*****
Paper Gagasan
Agroindustri Medan, Maret 2014
PENERAPAN GUDANG PIRAMIDA
UNTUK MENJAGA KEAWETAN HASIL KOMUNITI AGRO
Dosen
Penanggung Jawab
Dr. Agus Purwoko, S.Hut., M.Si.
Oleh :
Hamsyah R Harahap
111201134
HUT 5D
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam komuniti agro,
penyimpanan hasil produksi mendapat perhatian penting. Hasil produksi yang
hanya bersifat musiman menjadi kendala dalam kontinuetas produksi. Hal ini
dikarenakan keawetan hasil produksi harus dijaga.
Hasil produksi yang
bersifat buah, biji-bijian atau bahan pangan lain perlu dijaga keawetannya. Hal
ini dikarenakan akan berpengaruh pada kualitas bahan baku sendiri. untuk itu
perlu managemen yang tepat pada penyimpanan hasil produksi terutama untuk yang
bersifat musiman dan cepat busuk.
Piramida adalah
sebuah bangunan yang memiliki bentuk yang unik. Jika diteliti lebih jauh,
ternyata piramida memiliki kemampuan menjaga keawetan benda yang berada
didalamnya. Dengan kemampuan inilah piramida dapat menjaga keawetan hasil
produksi komuniti agro.
Rumusan Masalah
Gudang yang dapat menyimpan
hasil produksi komuniti agro yang dapat menjadi stock produksi yang bermanfaat
bagi kontinuetas pemasaran. Selain itu gudang ini harus dapat mempertahankan
keawetan bahan untuk komuniti agro yang bersifat musiman. Desain bangunan harus
mudah dikerjakan dan dapat diterapkan oleh petani kecil maupun petani berdasi.
Tujuan
Tujuan dari gagasan ini
adalah :
1. Membuat
hasil produksi komuditi agro lebih awet.
2. Menjadikan
kontinuetas produksi komuditi agro di pasar.
GAGASAN
Masalah
komuniti agro yang bersifat musiman seperti buah adalah kontinuetas produksi.
Untuk itu perlu dilakukan stock bahan agar tersedia bagi pasar. Ditambah lagi
permintaan yang bersifat naik turun menambah faktor yang harus dilakukan untuk
kontinuetas produksi.
Dalam
hal penyimpanan, keawetan bahan adalah target utama. Untuk komuniti agro yang
cepat busuk penanganan terhadap keawetan sangatlah penting. Salah satu desain
bangunan yang dapat mempertahankan keawetan adalah piramida.
Dikutip dari
heath kompas (2008) Janti Atmodjo, ahli metafisik dari Klinik Sanjiwani
mengatakan, piramida punya efek dehidrasi (mengeringkan) sehingga mampu
mengawetkan dan meningkatkan kualitas benda tertentu. Bahkan proses pembusukan
dan pertumbuhan jamur bisa terhenti karena ditaruh di dalam ruang
berbentuk piramida. Namun perlu diingat, pele-takan benda itu harus tepat
berada pada ketinggian sepertiga dari alas piramida. Itulah yang disebut
sebagai titik konservasi yang merupakan pusat energi tempat getaran atau
vibrasi energi menjadi satu.
Dengan kata
lain piramida adalah salah satu desain bangunan yang cocok dijadikan sebagai
gudang penyimpanan hasil komuditi agro dalam mempertahankan keawetan. Masalah
lain adalah bagaimana bisa piramida dapat mempertahankan benda yang cepat
membusuk.
Piramida dapat menyimpan
sayuran, buah dan lain lain dengan cara bahan akan terisi dengan daya vital dan
energy. Namun bahan akan sedikit mongering tetapi tidak membusuk. Hal ini
dikarenakan bahan akan kehilangan sebagian cairanya namun tidak mengubah rasa.
Selain itu desain bangunan piramida memiliki manfaat positif lainnya yang akan
berdampak baik bagi bahan baku.
Piramida dapat
memiliki kemampuan seperti itu dengan beberapa alasan. Salah satunya adalah ion
negative yang terdapat pada piramida. Apa sebenarnya
ion negative yang mempunyai efek begitu menakjubkan ini?? Ion adalah atom yang
mempunyai ion negative atau positif. Pada atom jumlah muatan muatan positif dan
negative sebanding , sehingga atom tidak memiliki muatan. Tapi oleh karena
sesuatu sebab, beberapa electron dapat meninggalkan atom (disebut juga electron
bebas), sehingga atom berubah menjadi ion positif atau sebaliknya menerima
electron bebas sehingga atom berubah menjadi ion negative, ion – ion ini tidak
stabil dan cenderung untuk berikatan. Selain ion negative dalam piramida,
beberapa peneliti juga menemukan bahwa piramida mengandung daya magnet yang
besar. Bahkan besar kekuatan magnet di dalam ruang raja adalah 4 kali di luar
piramida. Sedangkan besar kekuatan megnet di bagian tembok adalah 2 kali bagian
tengah (ruang raja). Artinya , kekuatan magnet di tembok piramida adalah 8 kali
dari pada besar di luar piramida (andhikawardana, 2009).
Permasalahan lain dalam penerapan
gagasan ini adalah cara membuat piramida. Sebenarnya piramida dapat dibuat
dengan bahan apapun. Karena desain piramida yang memberikan manfaat. Namun akan
lebih baik lagi manfaatnya jika menggunakan bahan baku seperti piramida yang asli.
Strategi
Penerapan
Penerapan
desain piramida sebagai gudang penyimpanan hasil prodiksi komiditi agro diharapkan diterapkan oleh para petani
kecil maupun petani berdasi dalam upaya mempertahankan keawetan bahan baku.
Untuk pembuatan bangunannya dapat dilakukan dengan menggunakan bahan baku
seperti baja ringan dan semen.
Penerapan
gudang dengan desain piramida dapat
dilakukan untuk komuniti agro yang bersifat musiman
seperti buah dan sayur. Diharapkan gudang ini dapat memberi stock bahan baku
yang akan berguna dalam mengimbangi permintaan pasar.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari
gagasan ini adalah :
1. Gudang
penyimpanan dengan desain piramida dapat menjadi penyimpanan hasil produksi
komuditi agro sebagai stock pasar
2. Gudang
penyimpanan dengan desain piramida dapat mempertahankan keawetan bahan baku
sehingga tidak mudah membusuk terutama untuk komuditi yang bersifat musiman
3. Gudang
penyimpanan dengan desain piramida dapat diterapkan untuk petani kecil dan
petani berdasi
DAFTAR PUSTAKA
http://andhikawardhana.blogspot.com/2009/10/rahasia-mummi-awet.html
(Diakses 17 Maret 2014 20.00 WIB).
http://health.kompas.com/read/2008/01/10/23551135/Piramida.Optimalkan.Kekuatan
(Diakses 17 Maret 2014 20.00 WIB).
http://pranaindonesia.wordpress.com/artikel-2/rahasia-piramid/
(Diakses 17 Maret 2014 20.00 WIB).
No comments:
Post a Comment