Hai sobat blogger. Ini adalah tugas yang pernah kami buat dari satu mata
kuliah di Kehutanan USU. Kebetulan yang bertugas mengumpul dan
mengupload nya adalah aku. Waktu buka-buka laptop,lihat ini lagi, karena
tugas ini waktu aku semester 6. Kalau dismpan-simpan, gak ada gunanya
juga samaku, jadi aku bagikan saja di sini. Manatau ada yang
memerlukannya. Selamat membaca... Salam Harjoshrian...
*****
Nurfalah Siregar
PENGOLAHAN
BUAH KELAPA (Cocos nucifera) MENJADI
OBAT
TRADISIONAL PENCEGAH KEMBUNG DALAM KEMASAN MODERN
1.
Deskripsi
Umum
Gambar 1. Kelapa
Kelapa merupakan tanaman perkebunan atau industri
berupa batang lurus dari famili
palmae. Ada dua pendapat mengenai asal usul kelapa yaitu dari Amerika Selatan
menurut D. F. Cook, Van Martius Beccari dan Thor Herjerdahl dan dari Asia atau
Indo Pasific menurut Berry, Wearth, Mearil, Mayurathan, Lepesma, Pureseglove.
Kata coco pertama kali digunakan oleh
Vasco da Gama atau dapat juga disebut Nux Indica, al djanz al kindi, ganz-ganz,
nargil, narlie, tenga, temuai, coconut dan pohon kehidupan.
Hasil kelapa yang diperdagangkan sejak zaman yang sejak
abad ke-17 telah dimasukkan ke Eropa dari Asia karena perdagangan tersebut
terus meningkat, maka modal asing di Indonesia terutama Belanda, mulai menaruh
minat terhadap kemungkinan memperkebunkan kelapa.
Adapun klasifikasi Kelapa (Cocos nucifera
L.) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super
divisi : Spermatophyta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Subkelas
: Arecidae
Ordo : Arecales
Famili
: Arecaceae
Genus
: Cocos
Spesies
: Cocos nucifera L.
Perkebangan perkelpaan
di indonesia akhir-akhir ini cukup menggembirakan, terutama dengan
dilaksanakannya program perluasan, peremajaan dan rehabilitasi pertanaman.
Pendekatan berupa pengembangan kelapa rakyat melalui proyek-proyek PRPTE
(Proyek Peremajaan, Rehabilitasi dan Perluasan Tanaman Ekspor), yang diharapkan
akan membawa hasil yang baik.demikian pula program perluasan tanaman melaui PIR
(perkebunan Inti Rakyat) yang dilaksanakan oleh PT Perkebunan dan proyek-proyek
pengembangan kelapa rakyat (SCDP).
2.
Proses Pembuatan
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan obat tradisional adalah
kelapa. Bagian kelapa yang digunakan adalah buah kelapa yaitu air kelapa. Obat tradisional
dari kelapa murni adalah air kelapa yang diambil dari buah kelapa dengan cara
khusus. Pada umumnya air kelapa muda dengan cara ekstraksi, Tanpa penambahan
enzim atau bahan kimia sehingga tidak merusak kandungan obat didalamnya.
Komposisi bahan Kadar
Kandungan
(gr/100ml)
|
Total padatan 15,
20 – 19,70
Sukrosa 12,
30 – 17,40
Abu 0, 11 – 0,41
Protein 0, 23 – 0,32
Vitamin C 16,
0 – 30,0
Berat Jenis pada 290C 1,058-
1,077
|
Gambar 2. Komposisi Kelapa Menjadi Obat Tradisional dalam bentuk
kemasan modern
Obat tradisional kelapa murni
diproses dari pengolahan kelapa segar melalui pembuatan ekstrak. Metode ini
merupakan cara pengolahan sederhana yang hanya memodifikasi sebagian dari
pengolahan kelapa secara tradisional. Oleh karena itu metode ini dapat
dilakukan pada tingkat petani, karena alat yang digunakan juga sederhana. Air
kelapa murni adalah kelapa bermutu tinggi dengan kadar air rendah 0,02-0,03%,
kadar asam lemak bebas 0,02%, tidak berwarna (bening), berbau harum, dan
berdaya simpan 6-8 bulan. Air kelapa murni merupakan produk alami yang sangat
bermanfaat untuk gizi, kesehatan, dan perawatan kecantikan.
Pengolahan air kelapa murni sebagai
berikut air kelapa dikeluarkan dari
bonggolan utuh kelapa. Setelah air kelapa murni dikeluarkan, ditandai dengan
terpisahnya air dan daging kelapa , bahan yang dikeluarkan lalu disaring
sehingga diperoleh air kelapa murni yang belum masak. Air kelapa murni
yang belum masak dipanaskan pada suhu pemanasan. Selanjutnya air kelapa murni
dan disaring menggunakan kertas saring. Produk akhir yang diperoleh
adalah air kelapa bening
Gambar 3. AirKelapa Murni
2.
Penanganan
Proses Panen
Panen dapat dilakukan
jika kelapa sudah berumur ± 12 bulan, 4/5 bagian kulit kering, berwarna coklat,
kandungn air berkurang dan bila digoyang berbunyi nyaring. Cirinya adalah
bagian kulit kering, bila digoyang berbunyi nyaring, berwarna coklat, dan
kandungan air berkurang.
Cara panen buah kelapa antara lain
dengan:
-
Buah kelapa dibiarkan jatuh: kekurangan
metode ini adalah buah yang jatuh sudah lewat masak, sehingga tidak sesuai
untuk bahan baku kopra atau bahan baku kelapa parutan kelapa kering.
-
Cara panen dengan galah: menggunakan
bambu yang disambung dan ujungnya dipasang pisau tajam berbentuk pengait.
Kemampuan pemetikan rata-rata 100 batang/orang/hari.
-
Dipanjat: dilakukan pada musim kemarau
saja. Keuntungan yaitu (1) dapat membersihkan mahkota daun; (2) dapat memilih
buah kelapa siap panen dengan kemampuan rata-rata 25 batang per-orang.
Kelemahan adalah merusak batang, karena harus membuat tataran untuk berpijak.
-
Di beberapa daerah di Pulau Sumatera,
sering kali pemetikan dilakukan oleh kera. Kecepatan pemetikan oleh kera 400
butir sehari tetapi kera kurang selektif serta tidak dapat membersihkan mahkota
daun.
Produksi buah
bergantung varietas tanaman kelapa, umur tanaman, keadaan tanah, iklim, dan
pemeliharaan. Biasanya tanaman kelapa yang baik menghasilkan rata-rata 2,0-2,3
ton kopra/ha/tahun pada umur 12-25 tahun. Sedangkan untuk kelapa hibrida pada
umur 10-25 tahun mampu menghasilkan rata-rata 3,9 ton/ha/tahun. Jika kelapa
diolah menjadi VCO maka dengan fermentasi terhadap VCO diperoleh rendemen
minyak sebesar 33,2% dengan warna bening; berat jenis 0,9160 gr/cm3; kekentalan
0,4717 gr/cm.s; bilangan asam 0,472; bilangan penyabunan 214,58; dan bilangan
peroksida 1,287 meq/kg. Sedangkan untuk analisa VCO pasaran diperoleh; berat
jenis 0,9160 gr/cm3; kekentalan 0,4106 gr/cm.s; bilangan asam 1,663; bilangan
penyabunan 212,89; dan bilangan peroksida 5,841 meq/kg.
3.
Pemasaran,
Prospek dan Kebijakan
a.
Pemasaran
Setelah mengetahui
potensi besar dari tanaman kelapa yang belum termanfaatkan dengan baik, maka
kita perlu mengembangkan dan menyempurnakan pengolahan komoditi ini. Untuk
menunjukkan bukti pentingnya pengolahan maka pertama-tama kita coba
membandingkan harga kelapa (kopra) sebelum diolah dengan sesudah diolah.
-
Satu kg kopra dihargai Rp 2.500-3.000.
Satu kg kopra diperoleh dari 4-5 butir kelapa. Jika harga 1 butir kelapa Rp
350, setara dengan Rp 1750 bahan baku ditambah biaya produksi per kg = Rp 500.
Artinya Harga Pokok Produksi Kopra adalah Rp (1750+500) = Rp 2.250. Ada margin
keuntungan Rp 250-750.
-
Sekarang kita bandingkan jika petani
mengolah kelapa menjadi oat tradisional dalam bentuk kemasan modern. 1 liter air
kelpa murni diperoleh dari 10 butir kelapa. Harga per butir Rp 350. Biaya
produksi Rp 1000. Artinya Produksi 1 liter air kelapa murni memerlukan dana =
Rp 3500 + Rp 1000 = Rp 4.500. Kemudian dari air kelapa murni diolah lagi
menjadi obat tradisional. Biaya produksi untuk menjadi minyak goreng per liter
= Rp 1000. Kemudian obat trasisional air kelapa murni dijual dengan harga Rp
10.000. Maka keuntungan akan diperoleh sebesar (10.000 – (4500 + 1000)) = Rp
4.500. Untung dari mengolah obat tradisional dari air kelapa murni adalah
4500/liter. Itu masih belum ditambah keuntungan dari penjualan obat tradisional
dalam bentuk kemasan modern sisa (second).
Dari kasus ini dapat dilihat, jika
faktor produksi jalan maka keuntungan akan bertambah. Jika 1 kg kopra
memperoleh keuntungan maksimal Rp 750, sedangkan jika dibuat obat tradisional
air kelapa murni dalam kemasan modern maka keuntungan 1 liter bisa mencapai Rp
4500.
b.
Prospek
Menurut
http://produkkelapa.wordpress.com, ada 10 alasan yang menjadi dasar obat
tradisional air kelapa murni dalam kemasan modern harus segera dikembangkan, antara lain:
-
Bahan dasar dari obat tradisional air
kelapa murni dalam kemasan modern lebih bersih, berkhasiat dan terhindar dari
jamur.
-
Dalam pengolahan obat tradisional air
kelapa murni dalam kemasan modern tidak ada tambahan bahan kimia lain, selain
NaOH yang berfungsi sebagai pengikat FFA menjadi gliserol / sabun.
-
Obat
tradisional air kelapa murni dalam kemasan modern tidak cepat tengik atau tahan
lama bisa mencapai 2-3 tahun.
-
Proses mudah bisa dikerjakan oleh
masyarakat biasa.
-
Biaya proses murah.
-
Menjadi alternatif pengolahan pasca tradisional
air kelapa murni dalam kemasan modern yang tidak terserap pasar.
-
Cocok diterapkan untuk model
pengembangan ekonomi di pedesaan.
-
Kualitas minyak goreng standar SNI.
-
Serapan pasar terjamin.
-
Mendidik masyarakat untuk hidup lebih
sehat dengan banyak mengkonsumsi tradisional air kelapa murni dalam kemasan
modern.
Sekarang mari kita
pantau segala produksi obat tradisional air kelapa murni dalam kemasan modern
tersebut dari teknologi alatnya. Dari sisi alat, pengolahan kelapa menjadi obat
tradisional air kelapa murni dalam kemasan modern maupun bahan lainnya, kita
bisa memanfaatkan alat yang product
focussed (continuous process). Alasannya adalah karena alat tersebut bisa
menampung volume yang besar untuk industri kelapa, serta bernilai guna sangat
tinggi (high utilization). Hal tersebut
terjadi karena produksi kelapa nasional sangat tingggi, apalagi jika diurus
dengan benar. Selain itu kelapa juga bisa panen kapan saja (tidak terlalu
tergantung musim) Sehingga pemilihan alat yang product focussed bisa menjadi sangat optimal dan sangat bermanfaat
dalam industri kelapa ini. Melihat potensi yang besar dari binis ini maka
seharusnyalah kita bersama pemerintah segera bergerak untuk melaksanakannya,
agar kesejahteraan petani serta bangsa Indonesia bisa lebih cepat meningkat.
c.
Kebijakan
Penanganan usahatani,
pengolahan dan pemasaran hasil kelapa yang efekif membutuhkan wadah permanen kelompok
tani/gapoktan dengan unit pengolahannya pada sentra produksi sebagai wilayah pengembangan.
Untuk optimal pemberdayaan wadah kelompok tani, diperlukan sistem
keterkaitannya dengan pihak industri skala besar/eksportir sebagai mitra, agar
para kelompok tani/gapoktan dapat memperoleh manfaat yang tercipta dalam proses
industrialisasi kelapa.
Keberhasilan pelaksanaan intensifikasi dan pengembangan produk
diversifikasi kelapa oleh kelompok tani/gapoktan melalui program khusus yang
dilaksanakan secara massal, sangat memerlukan dukungan sarana produksi, alat
pengolahan kelapa dan pembinaan dari instansi terkait dan dukungan
pemerintah/lembaga keuangan.
Referensi:
Ahmad.
2008. Budidaya Kelapa (Cocos nucifera L).
Diakses dari http://www.dekindo.com/content/artikel/budidaya_kelapa.pdf
[10 Maret 2014] [13.29 WIB].
Djohana.
1982. Bertanam Kelapa. Milik Negara Tidak diperdagangkan.Kanisius. Medan.
Herbal Indonesia. 2011. VCO
Kapsul. Diakses dari http://www.obatherbal.net/
obat-tradisional/vco-kapsul [10 Maret 2014] [13.33 WIB]
http://balitka.litbang.deptan.go.id
http://produkkelapa.wordpress.com
Lay, A. dan Patrik M. P. 2012.
Strategi dan Implementasi Pengembangan Produk Kelapa Masa Depan. Balai
Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain Manado. Manado.
No comments:
Post a Comment