Nux Indica, al djanz al kindi, ganz-ganz, nargil, narlie, tenga, temuai, coconut dan pohon kehidupan.
Hasil kelapa yang diperdagangkan sejak zaman yang sejak abad ke-17 telah dimasukkan ke Eropa dari Asia karena perdagangan tersebut terus meningkat, maka modal asing di Indonesia terutama Belanda, mulai menaruh minat terhadap kemungkinan memperkebunkan kelapa. Adapun klasifikasi Kelapa (Cocos nucifera L.) adalah sebagai berikut:
                                      Kingdom                : Plantae
                                      Subkingdom          : Tracheobionta
                                      Super divisi            : Spermatophyta
                                      Divisi                     : Magnoliophyta
                                      Kelas                      : Liliopsida
                                      Subkelas                 : Arecidae
                                      Ordo                      : Arecales
                                      Famili                     : Arecaceae
                                      Genus                     : Cocos
                                      Spesies                   : Cocos nucifera L.

Perkebangan perkelpaan di indonesia akhir-akhir ini cukup menggembirakan, terutama dengan dilaksanakannya program perluasan, peremajaan dan rehabilitasi pertanaman. Pendekatan berupa pengembangan kelapa rakyat melalui proyek-proyek PRPTE (Proyek Peremajaan, Rehabilitasi dan Perluasan Tanaman Ekspor), yang diharapkan akan membawa hasil yang baik.demikian pula program perluasan tanaman melaui PIR (perkebunan Inti Rakyat) yang dilaksanakan oleh PT Perkebunan dan proyek-proyek pengembangan kelapa rakyat (SCDP).
2.  Proses Pembuatan
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan obat tradisional adalah kelapa. Bagian kelapa yang digunakan adalah buah kelapa yaitu air kelapa. Obat tradisional dari kelapa murni adalah air kelapa yang diambil dari buah kelapa dengan cara khusus. Pada umumnya air kelapa muda dengan cara ekstraksi, Tanpa penambahan enzim atau bahan kimia sehingga tidak merusak kandungan obat didalamnya.
Komposisi bahan                                                                         Kadar Kandungan
                                                                                                            (gr/100ml)
Total padatan                                                                                  15, 20 – 19,70
Sukrosa                                                                                           12, 30 – 17,40
Abu                                                                                                   0, 11 – 0,41
Protein                                                                                              0, 23 – 0,32
Vitamin C                                                                                       16, 0 – 30,0
Berat Jenis pada 290C                                                                    1,058- 1,077
Gambar 2. Komposisi Kelapa Menjadi Obat Tradisional dalam bentuk kemasan modern

Obat tradisional kelapa murni diproses dari pengolahan kelapa segar melalui pembuatan ekstrak. Metode ini merupakan cara pengolahan sederhana yang hanya memodifikasi sebagian dari pengolahan kelapa secara tradisional.  Oleh karena itu metode ini dapat dilakukan pada tingkat petani, karena alat yang digunakan juga sederhana. Air kelapa murni adalah kelapa bermutu tinggi dengan kadar air rendah 0,02-0,03%, kadar asam lemak bebas 0,02%, tidak berwarna (bening), berbau harum, dan berdaya simpan 6-8 bulan. Air kelapa murni merupakan produk alami yang sangat bermanfaat untuk gizi, kesehatan, dan perawatan kecantikan.
Pengolahan air kelapa murni sebagai berikut  air kelapa dikeluarkan dari bonggolan utuh kelapa. Setelah air kelapa murni dikeluarkan, ditandai dengan terpisahnya air dan daging kelapa , bahan yang dikeluarkan lalu disaring sehingga diperoleh air kelapa murni yang belum masak. Air kelapa murni yang belum masak dipanaskan pada suhu pemanasan. Selanjutnya air kelapa murni dan disaring menggunakan kertas saring.  Produk akhir yang diperoleh adalah air kelapa bening
Gambar 3. AirKelapa Murni

2.      Penanganan Proses Panen
Panen dapat dilakukan jika kelapa sudah berumur ± 12 bulan, 4/5 bagian kulit kering, berwarna coklat, kandungn air berkurang dan bila digoyang berbunyi nyaring. Cirinya adalah bagian kulit kering, bila digoyang berbunyi nyaring, berwarna coklat, dan kandungan air berkurang.
Cara panen buah kelapa antara lain dengan:
-        Buah kelapa dibiarkan jatuh: kekurangan metode ini adalah buah yang jatuh sudah lewat masak, sehingga tidak sesuai untuk bahan baku kopra atau bahan baku kelapa parutan kelapa kering.
-        Cara panen dengan galah: menggunakan bambu yang disambung dan ujungnya dipasang pisau tajam berbentuk pengait. Kemampuan pemetikan rata-rata 100 batang/orang/hari.
-        Dipanjat: dilakukan pada musim kemarau saja. Keuntungan yaitu (1) dapat membersihkan mahkota daun; (2) dapat memilih buah kelapa siap panen dengan kemampuan rata-rata 25 batang per-orang. Kelemahan adalah merusak batang, karena harus membuat tataran untuk berpijak.
-        Di beberapa daerah di Pulau Sumatera, sering kali pemetikan dilakukan oleh kera. Kecepatan pemetikan oleh kera 400 butir sehari tetapi kera kurang selektif serta tidak dapat membersihkan mahkota daun.
Produksi buah bergantung varietas tanaman kelapa, umur tanaman, keadaan tanah, iklim, dan pemeliharaan. Biasanya tanaman kelapa yang baik menghasilkan rata-rata 2,0-2,3 ton kopra/ha/tahun pada umur 12-25 tahun. Sedangkan untuk kelapa hibrida pada umur 10-25 tahun mampu menghasilkan rata-rata 3,9 ton/ha/tahun. Jika kelapa diolah menjadi VCO maka dengan fermentasi terhadap VCO diperoleh rendemen minyak sebesar 33,2% dengan warna bening; berat jenis 0,9160 gr/cm3; kekentalan 0,4717 gr/cm.s; bilangan asam 0,472; bilangan penyabunan 214,58; dan bilangan peroksida 1,287 meq/kg. Sedangkan untuk analisa VCO pasaran diperoleh; berat jenis 0,9160 gr/cm3; kekentalan 0,4106 gr/cm.s; bilangan asam 1,663; bilangan penyabunan 212,89; dan bilangan peroksida 5,841 meq/kg.

3.      Pemasaran, Prospek dan Kebijakan
a.      Pemasaran
Setelah mengetahui potensi besar dari tanaman kelapa yang belum termanfaatkan dengan baik, maka kita perlu mengembangkan dan menyempurnakan pengolahan komoditi ini. Untuk menunjukkan bukti pentingnya pengolahan maka pertama-tama kita coba membandingkan harga kelapa (kopra) sebelum diolah dengan sesudah diolah.
-        Satu kg kopra dihargai Rp 2.500-3.000. Satu kg kopra diperoleh dari 4-5 butir kelapa. Jika harga 1 butir kelapa Rp 350, setara dengan Rp 1750 bahan baku ditambah biaya produksi per kg = Rp 500. Artinya Harga Pokok Produksi Kopra adalah Rp (1750+500) = Rp 2.250. Ada margin keuntungan Rp 250-750.
-        Sekarang kita bandingkan jika petani mengolah kelapa menjadi oat tradisional dalam bentuk kemasan modern. 1 liter air kelpa murni diperoleh dari 10 butir kelapa. Harga per butir Rp 350. Biaya produksi Rp 1000. Artinya Produksi 1 liter air kelapa murni memerlukan dana = Rp 3500 + Rp 1000 = Rp 4.500. Kemudian dari air kelapa murni diolah lagi menjadi obat tradisional. Biaya produksi untuk menjadi minyak goreng per liter = Rp 1000. Kemudian obat trasisional air kelapa murni dijual dengan harga Rp 10.000. Maka keuntungan akan diperoleh sebesar (10.000 – (4500 + 1000)) = Rp 4.500. Untung dari mengolah obat tradisional dari air kelapa murni adalah 4500/liter. Itu masih belum ditambah keuntungan dari penjualan obat tradisional dalam bentuk kemasan modern sisa (second).
Dari kasus ini dapat dilihat, jika faktor produksi jalan maka keuntungan akan bertambah. Jika 1 kg kopra memperoleh keuntungan maksimal Rp 750, sedangkan jika dibuat obat tradisional air kelapa murni dalam kemasan modern maka keuntungan 1 liter bisa mencapai Rp 4500.

b.      Prospek
Menurut http://produkkelapa.wordpress.com, ada 10 alasan yang menjadi dasar obat tradisional air kelapa murni dalam kemasan modern  harus segera dikembangkan, antara lain:
-        Bahan dasar dari obat tradisional air kelapa murni dalam kemasan modern lebih bersih, berkhasiat dan terhindar dari jamur.
-        Dalam pengolahan obat tradisional air kelapa murni dalam kemasan modern tidak ada tambahan bahan kimia lain, selain NaOH yang berfungsi sebagai pengikat FFA menjadi gliserol / sabun.
-         Obat tradisional air kelapa murni dalam kemasan modern tidak cepat tengik atau tahan lama bisa mencapai 2-3 tahun.
-        Proses mudah bisa dikerjakan oleh masyarakat biasa.
-        Biaya proses murah.
-        Menjadi alternatif pengolahan pasca tradisional air kelapa murni dalam kemasan modern yang tidak terserap pasar.
-        Cocok diterapkan untuk model pengembangan ekonomi di pedesaan.
-        Kualitas minyak goreng standar SNI.
-        Serapan pasar terjamin.
-        Mendidik masyarakat untuk hidup lebih sehat dengan banyak mengkonsumsi tradisional air kelapa murni dalam kemasan modern.
Sekarang mari kita pantau segala produksi obat tradisional air kelapa murni dalam kemasan modern tersebut dari teknologi alatnya. Dari sisi alat, pengolahan kelapa menjadi obat tradisional air kelapa murni dalam kemasan modern maupun bahan lainnya, kita bisa memanfaatkan alat yang product focussed (continuous process). Alasannya adalah karena alat tersebut bisa menampung volume yang besar untuk industri kelapa, serta bernilai guna sangat tinggi (high utilization). Hal tersebut terjadi karena produksi kelapa nasional sangat tingggi, apalagi jika diurus dengan benar. Selain itu kelapa juga bisa panen kapan saja (tidak terlalu tergantung musim) Sehingga pemilihan alat yang product focussed bisa menjadi sangat optimal dan sangat bermanfaat dalam industri kelapa ini. Melihat potensi yang besar dari binis ini maka seharusnyalah kita bersama pemerintah segera bergerak untuk melaksanakannya, agar kesejahteraan petani serta bangsa Indonesia bisa lebih cepat meningkat.

c.       Kebijakan
Penanganan usahatani, pengolahan dan pemasaran hasil kelapa yang efekif  membutuhkan wadah permanen kelompok tani/gapoktan dengan unit pengolahannya pada sentra produksi sebagai wilayah pengembangan. Untuk optimal pemberdayaan wadah kelompok tani, diperlukan sistem keterkaitannya dengan pihak industri skala besar/eksportir sebagai mitra, agar para kelompok tani/gapoktan dapat memperoleh manfaat yang tercipta dalam proses industrialisasi kelapa.
        Keberhasilan pelaksanaan intensifikasi dan pengembangan produk diversifikasi kelapa oleh kelompok tani/gapoktan melalui program khusus yang dilaksanakan secara massal, sangat memerlukan dukungan sarana produksi, alat pengolahan kelapa dan pembinaan dari instansi terkait dan dukungan pemerintah/lembaga keuangan.











Referensi:
Ahmad. 2008. Budidaya Kelapa (Cocos nucifera L). Diakses dari          http://www.dekindo.com/content/artikel/budidaya_kelapa.pdf [10 Maret 2014] [13.29 WIB].
Djohana. 1982. Bertanam Kelapa. Milik Negara Tidak diperdagangkan.Kanisius. Medan.
Herbal Indonesia. 2011. VCO Kapsul. Diakses dari http://www.obatherbal.net/ obat-tradisional/vco-kapsul [10 Maret 2014] [13.33 WIB]
http://balitka.litbang.deptan.go.id
http://produkkelapa.wordpress.com
Lay, A. dan Patrik M. P. 2012. Strategi dan Implementasi Pengembangan Produk Kelapa Masa Depan. Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain Manado. Manado.

No comments:

LIRIK LAGU TERBARU ROHAKKU - JUN MUNTHE